kucingsiam
28th May 2012, 06:35 AM
First wajib :rate5 yah gan hihihi http://static.kaskus.co.id/images/smilies/malus.gif
Selamat malam agan agan sekalian , maaf nih sebelumnya newbie mau sedikit share tentang presiden pertama kita yaitu bapak soekarno :hope:
http://www.indonesia-digest.net/Photobank/sukarno/background/sukarno600r.jpg
[/spoiler][spoiler=open this] for no repost:
https://p.twimg.com/Ar-NiNjCMAAuXum.jpg
tadi pas ane browsing kebetulan ane liat artikel gan tentang presiden pertama kita yaitu "Kelompok Anti Soekarno" , langsung deh gan ke topiknya :kabur2:
"Kelompok Anti Soekarno"
https://p.twimg.com/Ar-N1OrCMAEtzpk.jpg
kelompok yang kontra dengan Sukarno dan pengaruh politiknya yang dikenal dengan anti-Sukarno. Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan kelompok anti-Sukarno.
Faktor pertama adalah Sukarno yang memperoleh pinjaman kredit dari Kawashima karena cadangan valuta asing Indonesia sudah habis. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia (dimana dalam hal ini kelompok anti-Sukarno) berpikir bahwa Sukarno terlalu condong terhadap Jepang yang mana menurut mereka bangsa yang kejam yang telah menjajah Indonesia dan Sukarno yang terlalu mementingkan proyek politiknya.
Faktor kedua yaitu masyarakat luas tidak menyukai hubungan Sukarno dengan para wanita, termasuk Dewi. Sukarno dikenal dengan sosok yang berkharismatik, berwibawa, memiliki jiwa kepemimpinan dan ahli dalam kekuatan politik, dan termasuk orang yang romantis. Sehingga para wanita mudah jatuh hati dan wanita yang menjadi istrinya sering kali berkecimpung dalam dunia politik bersama Sukarno. Contohnya Dewi, menggunakan parasnya yang cantik, kecerdasannya dan ambisinya melibatkan diri dalam politik kekuasaan Sukarno. Mulai tahun 1964 sampai 1965 Dewi menjadi penghubung antara pemerintah Jepang dan Indonesia, bersaing dengan Hartini (istri Sukarno) dan Subandrio untuk mempromosikan kepentingan Jepang dalam kebijakan luar negeri Sukarno.
Faktor ketiga adalah Sukarno yang mulai condong ke komunis. Sejak akhir tahun 1964, perhatian seimbang Sukarno kepada PKI dan angkatan bersenjata mulai berubah sedikit demi sedikit. Sukarno berkoalisi dengan PKI untuk melawan angkatan bersenjata. Oleh sebab itu, Adam Malik (Menteri Perdagangan) mulai khawatir dengan perkembangan pengaruh PKI yang semakin mengimbangi kecondongan Sukarno ke kubu komunis dan mendirikan BPS (Badan Pendukung Sukarnois) yaitu suatu gerakan yang anti-komunis. Adanya BPS tersebut membuat PKI mengkritik BPS dan dibawah tekanan PKI Sukarno pun ikut mencelanya.
Faktor keempat, pencarian dana untuk sumbangan keuangan bagi proyek-proyek politik Sukarno. Sukarno yang terlalu mementingan pengaruh politiknya berusaha mencari dana untuk membantu kelancaran kegiatan politiknya.
Faktor kelima karena Sukarno mengutamakan kepentingan politik daripada kepentingan ekonomi. Salah satu gerakan anti-Sukarnois pertama di Jepang berawal dari hasil Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pemilihan umum pertama Republik Indonesia pada tahun 1995. KAA menandai eratnya hubungan Sukarno dengan Chou En-lai, pemilihan tersebut merupakan bukti cepatnya PKI bangkit kembali setelah gagal dalam Pemberontakan Madiun tahun 1948. Terjadi konflik dalam negeri yang timbul dari oposisi luar Pulau Jawa terhadap kepemimpinan Sukarno yang berpusat di Jakarta yang menitikberatkan kepentingan politiknya ketimbang kepentingan ekonomi. Pengkritik Sukarno, seperti Moh.Hatta dan orang Sumatra yang menekankan kepentingan ekonomi daripada politik.
