antituhan
22nd December 2010, 06:57 AM
http://www.jpnn.com/picture/watermark/20101222_004231/004231_521055_Cap_jempol_darah_%282%29.jpg
Salah seorang kepala dukuh di Bantul, Jogjakarta, membubuhkan cap jempol darah
pada kain putih berlambang Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat
sebagai bentuk dukungan pada keistimewaaan Jogja.
BANTUL - Paguyuban Dukuh (Pandu) Bantul dan sejumlah elemen masyarakat Jogjakarta menggelar cap jempol darah sebagai tanda kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta di bawah naungan NKRI. Sebelum melakukan cap jempol darah, puluhan Kepala Dusun dan elemen masyarakat Jogjakarta menggelar upacara kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta.
Dalam apel keistimewaan tersebut perangkat dusun membacakan tiga sikap kesetiaan terhadap keistimewaan Jogjakarta. Pertama, warga Pandu menjunjung tinggi maklumat Sri Sultan HB IX dan Paku Alam VIII yang lebih dikenal dengan Maklumat 5 September. Kedua, Pandu tetap setia mempertahakan keistimewaan Jogjakarta dengan roh penetapan dan. Terakhir, Pandu siap menjadi pengawal pembangunan, pelayan masyarakat dan abdi NKRI.
Usai apel kesetian, para kepala dusun yang tergabung dalam Pandu Bantul dan elemen masyarakat Jogjakarta secara bergantian memberikan cap jempol pada kain putih yang disiapkan pada meja dan di sampingnya terdapat bendera keraton Jogjakarta.
�Di setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pandu, kita menyatakan siap menjadi benteng terakhir keistimewaan Jogjakarta. Maka ketika draf keistimewaan yang diluncurkan oleh pemerintah pusat tidak aspiratif, cap jempol darah ini sebagai bentuk perlawanan kami,� kat, Ketua Pandu Bantul, Sulistyo Admojo seperti dikutip Radar Jogja (grup JPNN), Selasa (21/12).
Setelah menggelar cap jempol darah, Pandu Bantul akan terus mengawal pembahasan RUUK DIJ di komisi II DPRRI. Jika nantinya pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat Jogjakarta tentang penetepan, maka Pandu akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.
�Kita saat ini sedang melakukan sosialisasi tentang keistimewaan DIY kepada masyarakat dan juga membagikan 5000 bendera keraton Jogjakarta dan Paku Alaman,� paparnya
Susanto, Kepala Dusun Proketen, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan Bantul, menegaskan bahwa cap jempol darah ini sebagai wujud keistimewaan DIY dan roh keistimewaan adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ yaitu Sultan dan Paku Alam yang bertahta.
�Bagi Pandu penetapan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena salah satu roh keistimewaan DIJ adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY,�ujarnya singkat. (mar)
http://www.jpnn.com/read/2010/12/22/80158/Cap-Jempol-Darah-demi-Keistimewaan-
Salah seorang kepala dukuh di Bantul, Jogjakarta, membubuhkan cap jempol darah
pada kain putih berlambang Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat
sebagai bentuk dukungan pada keistimewaaan Jogja.
BANTUL - Paguyuban Dukuh (Pandu) Bantul dan sejumlah elemen masyarakat Jogjakarta menggelar cap jempol darah sebagai tanda kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta di bawah naungan NKRI. Sebelum melakukan cap jempol darah, puluhan Kepala Dusun dan elemen masyarakat Jogjakarta menggelar upacara kesetian terhadap keistimewaan Jogjakarta.
Dalam apel keistimewaan tersebut perangkat dusun membacakan tiga sikap kesetiaan terhadap keistimewaan Jogjakarta. Pertama, warga Pandu menjunjung tinggi maklumat Sri Sultan HB IX dan Paku Alam VIII yang lebih dikenal dengan Maklumat 5 September. Kedua, Pandu tetap setia mempertahakan keistimewaan Jogjakarta dengan roh penetapan dan. Terakhir, Pandu siap menjadi pengawal pembangunan, pelayan masyarakat dan abdi NKRI.
Usai apel kesetian, para kepala dusun yang tergabung dalam Pandu Bantul dan elemen masyarakat Jogjakarta secara bergantian memberikan cap jempol pada kain putih yang disiapkan pada meja dan di sampingnya terdapat bendera keraton Jogjakarta.
�Di setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pandu, kita menyatakan siap menjadi benteng terakhir keistimewaan Jogjakarta. Maka ketika draf keistimewaan yang diluncurkan oleh pemerintah pusat tidak aspiratif, cap jempol darah ini sebagai bentuk perlawanan kami,� kat, Ketua Pandu Bantul, Sulistyo Admojo seperti dikutip Radar Jogja (grup JPNN), Selasa (21/12).
Setelah menggelar cap jempol darah, Pandu Bantul akan terus mengawal pembahasan RUUK DIJ di komisi II DPRRI. Jika nantinya pembahasan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat Jogjakarta tentang penetepan, maka Pandu akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.
�Kita saat ini sedang melakukan sosialisasi tentang keistimewaan DIY kepada masyarakat dan juga membagikan 5000 bendera keraton Jogjakarta dan Paku Alaman,� paparnya
Susanto, Kepala Dusun Proketen, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan Bantul, menegaskan bahwa cap jempol darah ini sebagai wujud keistimewaan DIY dan roh keistimewaan adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIJ yaitu Sultan dan Paku Alam yang bertahta.
�Bagi Pandu penetapan adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena salah satu roh keistimewaan DIJ adalah penetapan jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY,�ujarnya singkat. (mar)
http://www.jpnn.com/read/2010/12/22/80158/Cap-Jempol-Darah-demi-Keistimewaan-