sleepingbaby
28th May 2012, 06:32 AM
www.wakalanusantara (http://www.wakalanusantara)
Jakarta, 22 Mei 2012
Pedagang Pasar Tebet Barat Mulai Gunakan Dinar Dirham
Pasar Tebet Barat siap jadi pusat perbelanjaan pertama yang mengembalikan sunnah muamalat dengan nuqud Nabawi.
Tanpa ada keraguan sedikit pun, selepas mendapatkan penjelasan tentang Dinar dan Dirham serta muslihat uang kertas, banyak pedagang di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, menyatakan siap bertransaksi dengan Dinar dan Dirham. Sekitar 100 pedagang, ba'da Ashar, Sabtu, 12 Mei 2012 itu, memenuhi Musholla yang memang tak begitu besar. Semula waktu yang diberikan kepada Pak Zaim Saidi, dari WIN, untuk bicara hanyalah 30 menit, tetapi berakhir sampai sekitar 60 menit, karena antusiasme para pendengar.
Para pedagang yang hadir sangat beragam, mulai dari penjual kosmetik, penjual jasa percetakan, sampai tukang jahit dan penjual perhiasan emas. Sebagai pedagang mereka tampaknya sangat mudah memahami persoalan mendasar yang melekat pada uang kertas: nilainya yang terus-menerus merosot. Yang mereka belum pahami adalah bahwa persoalan yang acap disebut sebagai inflasi itu adalah akibat dari sistem, dan bukan tidak bisa dicegah atau dihentikan. Perkenalan kembali dengan Dinar emas dan Dirham perak, yang terbukti tidak pernah mengalami depresiasi, memberikan mereka jalan keluar.
'Kita sudah lama dibodoh-bodohi ya. Kita harus hentikan hal ini,' ujar salah satu pedagang selepas acara pengajian yang juga dihadiri Ketua Jawara Pusat, Bapak Abdarrahman Rachadi, dan Ketua Jawara Jakarta Selatan, Bapak Mico Chandra tersebut. Sejumlah al Wakil, dari Medan dan Jogya, juga turut menghadirinya.
Pasar Tebet Barat sendiri merupakan salah satu 'pasar tradisional' yang teramai di wilayah Jakarta Selatan. Maklum posisinya cukup strategis, dan tak jauh dari pusat-pusat keramaian, dan pemukiman penduduk yang padat.
'Jadi, siapa yang akan memulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham?' tanya Pak Zaim. Sejumlah tangan peserta spontan diangkat sambil menunjukkan jari ke atas, tanda persetujuan.
Selasa, 14 Mei 2012, tiga hari sesudah acara tersebut, transaksi dengan Dirham pun mulai terjadi. Ada Pak Syafran,penjual kain, Pak Abi yang berdagang jilbab dan pakaian Muslim serta Ibu Ida, penyedia makanan yang telah melayani pembeli dengan Dirham perak.
Dengan sejumlah pedagang di Pasar Tebet Barat telah mulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham ini, tak lama lagi pengurus Jawara akan segera menindaklanjutinya, dengan pendataan dan pemasangan stiker Jawara. Akan diupayakan juga agar di Pasar Tebet Barat ini dapat dibuka sebuah wakala, hingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan koin Dinar dan Dirham sebelum bertransaksi di pasar. Dari Pasar Tebet Barat diharapkan paguyuban Jawara terus berkembang di pasar-pasar lain di seluruh Nusantara.(001)
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_melon.gif
</div>
Jakarta, 22 Mei 2012
Pedagang Pasar Tebet Barat Mulai Gunakan Dinar Dirham
Pasar Tebet Barat siap jadi pusat perbelanjaan pertama yang mengembalikan sunnah muamalat dengan nuqud Nabawi.
Tanpa ada keraguan sedikit pun, selepas mendapatkan penjelasan tentang Dinar dan Dirham serta muslihat uang kertas, banyak pedagang di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, menyatakan siap bertransaksi dengan Dinar dan Dirham. Sekitar 100 pedagang, ba'da Ashar, Sabtu, 12 Mei 2012 itu, memenuhi Musholla yang memang tak begitu besar. Semula waktu yang diberikan kepada Pak Zaim Saidi, dari WIN, untuk bicara hanyalah 30 menit, tetapi berakhir sampai sekitar 60 menit, karena antusiasme para pendengar.
Para pedagang yang hadir sangat beragam, mulai dari penjual kosmetik, penjual jasa percetakan, sampai tukang jahit dan penjual perhiasan emas. Sebagai pedagang mereka tampaknya sangat mudah memahami persoalan mendasar yang melekat pada uang kertas: nilainya yang terus-menerus merosot. Yang mereka belum pahami adalah bahwa persoalan yang acap disebut sebagai inflasi itu adalah akibat dari sistem, dan bukan tidak bisa dicegah atau dihentikan. Perkenalan kembali dengan Dinar emas dan Dirham perak, yang terbukti tidak pernah mengalami depresiasi, memberikan mereka jalan keluar.
'Kita sudah lama dibodoh-bodohi ya. Kita harus hentikan hal ini,' ujar salah satu pedagang selepas acara pengajian yang juga dihadiri Ketua Jawara Pusat, Bapak Abdarrahman Rachadi, dan Ketua Jawara Jakarta Selatan, Bapak Mico Chandra tersebut. Sejumlah al Wakil, dari Medan dan Jogya, juga turut menghadirinya.
Pasar Tebet Barat sendiri merupakan salah satu 'pasar tradisional' yang teramai di wilayah Jakarta Selatan. Maklum posisinya cukup strategis, dan tak jauh dari pusat-pusat keramaian, dan pemukiman penduduk yang padat.
'Jadi, siapa yang akan memulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham?' tanya Pak Zaim. Sejumlah tangan peserta spontan diangkat sambil menunjukkan jari ke atas, tanda persetujuan.
Selasa, 14 Mei 2012, tiga hari sesudah acara tersebut, transaksi dengan Dirham pun mulai terjadi. Ada Pak Syafran,penjual kain, Pak Abi yang berdagang jilbab dan pakaian Muslim serta Ibu Ida, penyedia makanan yang telah melayani pembeli dengan Dirham perak.
Dengan sejumlah pedagang di Pasar Tebet Barat telah mulai menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham ini, tak lama lagi pengurus Jawara akan segera menindaklanjutinya, dengan pendataan dan pemasangan stiker Jawara. Akan diupayakan juga agar di Pasar Tebet Barat ini dapat dibuka sebuah wakala, hingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan koin Dinar dan Dirham sebelum bertransaksi di pasar. Dari Pasar Tebet Barat diharapkan paguyuban Jawara terus berkembang di pasar-pasar lain di seluruh Nusantara.(001)
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_melon.gif
</div>