Tidak semua anggota Sukarnois itu tulus dan setia. Seperti, para pengusaha Cina, pedagang luar negeri Cina mengaku pro dengan Sukarno karena tujuan terselubung yaitu agar kepentingannya mendapatkan perlindungan. Para pemimpin politik seperti Subandrio, Saleh, Aidit dan Jendral Nasution mengaku pro dengan Sukarno untuk mempromosikan ambisi politik mereka.
Gerakan-gerakan anti-Sukarno
1) Pemberontakan Sumatra.
Berawal dari hasil KAA dan pemilu pertama tahun 1955. Sukarno yang pro komunis membuat Kolonel Lubis mengirimkan orangnya ke Jepang, Takai Jun�ichi yang memiliki nama Indonesia Budiman. Budiman mengunjungi Jepang sesudah KAA untuk menyiagakan siapa saja yang berkepentingan bahwa Sukarno telah memilih condong ke sayap kiri. Orang-orang yang dihubungi meliputi Yanagawa Tomoshige, Kaneko Tomokazu, Nakajima Shinzaburo (pernah ada di Indonesia selama Perang Pasifik dan berafiliasi dengan Asosiasi Jepang-Indonesia. Kemudian, Yanagawa datang ke Osaka untuk menghadiri pertemuan anti-Sukarno yang dibiayai salah satu perusahaan dagang Jepang yang sangat besar.
Kolonel J.F.Warrouw mengunjungi Jepang dan melalui �pakar Indonesia� Warrouw menemui Kurahara Fusanoke, bekas ketua Seiyukai (partai politik utama sebelum perang) yang memiliki pengaruh tak langsung terhadap politik Jepang setelah perang, untuk meminta bantuan dalam gerakan anti-Sukarno. Kurahara setuju dan mengumpulkan beberapa pengikutnya seperti Iwakuro Takeo, Obata Tadayoshi, Nakata Fusahide, dan Tanaka Tatsuo.
Pada tanggal 30 November 1957, dua hari setelah kunjungan Perdana Menteri Kishi, terjadi Insiden Cikini, suatu persekongkolan yang gagal untuk membunuh Presiden Sukarno di halaman sekolah Cikini di Jakarta. Walaupun gagal, tapi gerakan anti-Sukarno ini tidak mundur. Tanggal 9 Januari 1958, ada pertemuan rahasia diadakan di Sungei Dareh, Sumatra Utara dan dihadiri oleh para komandan regional Sumatra yang tidak setuju (Z.Lubis, Maludin Simbolon, Dahlan Djambek, Achman Hussein, Ventje Sumual; bekas Perdana Menteri Muhammad Natsir; bekas gubernur Bank Sentral Indonesia Sjafruddin Prawiranegara; bekas Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo). Selain itu dihadiri pula oleh Barlian, Nawawi, dan Alamsyah dari Palembang. Pertemuan ini menjadi titik awal Pemberontakan Sumatra.
Tanggal 20 Januari 1958, perjanjian pampasan sudah ditandatangani dan Sukarno pergi mengunjungi Jepang. Kabarnya para pemimpin pemberontakan pun turut pergi ke Jepang, mencoba memasuki Tokyo dan membunuh Sukarno. Kolonel Ventje Sumual memesan kamar di Hotel Nikatsu, di dekat Hotel Imperial tempat menginap rombongan Sukarno. Sumual menggunakan paspor Inggris yang bernama Herman Nicholas Sumual. Kemudian Warrouw, Sumual, dan Sukarno bertemu di wisma tamu pemerintah Jepang tapi tak memperoleh hasil. Tanggal 6 Februari �Herman Nicholas Sumual� mengadakan konfrensi pers dan mengungkapkan identitas aslinya serta menyatakan bahwa dia sedang dalam misi mewakili kekuatan antipemerintah di Padang untuk mendesak Sukarno agar membubarkan Kabinet Djuanda dan mengubah kebijakan prokomunisnya.
