andrestinky
8th June 2012, 07:36 PM
Ini cerita gue waktu SD. Gue berharap gak ada yang kencing di celana karena kebanyakan ngakak baca cerita gue ini.
Waktu itu sekitar jam setengah lima, gue dan para anak-anak SD yang lucu dan imut (kata tetangga gue sih gue lucu) baru keluar dari kelas masing-masing.
Banyak ekspresi aneh nan kreatif yang terlihat. Ada yang teriak-teriak gak jelas kaya gorila belum makan, ada juga yang nangis karena belum selesai ngerjain soal matematika tadi. Mungkin dia bingung 2+3 hasilnya berapa. Tapi ada satu anak yang menurut gue kelakuannya paling frontal. Dia makan jajan dengan cairan kental warna biru (baca=ingus) yang perlahan-lahan turun dan jatuh ke dalam plastik snack itu. Saya berharap kepada pembaca agar tidak mencoba hal berbahaya tersebut di rumah. Saya tidak mau bertanggung jawab apabila anda mati keracunan lendir anda sendiri.
Hahahaha
Oke, kita lupakan hal tadi.
Dengan gaya cool (kata tetangga gue lagi) khas anak kelas 3 SD, gue berjalan melewati anak-anak lain yang terlihat autis. Tujuan gue, tempat parkir sepeda.
Sesampainya gue di tempat parkir sepeda gue, gue gak bisa lihat sepeda gue. Gue cari dari sudut ke sudut, gue tanya ibu kantin, gue tanya tukang beling (loh!?!�:;�()&/*-@#+,#= apa hubungannya ya?).
Setengah jam gue nunggu dan tersisa sekitar 5 sepeda disitu dan gue yakin gak ada satupun sepeda yang mirip sama punya gue. Dalam hati gue berkata, Oh my God. My bike was stolen, semoga engkau mau mengembalikan sepeda itu kepada hambamu ini ya Allah.
Gue berdoa seolah-olah Tuhan yg ambil sepeda gue ya? Ok, gue akuin gue frontal saat itu.
Gue belum nyerah, gue aduin kasus gue ke wali kelas. Gue dan para saksi pun dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk di interogasi. Walhasil, kasus pencurian sepeda ini bikin guru-guru gue kerepotan.
Setelah proses interogasi selesai, gue pulang sambil mikirin cara ngomong ke ortu kalo sepeda gue hilang. Benar-benar hari yang sial.
Sampai dirumah, gue gak ngeliat orang tua gue. Gue cari di dalam tudung saji pun masih gak ketemu (ini nyari orang apa nyari tempe goreng?). Akhirnya gue tanya ke tetangga sebelah rumah gue, katanya ortu gue lagi di tempat sodara gue.
Oke, gue putuskan mandi dulu karena udah masuk maghrib. Gue sholat dan gue putuskan untuk pergi ke rumah sodara gue untuk nyusul ortu gue.
Jarak rumah gue dan sodara gue lumayan jauh (kurang lebih 1.5km). Gue ambil sepeda di belakang rumah, dan gue kayuh santai sambil mikirin sepeda gue. Tiba-tiba gue berhenti dan terhentak seperti disambar petir, tangan gue gemetar kaya vibrator, dan mata gue berkunang-kunang (mungkin belek, karena kunang-kunang terlalu besar buat mata gue). Gue tersadar dan berkata, �loh! ini kan sepeda gue!�. Gue jadi inget kalo gue tadi pagi di jemput temen gue, jadi gak bawa sepeda. Benar-benar bocah pikun. Hahaha
Keesokan harinya, dengan santai gue parkir sepeda gue di tempat parkir sekola.
Ibu kantin ngeliat dan bertanya, �itu ketemu Al sepedamu?�
Dengan gaya cool sambil mengunyah permen karet gue jawab, �malingnya yg ngembaliin sepeda saya ke rumah, Bu�. http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>
Waktu itu sekitar jam setengah lima, gue dan para anak-anak SD yang lucu dan imut (kata tetangga gue sih gue lucu) baru keluar dari kelas masing-masing.
Banyak ekspresi aneh nan kreatif yang terlihat. Ada yang teriak-teriak gak jelas kaya gorila belum makan, ada juga yang nangis karena belum selesai ngerjain soal matematika tadi. Mungkin dia bingung 2+3 hasilnya berapa. Tapi ada satu anak yang menurut gue kelakuannya paling frontal. Dia makan jajan dengan cairan kental warna biru (baca=ingus) yang perlahan-lahan turun dan jatuh ke dalam plastik snack itu. Saya berharap kepada pembaca agar tidak mencoba hal berbahaya tersebut di rumah. Saya tidak mau bertanggung jawab apabila anda mati keracunan lendir anda sendiri.
Hahahaha
Oke, kita lupakan hal tadi.
Dengan gaya cool (kata tetangga gue lagi) khas anak kelas 3 SD, gue berjalan melewati anak-anak lain yang terlihat autis. Tujuan gue, tempat parkir sepeda.
Sesampainya gue di tempat parkir sepeda gue, gue gak bisa lihat sepeda gue. Gue cari dari sudut ke sudut, gue tanya ibu kantin, gue tanya tukang beling (loh!?!�:;�()&/*-@#+,#= apa hubungannya ya?).
Setengah jam gue nunggu dan tersisa sekitar 5 sepeda disitu dan gue yakin gak ada satupun sepeda yang mirip sama punya gue. Dalam hati gue berkata, Oh my God. My bike was stolen, semoga engkau mau mengembalikan sepeda itu kepada hambamu ini ya Allah.
Gue berdoa seolah-olah Tuhan yg ambil sepeda gue ya? Ok, gue akuin gue frontal saat itu.
Gue belum nyerah, gue aduin kasus gue ke wali kelas. Gue dan para saksi pun dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk di interogasi. Walhasil, kasus pencurian sepeda ini bikin guru-guru gue kerepotan.
Setelah proses interogasi selesai, gue pulang sambil mikirin cara ngomong ke ortu kalo sepeda gue hilang. Benar-benar hari yang sial.
Sampai dirumah, gue gak ngeliat orang tua gue. Gue cari di dalam tudung saji pun masih gak ketemu (ini nyari orang apa nyari tempe goreng?). Akhirnya gue tanya ke tetangga sebelah rumah gue, katanya ortu gue lagi di tempat sodara gue.
Oke, gue putuskan mandi dulu karena udah masuk maghrib. Gue sholat dan gue putuskan untuk pergi ke rumah sodara gue untuk nyusul ortu gue.
Jarak rumah gue dan sodara gue lumayan jauh (kurang lebih 1.5km). Gue ambil sepeda di belakang rumah, dan gue kayuh santai sambil mikirin sepeda gue. Tiba-tiba gue berhenti dan terhentak seperti disambar petir, tangan gue gemetar kaya vibrator, dan mata gue berkunang-kunang (mungkin belek, karena kunang-kunang terlalu besar buat mata gue). Gue tersadar dan berkata, �loh! ini kan sepeda gue!�. Gue jadi inget kalo gue tadi pagi di jemput temen gue, jadi gak bawa sepeda. Benar-benar bocah pikun. Hahaha
Keesokan harinya, dengan santai gue parkir sepeda gue di tempat parkir sekola.
Ibu kantin ngeliat dan bertanya, �itu ketemu Al sepedamu?�
Dengan gaya cool sambil mengunyah permen karet gue jawab, �malingnya yg ngembaliin sepeda saya ke rumah, Bu�. http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>