legendsong
28th May 2012, 06:17 AM
PART 1
Menyediakan kamar bermalam bagi para pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan.
Pernah mendengar istilah hotel cinta atau love hotel? Di Jepang, industri hotel ini menjamur dan terus berkembang. Keistimewaannya: menyediakan kamar bermalam bagi para pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan.
Tak ada bingkai tabu di sana. Siapa saja boleh menyewa, asal bersedia membayar tunai sesuai batas waktu yang ditentukan. Bahkan, terbuka bagi pasangan selingkuh yang ingin rahasianya terjaga.
Meski mengakomodir pasangan selingkuh, hotel ini tidak menerima pasangan homoseksual maupun mereka yang ingin melakukan sesi intim beramai-ramai, seperti dikutip dari The Globe and Mail.
Di Negeri Sakura, setidaknya ada 30 ribu hotel cinta dengan total transaksi mencapai sejuta kunjungan per hari. Bukan hanya warga lokal, menjamurnya hotel ini juga menarik wisatawan mancanegara untuk merasakan sensasinya.
Apa beda dengan hotel biasa?
Demi kenyamanan pasangan, hotel cinta biasanya menerapkan sistem elektronik yang meminimalisir interaksi pelanggan dengan staf. Pelanggan bisa memilih kamar melalui layar elektronik dengan sistem pembayaran otomatis. Atau melalui konter resepsion berkaca buram, di mana pelanggan hanya dapat melihat tangan staf.
Tidak ada jendela sama sekali di hotel cinta. Pintu masuk bangunan pun dirancang untuk memaksimalkan privasi pelanggan. Area parkir mobil juga dilengkapi tirai yang akan menyamarkan plat mobil.
Meski terkesan tertutup, menemukan hotel ini di Jepang bukan perkara sulit. Perhatikan saja nama hotel yang lumrahnya terkesan menggoda, misalnya 'Hotel Allure' atau 'Hotel Pie Peach'.
Kekhasan lainnya adalah penerapan durasi sewa sesuai kebutuhan. Tak harus menyewa satu malam, tapi bisa dengan hitungan jam. Maklum, dengan desain interior dan sistem keamanan yang baik, hotel ini biasanya menerapkan tarif sewa cukup fantastis.
Gambar Kamar Kamasutra di salah satu hotel cinta di Swedia:
http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/23/111655_kamar-kamasutra---hotel-venusgarden_300_225.jpg
PART 2
Interior kamar sengaja didesain untuk menciptakan pengalaman seksual tak terlupakan
Hotel cinta menawarkan kamar spesial bagi pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan. Selain jaminan privasi yang optimal, hotel yang menjamur di kota-kota besar di Jepang ini biasanya memiliki desain interior kamar yang menggoda.
Dilansir Wired, fotografer asal Amerika Serika, Misty Keasler, mengabadikan fitur kemewahan dan kenyamanan sejumlah hotel yang menawarkan spesifikasi kamar untuk pasangan yang ingin bercinta ini.
Ada kamar yang mengusung tema ruang kelas sekolah, kamar bernuansa bocah dengan ornamen Hello Kitty atau anime, kamar bertema luar angkasa, kamar bajak laut, kamar glow in the dark, hingga kamar bertema sadomasokis. Semua difokuskan untuk menciptakan pengalaman seksual tak terlupakan.
Sejumlah hotel cinta berbintang memiliki gaya bangunan khas menyerupai kastil atau istana raja. Interior kamar menyesuaikan dengan desain rumit namun mewah. Sebagian menempatkan cermin di plafon kamar sehingga memantulkan setiap aktivitas di tempat tidur. Tak jarang yang melengkapinya dengan tempat tidur berputar.
Dengan fasilitas eksklusif yang ditawarkan, harga hotel berkisar antara Rp350-850 ribu hanya untuk durasi sewa beberapa jam. Harga ini bisa melambung beberapa kali lipat pada akhir pekan.
Keterbatasan Ruang Intim
Pelanggannya beragam. Ada turis mancanegara, pasangan selingkuh, namun tak sedikit pasangan menikah yang memiliki keterbatasan ruang bercinta di rumah. Mereka menempatkan hotel ini sebagai kebutuhan ruang untuk menunjang aktivitas intim.
Dikutip Japan Daily Press, rumah atau apartemen menjadi hal yang sangat mahal di Jepang. Dengan ruang yang sempit, banyak pasangan yang harus tinggal bersama dengan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa. Bahkan tak jarang berbagi ruang tidur sama dengan anaknya.
Menjamurnya hotel cinta menjadi solusi. Terlepas banyaknya pasangan ilegal yang memperburuk citra, hotel cinta mengakomodir kebutuhan intim pasangan berumah tangga demi hubungan harmonis.
Berdasar buku 'Japanese Love Story: A Cultural History' karya Sarah Chaplin, hotel cinta di Jepang berevolusi sejak kemunculannya di akhir 1950an. Sempat tenggelam saat larangan prostitusi berlisensi muncul, euforia hotel ini kembali menggeliat pada tahun 1970an. Dan, mendapat izin resmi dari pemerintah setempat pada tahun 1980.
Gambar salah satu interior hotel cinta:
http://media.vivanews.com/thumbs2/2012/05/25/156272_salah-satu-interior-hotel-cinta_300_225.jpg
</div>
Menyediakan kamar bermalam bagi para pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan.