2) Gerakan OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Organisasi Papua Merdeka melakukan kampanye rahasia untuk kemerdekaan rakyat Papua dan menentang kebijakan Sukarno yang menyatukan Papua dengan Indonesia. Tokyo menarik mereka karena kota ini menawarkan dukungan secara moril dan keuangan. Demonstrasi terbuka awalnya dilakukan di Eropa tetapi karena Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang erat maka OPM �larinya� ke Tokyo.
Kesimpulan
Kelompok Anti-Sukarno bergerak menentang kebijakan politik Sukarno dan sikap Sukarno yang condong ke komunis. Selain orang Indonesia juga ada orang Jepang yang bergabung karena memiliki simpati terhadap anti-komunis. Jepang dan Indonesia menjalin hubungan yang erat dan baik meskipun memiliki berbagai perbedaan. Mereka saling melengkapi kepentingan masing-masing. Jepang tidak ingin merusak hubungan dengan negara-negara di Asia Afrika karena Jepang menganggap hubungan itu sebagai hubungan persahabatan. Hal ini terlihat dari Insiden KLM tahun 1962 dan Insiden Karel Doorman tahun 1960.
sumber (http://mandawibisono.wordpress.com/2011/12/05/kelompok-pro-sukarno-anti-sukarno-dan-sikap-bangsa-jepang-terhadap-indonesia-di-bawah-sukarno/)
nah ituh gan beritanya , ane agak kaget loh gan pas denger kebetulan ane baru pertama kali denger ada kelompok yg menentang bahkan sampai kontra kepada presiden pertama kita , soalnya yg ane tau bapak presiden pertama kita ituh orang yg sangat disegani bahkan oleh presiden luar :hope:
nah semoga bermanfaat yah gan hanya segituh yg bisa ane share , ane ga nolak loh kalo di kasih :melonndan: asal jangan :cabendan:
:ceriwislove: :loveindonesia
</div>
Selamat malam agan agan sekalian , maaf nih sebelumnya newbie mau sedikit share tentang presiden pertama kita yaitu bapak soekarno :hope:
http://www.indonesia-digest.net/Photobank/sukarno/background/sukarno600r.jpg
[/spoiler][spoiler=open this] for no repost:
https://p.twimg.com/Ar-NiNjCMAAuXum.jpg
tadi pas ane browsing kebetulan ane liat artikel gan tentang presiden pertama kita yaitu "Kelompok Anti Soekarno" , langsung deh gan ke topiknya :kabur2:
"Kelompok Anti Soekarno"
https://p.twimg.com/Ar-N1OrCMAEtzpk.jpg
kelompok yang kontra dengan Sukarno dan pengaruh politiknya yang dikenal dengan anti-Sukarno. Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan kelompok anti-Sukarno.
Faktor pertama adalah Sukarno yang memperoleh pinjaman kredit dari Kawashima karena cadangan valuta asing Indonesia sudah habis. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia (dimana dalam hal ini kelompok anti-Sukarno) berpikir bahwa Sukarno terlalu condong terhadap Jepang yang mana menurut mereka bangsa yang kejam yang telah menjajah Indonesia dan Sukarno yang terlalu mementingkan proyek politiknya.
Faktor kedua yaitu masyarakat luas tidak menyukai hubungan Sukarno dengan para wanita, termasuk Dewi. Sukarno dikenal dengan sosok yang berkharismatik, berwibawa, memiliki jiwa kepemimpinan dan ahli dalam kekuatan politik, dan termasuk orang yang romantis. Sehingga para wanita mudah jatuh hati dan wanita yang menjadi istrinya sering kali berkecimpung dalam dunia politik bersama Sukarno. Contohnya Dewi, menggunakan parasnya yang cantik, kecerdasannya dan ambisinya melibatkan diri dalam politik kekuasaan Sukarno. Mulai tahun 1964 sampai 1965 Dewi menjadi penghubung antara pemerintah Jepang dan Indonesia, bersaing dengan Hartini (istri Sukarno) dan Subandrio untuk mempromosikan kepentingan Jepang dalam kebijakan luar negeri Sukarno.
