cris
6th April 2010, 03:03 AM
Tetap bertahan di peta desain grafis Indonesia sungguh membutuhkan amunisi dan keyakinan yang kuat. Secara pribadi saya memberikan apresiasi mendalam atas segala kreasi dan ekspresi rekan seprofesi untuk menjadi bagian dari fenomena dan problematika industri kreatif di negara yang 1/6 penduduknya masih berada dibawah garis kemiskinan. Dibawah ini saya ingin mengajak �bermain� dengan memberikan 10 tantangan bagi siapa saja yang mencantumkan profesi kreatif dikartu namanya.
Berani?
Biarkan klien datang ke tempat kita, jangan kita yang menghampiri teritorialnya. Seandainya terpaksa harus bertemu diluar, pilih restoran yang mahal, biasakan klien yang bayar.
Hindari tepat waktu, biarkan klien atau partner menunggu beberapa menit dengan begitu posisi kita akan terkesan lebih dibutuhkan.
Jujurlah pada diri sendiri! Tolak pekerjaan yang penuh kolusi dan konspirasi, jangan lagi membuat desain yang bertentangan dengan hati nurani.
Jadilah desainer tulen bukan decorator!
Jangan memposisikan profesi desain grafis sebagai mesin uang, karena Desainer adalah Inovator bukan businessman, terbukti dari 100 milyuner di dunia tak satupun desainer didalamnya.
Tidurlah ketika menjelang deadline, sungguh itu adalah salah satu cara istirahat yang paling nikmat.
Jangan mengikuti pitching, kenapa? Pokoknya jangan! Sudah terlalu banyak korban karena prosedur kompetisi yang seringkali tidak fair.
Besok, buatlah surat pengunduran diri dari kantor, tentukan petualangan dan buat garis hidupmu sendiri.
Jangan bilang �tidak� pada klien namun buatlah beberapa pilihan yang semua jawabanmu berarti �tidak�.
Berfikir dan melahirkan ide yang orisinal bagi kita mungkin merupakan tahapan yang sulit dicapai, namun apakah menggunakan software orisinal akan tetap menjadi hal yang mustahil?
sumber http://dgi-indonesia.com/sepuluh-tantangan-dari-irwan-ahmett-untuk-desainer-grafis-di-indonesia/
Berani?
Biarkan klien datang ke tempat kita, jangan kita yang menghampiri teritorialnya. Seandainya terpaksa harus bertemu diluar, pilih restoran yang mahal, biasakan klien yang bayar.
Hindari tepat waktu, biarkan klien atau partner menunggu beberapa menit dengan begitu posisi kita akan terkesan lebih dibutuhkan.
Jujurlah pada diri sendiri! Tolak pekerjaan yang penuh kolusi dan konspirasi, jangan lagi membuat desain yang bertentangan dengan hati nurani.
Jadilah desainer tulen bukan decorator!
Jangan memposisikan profesi desain grafis sebagai mesin uang, karena Desainer adalah Inovator bukan businessman, terbukti dari 100 milyuner di dunia tak satupun desainer didalamnya.
Tidurlah ketika menjelang deadline, sungguh itu adalah salah satu cara istirahat yang paling nikmat.
Jangan mengikuti pitching, kenapa? Pokoknya jangan! Sudah terlalu banyak korban karena prosedur kompetisi yang seringkali tidak fair.
Besok, buatlah surat pengunduran diri dari kantor, tentukan petualangan dan buat garis hidupmu sendiri.
Jangan bilang �tidak� pada klien namun buatlah beberapa pilihan yang semua jawabanmu berarti �tidak�.
Berfikir dan melahirkan ide yang orisinal bagi kita mungkin merupakan tahapan yang sulit dicapai, namun apakah menggunakan software orisinal akan tetap menjadi hal yang mustahil?
sumber http://dgi-indonesia.com/sepuluh-tantangan-dari-irwan-ahmett-untuk-desainer-grafis-di-indonesia/