sleepingbaby
28th May 2012, 06:35 AM
[/quote]
Timbuktu (Koyra Chiini: Tumbutu, bahasa Perancis: Tombouctou) adalah sebuah kota di Mali, Afrika Barat. Kota ini adalah rumah dari Universitas Sankore dan madrasah lainnya, dan juga, kota ini adalah pusat dari penyebaran Islam di Afrika pada abad ke-15 dan abad ke-16. [1]
[/spoiler] for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/4bv2u0la.jpg
Kota ini dihuni oleh suku Songhay, Tuareg, Fulani, dan Moor. Kota ini sering kali dibilang terletak di Sungai Niger, namun sebenarnya terletak 15 km utara sungai itu. Kota ini juga berada di daerah persimpangan dari Perdagangan Trans-Sahara baik dari barat ke timur, sampai utara ke selatan. Kota ini dulu dan sekarang, merupakan tempat penyaluran garam dari Taoudenni
Letak geografisnya membuatnya sebuah tempat pertemuan alami bagi populasi Afrika di sekitarnya dan suku Berber yang nomaden dan orang Arab dari utara. Sejarahnya yang panjang sebagai pos perdagangan yang menghubungkan Afrika Barat dengan Berber, Arab dan Yahudi melalui Afrika Utara, dan juga secara tidak langsung dengan pedagang dari Eropa, telah memberikannya status fabel, dan di barat, dia merupakan sebuah metafora untuk tanah jauh yang eksotik. Kontribusi Timbuktu yang panjang kepada kebudayaan Islam dan dunia adalah pelajar.
for Asal mula:
Timbuktu didirikan oleh suku Tuareg pada awal abad ke-10. Menurut etimologi populer, namanya dibuat dari tin dimana berarti tempat dan buktu, nama dari wanita tua Mali yang diketahui karena kelurusan hatinya dan yang suatu hari tinggal di daerah itu. Tuareg dan pengelana lainnya mempercayakan wanita ini barang yang mereka tidak digunakan saat kembali dari kunjungannya ke utara. Hingga, saat Tuareg kembali ke rumahnya, ia ditanya dimana ia meninggalkan barangnya, lalu ia menjawab: Saya meninggalkannya di Tin Buktu, Tin Buktu berarti tempat dimana seorang wanita yang bernama Buktu tinggal. 2 hubungan ini akhirnya bergabung menjadi 1 kata, dan memberikan kota ini nama Tinbuktu yang nantinya menjadi Timbuktu. Namun, orang Perancis yang bernama Ren� Basset memberikan teori yang lebih masuk akal: pada bahasa Berber, "buqt" berarti ""sangat jauh", karena itu, "Tin-Buqt(u)" berarti tempat yang merupakan ujung dunia, karena itu orang menggambarkan dirinya pergi ke ujung dunia dengan pergi ke Timbuktu. [1]
Seperti pendahulunya, Tiraqqa, kota perdagangan yang bertetangga dengan Wangara, Timbuktu berkembang menjadi sangat kaya karena peran kuncinya dalam Perdagangan Trans-Sahara dengan komoditi emas, gading, budak, garam, dan komoditi lain dari pedagang Tuareg, Moor dan Fulani. Jika Sahara berfungsi sebagai laut, Timbuktu adalah pelabuhan utamanya. Kota ini juga merupakan kota utama dalam beberapa kekaisaran: Kerajaan Ghana, Kerajaan Mali dari tahun 1324, dan Kerajaan Songhai dari tahun 1468, pendudukan kedua dimulai saat kekaisaran menyingkirkan kepemimpinan Tuareg yang telah mendapatkan kekuasaan. Kota ini mencapai kejayaannya pada abad ke-16.
