PDA

View Full Version : Satu Menit


andrestinky
8th June 2012, 08:11 PM
SEBELUM AGAN BACA

INGET YA KALO BAGUS KASIH ANE

:melonndan::melonndan::melonndan::melonndan:













[/quote][quote]





Satu Menit




[/spoiler] for :




Detik ke-1



Plik.



Mataku, bertemu dengan matanya.














for :




Detik ke-2



Elang



Aku langsung cepat-cepat mengalihkan pandangan. Beberapa meter di depanku ada 'dia', gadis yang bahkan tidak kuyakin namanya. Kasih. Mungkinkah itu namanya? Aku hanya menebak-nebak saja. Aku pernah dengar ada gadis bernama tersebut di angkatanku, dan sepertinya itu namanya.



Kasih



Namanya Elang. Teman sebangkuku yang sekarang, dulu pernah sekelas dengannya. Dan aku ngga tau kenapa dan sejak kapan, setiap kali kami berpapasan, kami selalu bertemu mata. Padahal aku tidak sedang memikirkan atau sengaja mencarinya loh. Tapi yah, mataku bergerak dengan sendirinya. Sosoknya selalu tertangkap mataku. Dan dia selalu menangkapku basah.














for :




Detik ke-5



Elang



Sosoknya selalu tertangkap mataku. Mataku seperti bergerak sendiri mencari dirinya. Dan sialnya, ketahuan olehnya. Kan akan lebih baik kalau dia ngga sadar saat aku sedang menatapnya. Dengan begitu dia ngga akan tau kalau aku, yang bahkan tidak mengenalnya, sebenarnya diam-diam memperhatikannya.



Eeerrhhh, kenapa sih mataku selalu mengikuti dia? Kenapa mataku selalu bertemu dengan matanya? Bisa-bisa aku dikira freak lagi sama dia.



Kasih



Duh, lorong ini panjang sekali ya. Elang berada di ujung lorong, sementara aku di lorong yang lainnya. Sampai kapan aku harus terus mengalihkan pandangan ke mana saja kecuali depan? Aduuuhh aku harus apa. Jalan terus saja? Mengajak Frita yang lagi asik main HP di sebelahku untuk mengobrol? Tapi ngobrol apa? Duuuhhh jangan sampai aku kelihatan salah tingkah!
















for :




Detik ke-11



Elang



Mataku tanpa sengaja menatap Kasih. Kulihat dia sedang mengobrol dengan Frita, teman sekelasku saat masih kelas 10. Dia selalu bareng Frita ya kemana-mana. Apa mereka sahabatan? Ah, harusnya dulu aku berteman dekat dengan Frita.



Eh, Lang, kalaupun lu deket sama Frita, emang lu bisa apa? Minta Frita ngenalin lu ke Kasih? Emang lu berani ngajak kenalan setelah selama ini kepergok ngeliatin dia mulu? Loser.



Kasih



"Abis ini pelajaran siapa?" tanyaku, membuka percakapan pada Frita.



Frita melirik ke arahku, "Pak Jarwo," jawabnya singkat, sementara matanya kembali beralih ke HP-nya.



"Ada PR ngga?" tanyaku lagi.



"Engga."



Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang penting. Penampilanku bagus ngga ya? Rambutku ngga mencuat ke mana-mana kan? Ngga ngembang berlebih kan? Mukaku ngga berminyak kan? Bajuku ngga keluar-keluar kan? Kaos kakiku ngga melorot kan?



Aku melirik ke bawah. Oh baju dan kaos kakiku masih dalam keadaan 'enak dipandang'. Rambutku gimana ya? Kecentilan banget ngga sih benerin rambut pas dia lewat? Nanti ketahuan lagi kalau aku salting. Aduh, mukaku berminyak ngga ya? Padahal aku bawa face paper di kantung baju. Pakai ngga ya? Kecentilan banget ngga ya kalau pakai?
















for :




Detik ke-19



Elang



Frita tuh kalau ngga salah kelas 11-6, berarti Kasih juga. Hem, yang kelas 11-6 siapa lagi ya? Ada Radit, Wicak, Ojan... wah banyak juga ya. Mereka mau ngga ya bantuin aku kenalan sama Kasih? Tapi nanti ketahuan dong kalau aku ada perasaan ke Kasih.



Ngga bisa ya aku secara ngga sengaja kenalan sama dia gitu. Misalnya, tiba-tiba aku tabrakan sama dia, terus kita kenalan. Eh hei hei hei, itu kan adegan yang cuma ada di film.



Awkward banget ngga sih kalau aku ngajak dia kenalan karena emang pengen ngedeketin? Tapi... tapi aku ngga pernah deketin cewek.



Eh deketin cewek tuh gimana sih? Ajak kenalan di yahoo messenger, lalu minta folback di twitter, lalu minta pin BB, lalu minta no HP, deketin terus menerus selama kurang lebih sebulan, lalu tembak deh. Kayak gitu? Bener ngga sih?



Tapi gue terlanjur sering kepergok merhatiin sama dia. Aneh ngga sih kalau gue ngajak kenalan di yahoo messenger? Padahal di sekolah sering ketemu mata. Masih boleh ngajak kenalan ngga? Atau dengan saling ketemu mata tuh berarti kita udah saling kenal?



Tapi kalau saling kenal kan harusnya tiap kali ketemu saling sapa.



Kasih



Aku kelihatan hampa banget ngga? Habis Frita dari tadi asik main HP, sementara aku cuma diam saja sambil sesekali menyeruput teh kotak. Andai saja aku tidak meninggalkan HP-ku di kelas, aku bisa pura-pura main HP sekarang.



Sruutt



Aaaaa teh kotakku habis! Belum sampai pertengahan lorong, teh kotakku sudah habis. Aduh, sekarang aku harus jalan sambil ngapain? Biasanya kalau aku jalan tuh sambil ngapain sih?