Faktor ketiga adalah Sukarno yang mulai condong ke komunis. Sejak akhir tahun 1964, perhatian seimbang Sukarno kepada PKI dan angkatan bersenjata mulai berubah sedikit demi sedikit. Sukarno berkoalisi dengan PKI untuk melawan angkatan bersenjata. Oleh sebab itu, Adam Malik (Menteri Perdagangan) mulai khawatir dengan perkembangan pengaruh PKI yang semakin mengimbangi kecondongan Sukarno ke kubu komunis dan mendirikan BPS (Badan Pendukung Sukarnois) yaitu suatu gerakan yang anti-komunis. Adanya BPS tersebut membuat PKI mengkritik BPS dan dibawah tekanan PKI Sukarno pun ikut mencelanya.
Faktor keempat, pencarian dana untuk sumbangan keuangan bagi proyek-proyek politik Sukarno. Sukarno yang terlalu mementingan pengaruh politiknya berusaha mencari dana untuk membantu kelancaran kegiatan politiknya.
Faktor kelima karena Sukarno mengutamakan kepentingan politik daripada kepentingan ekonomi. Salah satu gerakan anti-Sukarnois pertama di Jepang berawal dari hasil Konferensi Asia Afrika (KAA) dan pemilihan umum pertama Republik Indonesia pada tahun 1995. KAA menandai eratnya hubungan Sukarno dengan Chou En-lai, pemilihan tersebut merupakan bukti cepatnya PKI bangkit kembali setelah gagal dalam Pemberontakan Madiun tahun 1948. Terjadi konflik dalam negeri yang timbul dari oposisi luar Pulau Jawa terhadap kepemimpinan Sukarno yang berpusat di Jakarta yang menitikberatkan kepentingan politiknya ketimbang kepentingan ekonomi. Pengkritik Sukarno, seperti Moh.Hatta dan orang Sumatra yang menekankan kepentingan ekonomi daripada politik.
Tidak semua anggota Sukarnois itu tulus dan setia. Seperti, para pengusaha Cina, pedagang luar negeri Cina mengaku pro dengan Sukarno karena tujuan terselubung yaitu agar kepentingannya mendapatkan perlindungan. Para pemimpin politik seperti Subandrio, Saleh, Aidit dan Jendral Nasution mengaku pro dengan Sukarno untuk mempromosikan ambisi politik mereka.
Gerakan-gerakan anti-Sukarno
1) Pemberontakan Sumatra.
Berawal dari hasil KAA dan pemilu pertama tahun 1955. Sukarno yang pro komunis membuat Kolonel Lubis mengirimkan orangnya ke Jepang, Takai Jun�ichi yang memiliki nama Indonesia Budiman. Budiman mengunjungi Jepang sesudah KAA untuk menyiagakan siapa saja yang berkepentingan bahwa Sukarno telah memilih condong ke sayap kiri. Orang-orang yang dihubungi meliputi Yanagawa Tomoshige, Kaneko Tomokazu, Nakajima Shinzaburo (pernah ada di Indonesia selama Perang Pasifik dan berafiliasi dengan Asosiasi Jepang-Indonesia. Kemudian, Yanagawa datang ke Osaka untuk menghadiri pertemuan anti-Sukarno yang dibiayai salah satu perusahaan dagang Jepang yang sangat besar.
Kolonel J.F.Warrouw mengunjungi Jepang dan melalui �pakar Indonesia� Warrouw menemui Kurahara Fusanoke, bekas ketua Seiyukai (partai politik utama sebelum perang) yang memiliki pengaruh tak langsung terhadap politik Jepang setelah perang, untuk meminta bantuan dalam gerakan anti-Sukarno. Kurahara setuju dan mengumpulkan beberapa pengikutnya seperti Iwakuro Takeo, Obata Tadayoshi, Nakata Fusahide, dan Tanaka Tatsuo.