Pemimpin Kerajaan Songhai mulai mengekspansi kekuasaannya di sungai Niger. Seperti kerajaan Ghana dan Mali yang telah hilang di daerah itu pada abad sebelumnya, Songhai berkembang lebih kuat karena kekuasaannya terhadap rute perdagangan lokal. Timbukti segera menjadi jantung kekaisaran Songhai. Kota ini menjadi kaya karena banyak pedagang yang berkelana di rute perdagangan berhenti disitu.
for penduduk Tuareg:
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xhuou2jv.jpg
salah satu kota yang kiranya nanti bakalan jadi alternatif buat didatengin yah klo punya rejeki sie soalnya jauh banget yah�.. tempat dimana agama islam nyebar di afrika kira-kira abad ke 15 dan 16.
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/4bv2u0la.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/k8jeythn.jpg
[quote]
ada juga versi lain mengenai ujung dunia yang dimana orang-orang disana hanya main biliar sepanjang hari.. kota itu adalah Rutog, pemukiman orang Tibet pertama dari arah Pegunungan Kunlun � sepuluh kilometer di selatan Danau Pangong yang masih dibungkus kesunyian ketika matahari pagi sudah memancarkan sinarnya ke sudut-sudut gunung
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/gdubtykp.jpg
Kota baru yang muncul di tengah kumpulan gunung, sepetak jalan aspal lurus yang mulai dari kepulan debu dan berakhir pada kepulan debu, polisi yang berkeliaran, serta penduduk yang sehari-hari hanya bermain biliar dari pagi hingga malam..
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/apijvdht.jpg
wah orang2 di rutog harusnya ikut turnamen biliar, yang pastinya bakalan kesabet semua tuh piala2 bahkan mungkin calon juara dunia biliar terdapat disana diujung dunia yang kalao mau nyari oksigen susah karena termasuk barang yang langka bayangin aja letaknya yang 4000 meter lebih diatas permukaan laut fuih
for no repost yah gan-sist:
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/i1eyfllx.jpg
[spoiler=open this] for sumber-sumbernya:
kompas.com petualangan agustinus wibowo
http://id.wikipedia.org/wiki/Timbuktu
</div>
Timbuktu (Koyra Chiini: Tumbutu, bahasa Perancis: Tombouctou) adalah sebuah kota di Mali, Afrika Barat. Kota ini adalah rumah dari Universitas Sankore dan madrasah lainnya, dan juga, kota ini adalah pusat dari penyebaran Islam di Afrika pada abad ke-15 dan abad ke-16. [1]
[/spoiler] for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/4bv2u0la.jpg
Kota ini dihuni oleh suku Songhay, Tuareg, Fulani, dan Moor. Kota ini sering kali dibilang terletak di Sungai Niger, namun sebenarnya terletak 15 km utara sungai itu. Kota ini juga berada di daerah persimpangan dari Perdagangan Trans-Sahara baik dari barat ke timur, sampai utara ke selatan. Kota ini dulu dan sekarang, merupakan tempat penyaluran garam dari Taoudenni
Letak geografisnya membuatnya sebuah tempat pertemuan alami bagi populasi Afrika di sekitarnya dan suku Berber yang nomaden dan orang Arab dari utara. Sejarahnya yang panjang sebagai pos perdagangan yang menghubungkan Afrika Barat dengan Berber, Arab dan Yahudi melalui Afrika Utara, dan juga secara tidak langsung dengan pedagang dari Eropa, telah memberikannya status fabel, dan di barat, dia merupakan sebuah metafora untuk tanah jauh yang eksotik. Kontribusi Timbuktu yang panjang kepada kebudayaan Islam dan dunia adalah pelajar.