Pernah mendengar istilah hotel cinta atau love hotel? Di Jepang, industri hotel ini menjamur dan terus berkembang. Keistimewaannya: menyediakan kamar bermalam bagi para pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan.
Tak ada bingkai tabu di sana. Siapa saja boleh menyewa, asal bersedia membayar tunai sesuai batas waktu yang ditentukan. Bahkan, terbuka bagi pasangan selingkuh yang ingin rahasianya terjaga.
Meski mengakomodir pasangan selingkuh, hotel ini tidak menerima pasangan homoseksual maupun mereka yang ingin melakukan sesi intim beramai-ramai, seperti dikutip dari The Globe and Mail.
Di Negeri Sakura, setidaknya ada 30 ribu hotel cinta dengan total transaksi mencapai sejuta kunjungan per hari. Bukan hanya warga lokal, menjamurnya hotel ini juga menarik wisatawan mancanegara untuk merasakan sensasinya.
Apa beda dengan hotel biasa?
Demi kenyamanan pasangan, hotel cinta biasanya menerapkan sistem elektronik yang meminimalisir interaksi pelanggan dengan staf. Pelanggan bisa memilih kamar melalui layar elektronik dengan sistem pembayaran otomatis. Atau melalui konter resepsion berkaca buram, di mana pelanggan hanya dapat melihat tangan staf.
Tidak ada jendela sama sekali di hotel cinta. Pintu masuk bangunan pun dirancang untuk memaksimalkan privasi pelanggan. Area parkir mobil juga dilengkapi tirai yang akan menyamarkan plat mobil.
Meski terkesan tertutup, menemukan hotel ini di Jepang bukan perkara sulit. Perhatikan saja nama hotel yang lumrahnya terkesan menggoda, misalnya 'Hotel Allure' atau 'Hotel Pie Peach'.
Kekhasan lainnya adalah penerapan durasi sewa sesuai kebutuhan. Tak harus menyewa satu malam, tapi bisa dengan hitungan jam. Maklum, dengan desain interior dan sistem keamanan yang baik, hotel ini biasanya menerapkan tarif sewa cukup fantastis.
Gambar Kamar Kamasutra di salah satu hotel cinta di Swedia:
http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/23/111655_kamar-kamasutra---hotel-venusgarden_300_225.jpg
PART 2
Interior kamar sengaja didesain untuk menciptakan pengalaman seksual tak terlupakan
Hotel cinta menawarkan kamar spesial bagi pasangan yang ingin bermesraan tanpa gangguan. Selain jaminan privasi yang optimal, hotel yang menjamur di kota-kota besar di Jepang ini biasanya memiliki desain interior kamar yang menggoda.
Dilansir Wired, fotografer asal Amerika Serika, Misty Keasler, mengabadikan fitur kemewahan dan kenyamanan sejumlah hotel yang menawarkan spesifikasi kamar untuk pasangan yang ingin bercinta ini.
Ada kamar yang mengusung tema ruang kelas sekolah, kamar bernuansa bocah dengan ornamen Hello Kitty atau anime, kamar bertema luar angkasa, kamar bajak laut, kamar glow in the dark, hingga kamar bertema sadomasokis. Semua difokuskan untuk menciptakan pengalaman seksual tak terlupakan.
Sejumlah hotel cinta berbintang memiliki gaya bangunan khas menyerupai kastil atau istana raja. Interior kamar menyesuaikan dengan desain rumit namun mewah. Sebagian menempatkan cermin di plafon kamar sehingga memantulkan setiap aktivitas di tempat tidur. Tak jarang yang melengkapinya dengan tempat tidur berputar.
Dengan fasilitas eksklusif yang ditawarkan, harga hotel berkisar antara Rp350-850 ribu hanya untuk durasi sewa beberapa jam. Harga ini bisa melambung beberapa kali lipat pada akhir pekan.
Keterbatasan Ruang Intim
Pelanggannya beragam. Ada turis mancanegara, pasangan selingkuh, namun tak sedikit pasangan menikah yang memiliki keterbatasan ruang bercinta di rumah. Mereka menempatkan hotel ini sebagai kebutuhan ruang untuk menunjang aktivitas intim.
Dikutip Japan Daily Press, rumah atau apartemen menjadi hal yang sangat mahal di Jepang. Dengan ruang yang sempit, banyak pasangan yang harus tinggal bersama dengan anak-anak yang mulai tumbuh dewasa. Bahkan tak jarang berbagi ruang tidur sama dengan anaknya.
Menjamurnya hotel cinta menjadi solusi. Terlepas banyaknya pasangan ilegal yang memperburuk citra, hotel cinta mengakomodir kebutuhan intim pasangan berumah tangga demi hubungan harmonis.
Berdasar buku 'Japanese Love Story: A Cultural History' karya Sarah Chaplin, hotel cinta di Jepang berevolusi sejak kemunculannya di akhir 1950an. Sempat tenggelam saat larangan prostitusi berlisensi muncul, euforia hotel ini kembali menggeliat pada tahun 1970an. Dan, mendapat izin resmi dari pemerintah setempat pada tahun 1980.
Gambar salah satu interior hotel cinta:
http://media.vivanews.com/thumbs2/2012/05/25/156272_salah-satu-interior-hotel-cinta_300_225.jpg
</div>