"Frit, tugas bahasa inggris mau gimana?"



"Itu kan masih minggu depan," jawab Frita singkat, masih lebih memprioritaskan HP ketimbang temannya.



"Ih lu main HP mulu," keluhku.



"Biasalah anak gaul," jawabnya santai.



"Hahahahahahahaha anak gaul apaanlah!" ujarku sambil berusaha menampilkan ekspresi tawa terbaik yang aku punya.



"Lu ketawa berlebihan bangetlah," ujar Frita.



Eeeeehhh aku ketawanya berlebihan? Tapi lelucon tadi tuh sebenarnya garing banget. Kenapa aku ketawa ya? Kaaassiiihhh, jangan salah tingkah!
















for :




Detik ke-36



Elang



Dia berjarak empat meter di depanku. Lima langkah lagi, kami akan saling membelakangi. Tiba-tiba terlintas sebuah ide di benakku untuk mengajak Frita mengobrol, dan mungkin saja dia akan memperkenalkan Kasih padaku.



Tapi aku harus ngrobrol apa? 'Hai Frita, lama ngga ketemu'? Atau 'eh lu udah tugas drama bahasa inggris'? Atau 'titip pesan dong buat Radit bla bla bla'? Aaaaarrhh gue binguuunggg.



Mampus. Tiga meter, empat langkah lagi.



Cepat berpikir Elaaangg!



Kasih



Aku menunduk. Jangan sampai mukaku yang kusam terlihat jelas olehnya. Aku tidak tau seperti apa mukaku sekarang. Masih cantikkah seperti tadi pagi? Ah, harusnya sebelum keluar kelas aku berkaca dulu.



Aaaaa dia tepat ada di depanku! Aaaaa gimana nih? Gimana nih?
















for :




Detik ke-39



Elang



Ngga ada satu meter, satu langkah lagi. Ah sudahlah lupakan saja, Elang. Ngga mungkin kamu bisa kenalan sama dia.



"Kasih!"














for :




Detik ke-40



Plik.



Bertemu lagi. Mata kami, hari ini, di lorong ini.
















for :




Detik ke-41



Elang



Kualihkan mataku ke samping, dan kulihat Radit sedang berdiri di sampingku. Untung saja aku tidak berniat mengajak Frita mengobrol dengan topik 'titip pesan ke Radit'. Aku lupa kalau sebenarnya dari tadi aku sedang berjalan bersama dengan teman-teman sesama klub pecinta alam.



"Kalau Pak Jarwo nanya gue ke mana, bilang aja masih jajan. Oke?" pinta Radit.



"Emang lu mau ke mana?" tanya Frita.



"Biasalah," jawab Radit sambil tertawa. Sementara aku hanya menunduk. Cih, dia jadi tau kan kalau aku sering bolos kelas. Shit shit shit.



Belum juga kenal, imej gue udah jatuh.



Kasih



Aku kaget karena tiba-tiba ada suara berat yang memanggilku. Tapi harapan cuma harapan hahaha. Ternyata Radit yang memanggil.



Jangan kebanyakan mimpi deh, Sih. Elang manggil kamu? Emang dia tau nama kamu siapa? Emang dia tau kamu seangkatan sama dia?



"Ngga berani ah, Dit. Pak Jarwo kan susah dibohongin," jawabku. Sementara mataku tidak melihat mata Radit, tapi melihat teh kotak yang sedang kugenggam. Aku ngga berani melihat Radit, karena aku takut mataku akan bertemu dengannya lagi, dan keadaan akan semakin awkward.



"Yah, plis banget dong. Gue udah keseringan bolos Pak Jarwo nih," pinta Radit.



"Salah sendiri bolosnya tiap pelajaran Pak Jarwo," bantah Frita santai. "Yuk ah, Sih," ujar Frita sambil menarik tanganku.



"Pelit lu ah!" seru Radit.
















for :




Detik ke-55



Elang



Aku hanya diam sambil berdiri di samping Tegar dan Fadhil yang sedang asik membicarakan pertandingan bola semalam. Walaupun aku terlihat seperti sedang mengobrol bersama Tegar dan Fadhil, tapi sebenarnya aku sedang mendengarkan percakapan antara Radit, Frita, dan kamu.



"Yuk ah," ujar Radit sambil merangkulku. "Sebodo amat sama Pak Jarwo."



Entah kenapa, kini aku bisa bernafas lebih lega. Mungkin karena aku tidak harus mengikuti kamu dengan sudut mataku lagi. Mungkin karena aku tidak harus berharap Radit akan mengenalkan kita berdua. Mungkin karena kamu tidak sedang melihatku.



Kasih



Tadi aku berdiri kurang dari satu meter di dekatnya! Apakah dia menyadariku? Apakah dia akhirnya tau kalau aku ada?



Bagaimanapun, aku ingin menarik perhatiannya agar dia tau kalau aku ada. Tapi, masa aku mau mempermalukan diriku sendiri? Lagipula, aku sedikit susah kalau mengobrol dengan cowok. Makanya tadi aku membiarkan Frita yang menjawab permintaan Radit.



Mungkin sekarang tidak hanya mataku yang mengikuti dirinya, tapi juga badanku. Tanpa sadar aku berbalik badan.
















[spoiler=open this] for :




Detik ke-60



Plik.



Aku berbalik badan, dia juga. Dan mata kami bertemu lagi untuk satu detik.



.









.
















JANGAN LUPA GAN

:melonndan::melonndan::melonndan:

:rate5:rate5:rate5

TAPI JANGAN KASIH ANE

:cabendan::cabendan::cabendan:




TERIMAKASIH GAN http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/47.gifthumbup


</div>