blackvario
14th April 2010, 04:17 PM
http://u.ceriwis.us/img/80276bentrok01.jpg
bentrokan warga Priok yang berada disekitar makam mbah Priok dengan Satpol PP. yang akan menggusur makam ulama tersebut, tak dapat dihindari. Massa menyerbu petugas Satpol PP yang memaksa masuk areal makam.
Akibat bentrokan ini, korban berjatuhan, baik dari fihak warga maupun petugas satpol PP
Menurut salah seorang dokter di RSUD Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4/2010)..belum ada yang meninggal dunia. Para korban yang dirawat mengalami luka ringan dan luka berat.
dr.Hermansyah mengatakan, saat ini para pasien dirawat intensif di ruang IGD. Seorang pasien adalah anak-anak bernama Alfi. Alfi seharusnya dirujuk ke RSCM.
"Karena belum ada keluarganya kita belum berani bawa ke RSCM," ujarnya.
Mengapa warga Tanjung Priok begitu menghormati mbah Priok, sehingga rela berdarah-darah untuk melindungi makam beliau?
Makam Mbah Priok adalah potongan histori Jakarta. Mbah Priok sendiri, terkait erat dengan sejarah kota Jakarta dan perkembangan Islam di Jawa. Nama daerah Tanjung Priok yang kita kenal sekarang ini, lahir dari kisah hidup Mbah Priok.
Mbah Priok adalah nama lain dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad. Habib Hasan adalah penyebar Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18. Ulama ini meninggal pada tahun 1756 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta.
Saat Habib Hasan dimakamkan, batu nisannya adalah dayung patah dan periuk nasi milik Habib Hasan. Di makam itu juga ditanam Bunga Tanjung. Kemudian, dari makam ini lahirlah nama Tanjung Priok yang merujuk pada bunga Tanjung dan periuk nasi di makam ulama ini.
Dahulu, makam asli Mbah Priok ada di kawasan Pondok Dayung. Makam ini lalu dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang. Seiring waktu berjalan, kawasan di sekitar makam Mbah Priok, tumbuh menjadi kawasan pelabuhan terpadu Tanjung Priok.
Hingga saat ini, makam Mbah Priok menjadi salah satu tempat ziarah di Jakarta. Para peziarah datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Wajar jika umat mempertahankan tempat, karena ini merupakan syiar Islam dan tempat sejarah," kata pengacara ahli waris Mbah Priok, Suhendri Hasan, Rabu (14/4/2010) pagi.
Sementara Pemprov membantah akan menggusur makam. "Kami sama sekali tidak akan membongkar makam Mbah Priok, bahkan menyentuh pun tidak. Justru nanti luasnya akan kita tambah, yang sekarang 20 meter persegi menjadi 100 meter persegi," ujar Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Pemprov DKI Cucu Ahmad Kurnia.
Pemprov menyatakan bahwa yang akan digusur adalah bangunan tanpa izin di sekitar makam, yang menurutnya, merupakan lahan PT Pelindo II.
Perundingan antara warga dan Pemprov DKI Jakarta, tidak pernah mendapatkan titik temu. Perselisihan ini berujung pada rusuh yang meletus hari ini.
sumber:detik.com
bentrokan warga Priok yang berada disekitar makam mbah Priok dengan Satpol PP. yang akan menggusur makam ulama tersebut, tak dapat dihindari. Massa menyerbu petugas Satpol PP yang memaksa masuk areal makam.
Akibat bentrokan ini, korban berjatuhan, baik dari fihak warga maupun petugas satpol PP
Menurut salah seorang dokter di RSUD Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4/2010)..belum ada yang meninggal dunia. Para korban yang dirawat mengalami luka ringan dan luka berat.
dr.Hermansyah mengatakan, saat ini para pasien dirawat intensif di ruang IGD. Seorang pasien adalah anak-anak bernama Alfi. Alfi seharusnya dirujuk ke RSCM.
"Karena belum ada keluarganya kita belum berani bawa ke RSCM," ujarnya.
Mengapa warga Tanjung Priok begitu menghormati mbah Priok, sehingga rela berdarah-darah untuk melindungi makam beliau?
Makam Mbah Priok adalah potongan histori Jakarta. Mbah Priok sendiri, terkait erat dengan sejarah kota Jakarta dan perkembangan Islam di Jawa. Nama daerah Tanjung Priok yang kita kenal sekarang ini, lahir dari kisah hidup Mbah Priok.
Mbah Priok adalah nama lain dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad. Habib Hasan adalah penyebar Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18. Ulama ini meninggal pada tahun 1756 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta.
Saat Habib Hasan dimakamkan, batu nisannya adalah dayung patah dan periuk nasi milik Habib Hasan. Di makam itu juga ditanam Bunga Tanjung. Kemudian, dari makam ini lahirlah nama Tanjung Priok yang merujuk pada bunga Tanjung dan periuk nasi di makam ulama ini.
Dahulu, makam asli Mbah Priok ada di kawasan Pondok Dayung. Makam ini lalu dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang. Seiring waktu berjalan, kawasan di sekitar makam Mbah Priok, tumbuh menjadi kawasan pelabuhan terpadu Tanjung Priok.
Hingga saat ini, makam Mbah Priok menjadi salah satu tempat ziarah di Jakarta. Para peziarah datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Wajar jika umat mempertahankan tempat, karena ini merupakan syiar Islam dan tempat sejarah," kata pengacara ahli waris Mbah Priok, Suhendri Hasan, Rabu (14/4/2010) pagi.
Sementara Pemprov membantah akan menggusur makam. "Kami sama sekali tidak akan membongkar makam Mbah Priok, bahkan menyentuh pun tidak. Justru nanti luasnya akan kita tambah, yang sekarang 20 meter persegi menjadi 100 meter persegi," ujar Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Pemprov DKI Cucu Ahmad Kurnia.
Pemprov menyatakan bahwa yang akan digusur adalah bangunan tanpa izin di sekitar makam, yang menurutnya, merupakan lahan PT Pelindo II.
Perundingan antara warga dan Pemprov DKI Jakarta, tidak pernah mendapatkan titik temu. Perselisihan ini berujung pada rusuh yang meletus hari ini.
sumber:detik.com