kripix
28th May 2012, 06:33 AM
Mega merah menyelimuti di setengah langit bagian barat. Perlahan-lahan bola api merah segera menenggelamkan dirinya bergantian untuk melaksanakan tugasnya masing masing. Aku menunggangi kuda besiku pelan-pelan, membelah hiruk piruk kota metropolitan. Kira kira tiga kilometer akan kutempuh menuju salah satu kampus swasta dimana tempat aku menggali ilmu setiap hari dikota Surabaya bagian timur.
Gelap malam menyelimuti. Dingin sentuhan angin menginjeksi kulit menusuk tulang. Kadang juga tak ada dingin sama sekali siang malam terasa nggak ada bedanya, rasanya musim tak lagi bisa kita tebak entah apakah dunia ini sudah renta sehingga tak lagi berjalan normal segala aktivitasnya atau apa dunia ini sudah muak dengan keserakahan manusia yang tinggal dibumi ini yang berimbas pada kerusakan alam ini. waktu menunjukkan pukul 22.00 aku bergegas memacu kuda besi liarku dengan kuat dan kencang, berharap segera kucapai halaman rumah. Bahkan kaki kuda besiku seakan sudah hafal dengan lobang dan gundukan di jalanan beraspal rusak, meski sesekali tetap terperosok kedalam lobang jalan.
Yah, demikianlah kulalui hari-hariku. Menembus gelap malam, dingin pagi maupun terik di siang hari. Hari demi hari yang gamang rasanya hidup dijalan tol yang lurus lurus saja. Dalam kehidupanku nyaris tak ada perubahan berarti. Antara kampus dan rumah. Itu sudah. Senin hingga jum�at berangkat ke kampus sehabis ashar. Pulang jam sepuluh malam. Istirahat sejenak, kemudian berbenah rumah dan sesekali membuka buku atau sekedar mengingat ingat tugas untuk esok hari itupun kalau sempat, tetapi lebih bayak langsung merebahkan badan dilantai rumah saudaraku. Rabu-Kamis berangkat pagi jam 09.00 karna kuliahku juga ada yang aku ambil pagi, pulang malam. Pagi sebelumnya kuisi dengan kegiatan menyapu rumah saat bulek saya sedang masak didapur, dan juga tidur sejenak. Pulang ke rumah sudah dalam kondisi capek.
Semuanya sudah menjadi ritme yang terprogram. Sebenarnya aku bosan dengan kehidupanku yang demikian. Bahkan kadang kebosanan itu demikian memuncak. Tapi apa yang dapat kulakukan? Tapi sungguh aku tak tahu apa yang mesti kulakukan untuk mengatasi kebosanan itu. Maka menonton televisi, berkunjung ke kost teman, bermain dan ngobrol ngobrol kesana kemari adalah selingan yang kadang juga sama membosankannya. Sesekali aku jalan-jalan ke pasar Turi, jalan ke Mall itupun jika punya uang atau hanya sekedar ngadem di Mall ditengah panasnya kota surabaya.
Aku terlahir dikota jawa timur sebelah barat selatan dari 2 bersaudara dan adikku masih duduk di kelas 1 SMA, Tujuan aku di Surabaya sebenarnya untuk kuliah sambil bekerja dengan maksud hati aku sebagai anak yang pertama yang juga masih punya adik yang juga membutuhkan biaya juga untuk pendidikannya esok hari dengan bekerja kan bisa meringan kan beban disamping orang tua yang sudah renta yang setiap hari hari mengurus sawahnya sebagai sumber rejeki keluarga saya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu kuliah aku kalah dengan pekerjaan nilai nilai kuliah aku hancur tetapi untungnya itu terjadi di semester semester awal. Semenjak itu aku memutuskan untuk meraih tujuan utama saya dulu yaitu menuntut ilmu sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua saya.
Bisakah kau rasakan apa yang aku rasakan? Aku tidak punya impian apa-apa selain membahagiakan orang tua dan membina rumah tangga seperti sunnah kanjeng Rasulullah SAW. Aku tidak muluk muluk dengan apa cita cita saya dan kadang bosan dengan mau jadi apa saya nanti??? Makanya aku tidak ambil pusing dengan apa yang akan terjadi pada saya di esok hari yang penting saya berusaha menjadikan orang tua saya sebagai prioritas utama dalam hidup saya.
