theghel
22nd December 2010, 11:20 PM
JAKARTA--MICOM: Meskipun telah ditetapkan sebagai prioritas nasional, upaya percepatan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) dinilai mustahil.
Ketua Harian Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda Hermanto Dardak menyatakan, tingkat kesulitan pembangunan mega proyek itu sangat tinggi sehingga membutuhkan persiapan yang panjang dan matang.
"Persiapan pembangunannya membutuhkan feasibility study dan basic design. Untuk memulai feasibility study itu perlu banyak data terkait perancangan rute maupun desainnya. Pembangunan ini sangat kompleks, jadi butuh banyak waktu dan hal yang harus dipersiapkan. 2014 itu sudah pas," ujarnya ketika dihubungi Rabu (22/12).
Kesulitan dalam perencanaan pembangunan itu, rincinya, mencakup pencarian rute tegak lurus fondasi jembatan untuk menghindari retakan di dasar laut dan pencarian kedalaman palung yang paling memungkinkan agar perbedaan antara bentang jembatan dan palung dapat dioptimalkan.
"Ada dua titik palung dengan kedalaman hingga 150 meter. Kita harus buat jembatan sepanjang 2,2 sampai 2,5 kilometer di antara dua titik itu. Intinya bagaimana secara teknis mencari rute yang paling bisa diterima, memenuhi persyaratan navigasi, dan mengakomodir fungsi lainnya," tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, rencananya pemanfaatan JSS tidak hanya untuk jalur transportasi darat, tetapi juga sebagai jalur kereta api dan utilitas lainnya, seperti telekomunikasi, pengembangan kawasan di wilayah Banten dan Bakauheni, serta pengembangan energi mandiri dengan memanfaatkan ombak serta tenaga angin dan panas matahari.
"Pemanfaatannya direncanakan untuk beberapa fungsi, seperti kereta api, utilitas jaringan telekomunikasi, dan pengembangan kawasan. Itu juga membutuhkan perencanaan khusus dan waktu yang tidak sedikit," paparnya.
sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/22/190091/21/2/Percepatan-Pembangunan-Jembatan-Selat-Sunda-Sulit-Dilakukan
Ketua Harian Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda Hermanto Dardak menyatakan, tingkat kesulitan pembangunan mega proyek itu sangat tinggi sehingga membutuhkan persiapan yang panjang dan matang.
"Persiapan pembangunannya membutuhkan feasibility study dan basic design. Untuk memulai feasibility study itu perlu banyak data terkait perancangan rute maupun desainnya. Pembangunan ini sangat kompleks, jadi butuh banyak waktu dan hal yang harus dipersiapkan. 2014 itu sudah pas," ujarnya ketika dihubungi Rabu (22/12).
Kesulitan dalam perencanaan pembangunan itu, rincinya, mencakup pencarian rute tegak lurus fondasi jembatan untuk menghindari retakan di dasar laut dan pencarian kedalaman palung yang paling memungkinkan agar perbedaan antara bentang jembatan dan palung dapat dioptimalkan.
"Ada dua titik palung dengan kedalaman hingga 150 meter. Kita harus buat jembatan sepanjang 2,2 sampai 2,5 kilometer di antara dua titik itu. Intinya bagaimana secara teknis mencari rute yang paling bisa diterima, memenuhi persyaratan navigasi, dan mengakomodir fungsi lainnya," tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, rencananya pemanfaatan JSS tidak hanya untuk jalur transportasi darat, tetapi juga sebagai jalur kereta api dan utilitas lainnya, seperti telekomunikasi, pengembangan kawasan di wilayah Banten dan Bakauheni, serta pengembangan energi mandiri dengan memanfaatkan ombak serta tenaga angin dan panas matahari.
"Pemanfaatannya direncanakan untuk beberapa fungsi, seperti kereta api, utilitas jaringan telekomunikasi, dan pengembangan kawasan. Itu juga membutuhkan perencanaan khusus dan waktu yang tidak sedikit," paparnya.
sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/22/190091/21/2/Percepatan-Pembangunan-Jembatan-Selat-Sunda-Sulit-Dilakukan