Pada tanggal 30 November 1957, dua hari setelah kunjungan Perdana Menteri Kishi, terjadi Insiden Cikini, suatu persekongkolan yang gagal untuk membunuh Presiden Sukarno di halaman sekolah Cikini di Jakarta. Walaupun gagal, tapi gerakan anti-Sukarno ini tidak mundur. Tanggal 9 Januari 1958, ada pertemuan rahasia diadakan di Sungei Dareh, Sumatra Utara dan dihadiri oleh para komandan regional Sumatra yang tidak setuju (Z.Lubis, Maludin Simbolon, Dahlan Djambek, Achman Hussein, Ventje Sumual; bekas Perdana Menteri Muhammad Natsir; bekas gubernur Bank Sentral Indonesia Sjafruddin Prawiranegara; bekas Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo). Selain itu dihadiri pula oleh Barlian, Nawawi, dan Alamsyah dari Palembang. Pertemuan ini menjadi titik awal Pemberontakan Sumatra.
Tanggal 20 Januari 1958, perjanjian pampasan sudah ditandatangani dan Sukarno pergi mengunjungi Jepang. Kabarnya para pemimpin pemberontakan pun turut pergi ke Jepang, mencoba memasuki Tokyo dan membunuh Sukarno. Kolonel Ventje Sumual memesan kamar di Hotel Nikatsu, di dekat Hotel Imperial tempat menginap rombongan Sukarno. Sumual menggunakan paspor Inggris yang bernama Herman Nicholas Sumual. Kemudian Warrouw, Sumual, dan Sukarno bertemu di wisma tamu pemerintah Jepang tapi tak memperoleh hasil. Tanggal 6 Februari �Herman Nicholas Sumual� mengadakan konfrensi pers dan mengungkapkan identitas aslinya serta menyatakan bahwa dia sedang dalam misi mewakili kekuatan antipemerintah di Padang untuk mendesak Sukarno agar membubarkan Kabinet Djuanda dan mengubah kebijakan prokomunisnya.
2) Gerakan OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Organisasi Papua Merdeka melakukan kampanye rahasia untuk kemerdekaan rakyat Papua dan menentang kebijakan Sukarno yang menyatukan Papua dengan Indonesia. Tokyo menarik mereka karena kota ini menawarkan dukungan secara moril dan keuangan. Demonstrasi terbuka awalnya dilakukan di Eropa tetapi karena Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang erat maka OPM �larinya� ke Tokyo.
Kesimpulan
Kelompok Anti-Sukarno bergerak menentang kebijakan politik Sukarno dan sikap Sukarno yang condong ke komunis. Selain orang Indonesia juga ada orang Jepang yang bergabung karena memiliki simpati terhadap anti-komunis. Jepang dan Indonesia menjalin hubungan yang erat dan baik meskipun memiliki berbagai perbedaan. Mereka saling melengkapi kepentingan masing-masing. Jepang tidak ingin merusak hubungan dengan negara-negara di Asia Afrika karena Jepang menganggap hubungan itu sebagai hubungan persahabatan. Hal ini terlihat dari Insiden KLM tahun 1962 dan Insiden Karel Doorman tahun 1960.
sumber (http://mandawibisono.wordpress.com/2011/12/05/kelompok-pro-sukarno-anti-sukarno-dan-sikap-bangsa-jepang-terhadap-indonesia-di-bawah-sukarno/)
nah ituh gan beritanya , ane agak kaget loh gan pas denger kebetulan ane baru pertama kali denger ada kelompok yg menentang bahkan sampai kontra kepada presiden pertama kita , soalnya yg ane tau bapak presiden pertama kita ituh orang yg sangat disegani bahkan oleh presiden luar :hope:
nah semoga bermanfaat yah gan hanya segituh yg bisa ane share , ane ga nolak loh kalo di kasih :melonndan: asal jangan :cabendan:
:ceriwislove: :loveindonesia
</div>