Kadang kadang terbesit dalam fikiranku ternyata menuntut ilmu ditempat orang itu banyak hambatan dan tantangan yang membentang luas seluas samudra,akan tetapi apapun itu aku akan tetap berjuang tanpa menyerah demi membahagiakan orang tua serta meraih sejatinya hidup sebagai manusia seutuhnya.
Amien..
Aris hidayatulllah
</div>
Gelap malam menyelimuti. Dingin sentuhan angin menginjeksi kulit menusuk tulang. Kadang juga tak ada dingin sama sekali siang malam terasa nggak ada bedanya, rasanya musim tak lagi bisa kita tebak entah apakah dunia ini sudah renta sehingga tak lagi berjalan normal segala aktivitasnya atau apa dunia ini sudah muak dengan keserakahan manusia yang tinggal dibumi ini yang berimbas pada kerusakan alam ini. waktu menunjukkan pukul 22.00 aku bergegas memacu kuda besi liarku dengan kuat dan kencang, berharap segera kucapai halaman rumah. Bahkan kaki kuda besiku seakan sudah hafal dengan lobang dan gundukan di jalanan beraspal rusak, meski sesekali tetap terperosok kedalam lobang jalan.
Yah, demikianlah kulalui hari-hariku. Menembus gelap malam, dingin pagi maupun terik di siang hari. Hari demi hari yang gamang rasanya hidup dijalan tol yang lurus lurus saja. Dalam kehidupanku nyaris tak ada perubahan berarti. Antara kampus dan rumah. Itu sudah. Senin hingga jum�at berangkat ke kampus sehabis ashar. Pulang jam sepuluh malam. Istirahat sejenak, kemudian berbenah rumah dan sesekali membuka buku atau sekedar mengingat ingat tugas untuk esok hari itupun kalau sempat, tetapi lebih bayak langsung merebahkan badan dilantai rumah saudaraku. Rabu-Kamis berangkat pagi jam 09.00 karna kuliahku juga ada yang aku ambil pagi, pulang malam. Pagi sebelumnya kuisi dengan kegiatan menyapu rumah saat bulek saya sedang masak didapur, dan juga tidur sejenak. Pulang ke rumah sudah dalam kondisi capek.
Semuanya sudah menjadi ritme yang terprogram. Sebenarnya aku bosan dengan kehidupanku yang demikian. Bahkan kadang kebosanan itu demikian memuncak. Tapi apa yang dapat kulakukan? Tapi sungguh aku tak tahu apa yang mesti kulakukan untuk mengatasi kebosanan itu. Maka menonton televisi, berkunjung ke kost teman, bermain dan ngobrol ngobrol kesana kemari adalah selingan yang kadang juga sama membosankannya. Sesekali aku jalan-jalan ke pasar Turi, jalan ke Mall itupun jika punya uang atau hanya sekedar ngadem di Mall ditengah panasnya kota surabaya.
Aku terlahir dikota jawa timur sebelah barat selatan dari 2 bersaudara dan adikku masih duduk di kelas 1 SMA, Tujuan aku di Surabaya sebenarnya untuk kuliah sambil bekerja dengan maksud hati aku sebagai anak yang pertama yang juga masih punya adik yang juga membutuhkan biaya juga untuk pendidikannya esok hari dengan bekerja kan bisa meringan kan beban disamping orang tua yang sudah renta yang setiap hari hari mengurus sawahnya sebagai sumber rejeki keluarga saya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu kuliah aku kalah dengan pekerjaan nilai nilai kuliah aku hancur tetapi untungnya itu terjadi di semester semester awal. Semenjak itu aku memutuskan untuk meraih tujuan utama saya dulu yaitu menuntut ilmu sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua saya.
Bisakah kau rasakan apa yang aku rasakan? Aku tidak punya impian apa-apa selain membahagiakan orang tua dan membina rumah tangga seperti sunnah kanjeng Rasulullah SAW. Aku tidak muluk muluk dengan apa cita cita saya dan kadang bosan dengan mau jadi apa saya nanti??? Makanya aku tidak ambil pusing dengan apa yang akan terjadi pada saya di esok hari yang penting saya berusaha menjadikan orang tua saya sebagai prioritas utama dalam hidup saya.
Kadang kadang terbesit dalam fikiranku ternyata menuntut ilmu ditempat orang itu banyak hambatan dan tantangan yang membentang luas seluas samudra,akan tetapi apapun itu aku akan tetap berjuang tanpa menyerah demi membahagiakan orang tua serta meraih sejatinya hidup sebagai manusia seutuhnya.
Amien..
Aris hidayatulllah
</div>