for Asal mula:
Timbuktu didirikan oleh suku Tuareg pada awal abad ke-10. Menurut etimologi populer, namanya dibuat dari tin dimana berarti tempat dan buktu, nama dari wanita tua Mali yang diketahui karena kelurusan hatinya dan yang suatu hari tinggal di daerah itu. Tuareg dan pengelana lainnya mempercayakan wanita ini barang yang mereka tidak digunakan saat kembali dari kunjungannya ke utara. Hingga, saat Tuareg kembali ke rumahnya, ia ditanya dimana ia meninggalkan barangnya, lalu ia menjawab: Saya meninggalkannya di Tin Buktu, Tin Buktu berarti tempat dimana seorang wanita yang bernama Buktu tinggal. 2 hubungan ini akhirnya bergabung menjadi 1 kata, dan memberikan kota ini nama Tinbuktu yang nantinya menjadi Timbuktu. Namun, orang Perancis yang bernama Ren� Basset memberikan teori yang lebih masuk akal: pada bahasa Berber, "buqt" berarti ""sangat jauh", karena itu, "Tin-Buqt(u)" berarti tempat yang merupakan ujung dunia, karena itu orang menggambarkan dirinya pergi ke ujung dunia dengan pergi ke Timbuktu. [1]
Seperti pendahulunya, Tiraqqa, kota perdagangan yang bertetangga dengan Wangara, Timbuktu berkembang menjadi sangat kaya karena peran kuncinya dalam Perdagangan Trans-Sahara dengan komoditi emas, gading, budak, garam, dan komoditi lain dari pedagang Tuareg, Moor dan Fulani. Jika Sahara berfungsi sebagai laut, Timbuktu adalah pelabuhan utamanya. Kota ini juga merupakan kota utama dalam beberapa kekaisaran: Kerajaan Ghana, Kerajaan Mali dari tahun 1324, dan Kerajaan Songhai dari tahun 1468, pendudukan kedua dimulai saat kekaisaran menyingkirkan kepemimpinan Tuareg yang telah mendapatkan kekuasaan. Kota ini mencapai kejayaannya pada abad ke-16.
Pemimpin Kerajaan Songhai mulai mengekspansi kekuasaannya di sungai Niger. Seperti kerajaan Ghana dan Mali yang telah hilang di daerah itu pada abad sebelumnya, Songhai berkembang lebih kuat karena kekuasaannya terhadap rute perdagangan lokal. Timbukti segera menjadi jantung kekaisaran Songhai. Kota ini menjadi kaya karena banyak pedagang yang berkelana di rute perdagangan berhenti disitu.
for penduduk Tuareg:
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xhuou2jv.jpg
salah satu kota yang kiranya nanti bakalan jadi alternatif buat didatengin yah klo punya rejeki sie soalnya jauh banget yah�.. tempat dimana agama islam nyebar di afrika kira-kira abad ke 15 dan 16.
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/4bv2u0la.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/k8jeythn.jpg
[quote]
ada juga versi lain mengenai ujung dunia yang dimana orang-orang disana hanya main biliar sepanjang hari.. kota itu adalah Rutog, pemukiman orang Tibet pertama dari arah Pegunungan Kunlun � sepuluh kilometer di selatan Danau Pangong yang masih dibungkus kesunyian ketika matahari pagi sudah memancarkan sinarnya ke sudut-sudut gunung
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/gdubtykp.jpg
Kota baru yang muncul di tengah kumpulan gunung, sepetak jalan aspal lurus yang mulai dari kepulan debu dan berakhir pada kepulan debu, polisi yang berkeliaran, serta penduduk yang sehari-hari hanya bermain biliar dari pagi hingga malam..
for :
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/apijvdht.jpg
wah orang2 di rutog harusnya ikut turnamen biliar, yang pastinya bakalan kesabet semua tuh piala2 bahkan mungkin calon juara dunia biliar terdapat disana diujung dunia yang kalao mau nyari oksigen susah karena termasuk barang yang langka bayangin aja letaknya yang 4000 meter lebih diatas permukaan laut fuih
for no repost yah gan-sist:
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/i1eyfllx.jpg
[spoiler=open this] for sumber-sumbernya:
kompas.com petualangan agustinus wibowo
http://id.wikipedia.org/wiki/Timbuktu
</div>