Log in

View Full Version : Pemikiran gila dari sebuah blog : Walisongo Penyebar Ajaran Setan Perusak Islam


sleepingbaby
28th May 2012, 06:23 AM
Walisongo Penyebar Ajaran Setan Perusak Islam dan Nusantara



Sungguh bangsa ini terlalu bodoh untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak. Keengganannya belajar atau meneliti sumber referensi atau argumentasi suatu permasalahan membuatnya senantiasa terjebak kepada pembodohan demi pembodohan. Sampai hari ini bangsa yang rakyatnya demikian banyak ini akhirnya telah jatuh kafir tanpa mereka sendiri menyadarinya, hal itu diakibatkan ajaran 'Islam' (tanda kutip) yang mereka yakini berasal dari Wali Dungu yang dipuja puja oleh orang stres yang kemudian dikenal dengan sebutan Walisongo. Mari kita merunut kembali trik-trik istimewa yang dibawakan oleh 9 orang yang dianggap sakti atau memiliki karomah tersebut. Anehnya ke 9 orang Wali sakti tersebut tidak pernah menuliskan kitab keilmuan tentang Islam yang berdasarkan pada Quran dan Hadits yang shahih, namun justru berbuat aneh. Contohnya ketika Sunan Kalijaga masuk Islam, dia tidak diwajibkan shalat malah disuruh nungguin tongkat hingga tubuhnya dipenuhi tanaman merambat. Ini adalah suatu kekafiran atau suatu pelecehan terhadap Islam. Islam tidak mengajarkan hal seperti yang dilakukan para Wali sesat tersebut sama sekali. Sayangnya orang orang dungu terlanjur mencintai Wali setan itu sampai dengan saat ini. Mari kita mulai teliti beberapa intrik berdasarkan sejarah yang autentik mengenai perkembangan Islan di negeri ini dahulu kala.



Satu dari 20 orang Jawa mengisap candu, tulis pakar candu Henri Louis Charles Te Mechelen tahun 1882, seperti yang tercantum dalam buku Opium To Java karya James R.Rush. Kebiasaan mengisap candu bukan hanya terjadi di tanah Jawa, tetapi juga di sejumlah wilayah koloni Eropa di Asia, tulis Te Mechelen yang waktu itu menjabat sebagai Inspektur Kepala Regi Opium dan Asisten Residen Yuwana di wilayah Jawa Tengah masa kini. Penikmat candu tersebar di berbagai kalangan dan meluas di Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada papan atas, candu dikonsumsi sebagai gaya hidup, disuguhkan sebagai tanda kehormatan bagi tetamu di rumah para bangsawan Jawa dan China, tetapi kelompok masyarakat lain juga menjadi pecandu, meskipun kebanyakan mengonsumsi candu kualitas rendah.



Menurut sejarawan Melayu, Aswandi Syahri, perdagangan candu di Kota Tanjung Pinang memang dilegalkan dengan pengawasan Pemerintah Hindia Belanda pada akhir abad ke-19. Candu diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang China di Tanjung Pinang waktu itu. Akan tetapi, perdagangan candu di Kota Tanjung Pinang sebenarnya sudah lama terjadi. Itu dapat dilihat dari sejarah perang kerajaan Riau yang dipimpin Raja Haji FisabiliLLAAH (maaf setelah ini saya tidak menempatkan asma ALLAH dibelakang nama raja satu ini ) (1783-1785). Penyulut perang itu adalah masalah candu.



Aswandi menjelaskan, Februari 1782 di perairan Tanjung Pinang, datang kapal Inggris, yaitu Betsy. Kapal itu membawa barang-barang perdagangan, termasuk 1.154 peti berisi candu. Kapal itu kemudian dibajak oleh pembajak dengan kapal La Sainte Therese yang dinakhodai Mathurin Barbaron, nakhoda asal Perancis. Kapal Inggris Betsy, lanjut Aswandi, kemudian dibawa oleh Mathurin ke Malaka yang dikuasai VOC. Raja Haji Fisabili yang mengetahui kejadian itu meminta pemerintah VOC di Malaka membagi hasil rampasan dari kapal yang dibajak oleh nakhoda asal Perancis itu.



Akan tetapi, pemerintah VOC di Malaka tidak ingin membagi hasil rampasan itu. Situasi memanas sehingga pasukan VOC dari Malaka menyerang Kota Tanjung Pinang yang waktu itu berada di bawah pemerintahan Raja Haji Fisabili. Kapal besar VOC yang bersandar di perairan Tanjung Pinang ditembak oleh pasukan Raja Haji Fisabili pada 6 Januari 1784. Ini kemudian dijadikan sebagai tanggal kelahiran Kota Tanjung Pinang.



Patut dicatat dalam hal ini khusus mengenai perdagangan candu, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memperdagangakan ini, para bandar membentuk lebih dahulu para pemakai aktifnya, yang tentu semua itu harus didahului dengan memberikan candu secara gratis kepada calon pemakai hingga dia ketagihan, dan yang pasti hal itu terjadi jauh sebelum perdagangan candu sudah berhasil sukses pada sekitar abad XVI. Hingga pada abad XVIII, para pengusaha dari etnis Tionghoa semakin berjaya melalui perdagangan candu dari China dan Benggala yang diangkut dengan kapal-kapal dagang China. Kemudian candu-candu itu diselundupkan dengan perahu-perahu nelayan menyusuri Sungai Lasem dan masuk melalui kanal-kanal atau gorong-gorong air menuju rumah-rumah pengusaha candu.



Perdagangan tersebut semakin mengembangkan pecinan, pergudangan, dan kawasan produksi, pengusaha Tionghoa, baik di sebelah barat maupun timur sungai. Namun, sekarang keriuhan perdagangan tak lagi terdengar dan kelihatan. Bangunan-bangunan perpaduan arsitektur China-Eropa di sekitar Sungai Lasem banyak yang hancur atau tidak terawat. Para pedagang China itu mementuk jaringan dagang dengan bekerjasama dengan penguasa pribumi, dan sesama pedagang China melalui perkimpoian. Pola kimpoi politik ini memungkinkan hubungan ekonomi menjadi sebuah hubungan politik yang mendukung langgengnya bisnis orang-orang China di Jawa.



lengkapnya silahkan kunjungi blog gila ini :link (http://www.akhirzaman.info/menukonspirasi/konspirasi-islam/2139-walisongo-penyebar-ajaran-setan-perusak-islam-dan-nusantara.html)







wah ni orang bener bener udah gila kali ya?

hati hatilah temen temen, ini adalah sebuah konspirasi dari orang yg tidak suka dengan muslim



maaf agak sara tp tolong dicerna

</div>