gulaikambing
28th May 2012, 06:16 AM
http://img5.uploadhouse.com/fileuploads/16133/16133059e357f2aa8eb23ce337530b31abefbddd.gif
ane iseng-iseng nyari kata yg biasa kita dengar dan di ucapkan. Dan nemu 2 pembahasan yg saling bertolak belakang. pembahasan yg ngebahas kata 'BUNG', ane rasanya aneh setelah membaca salah satu ulasan yg mengatakan bahwa kata 'BUNG' itu pemberian dari wanita tuna susila. kata yg sering di ucapkan oleh pembawa acara khususnya dlm acara2 olah raga di tv, kata yg di gunakan untuk menghormati narasumber tp ane rasa malah kurang tepat untuk menggunakan kata itu sebagai kata hormat. Langsung aja Gan..
[/spoiler][spoiler=open this] for bukti no respost:
http://img9.uploadhouse.com/fileuploads/16133/161330853562688b16dcf4bc8ee4f07b9622c7d7.jpg
[/quote]
Panggilan 'Bung' identik dengan beberapa tokoh sentral negeri ini dalam memperjuangan Kemerdekan Republik Indonesia yakni, Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Tomo. Lalu, dari mana kah asal muasal istilah 'Bung' tersebut ??
Pembahasan pertama:
Menurut sejarawan Universitas Indonesia JJ Rizal, panggilan Bung mulai dikenal masyarakat Indonesia secara luas di masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1945-an. Di masa itu istilah 'Bung' menjadi ruh yang menobatkan diri bahwa kemerdekaan harus direbut dengan cara pasti. Selain itu juga melalui radio pemberontakan, Soetomo berbicara lantang sang 'Bung' menjadi mesiu semangat, hingga saat itu perlawanan berkobar 10 November 1945. Bung Tomo adalah bung dengan penuh kepastian, ketika debat telah mengalir panjang dalam penemuan arti dari kemerdekaan. Kata 'Bung' juga menjadi keteguhan untuk bangkit dan melawan!Dan pada masa itu poster yang terlukis sebagai gambar orang yang dirantai tapi rantai itu sudah putus. Namun terasa kering bila tidak tertoreh kata-kata di poster itu. Lalu seorang penyair, Chairil Anwar memberi kata "boeng, ajo boeng.� Ketika ditanyakan dari mana ide itu, Chairil Anwar bercerita. Tahu kah kamu bahwa pekerja seks di pasar senen memanggil setiap pria dengan kata �bung ayo bung!� Chairil Anwar menemukan kata bung ayo bung dari kisah kelam para pelacur yang dimana mereka juga ingin merasakan nikmatnya hidup. Sama seperti kita yang juga ingin mencicipi kemerdekaan itu.
Apa pernah terpikir oleh Anda kata itu ternyata digunakan para pelacur-pelacur Jakarta untuk menawarkan dagangannya pada masa itu. Para pelacur itu mencoba merayu para pria dengan panggilan �bung�. Yang ternyata kata itu sangat dekat dengan gelora semangat.Tapi bukan hanya itu saja, kata �bung� juga kerap digunakan dalam puisi dan lagu. Seperti bait akhir dari lagu perjuangan kita �................mari bung rebut kembali!� Kata bung membawa kedalam suasana persatuan, solidaritas, dan nasionalisme.Lalu pada tahun 1980-an salah satu menteri ingin mambangkitkannya lagi. Meminta agar panggilan bung dijadikan sebagai panggilan nasional lagi. Tapi ternyata panggilan �bung� tidak cocok dengan susana politik yang suram, ekonomi yang senjang dan keamanan yang terbelenggu. Namun, bila ditengok dalam kamus besar bahasa Indonesia kata �bung� sebagai sapaan atau panggilan abang. Panggilan akrab untuk kaum laki-laki. Selain itu, ada juga yang mengklaim istilah 'Bung' berasal dari bahasa Bengkulu, yang artinya "kakak". Umumnya, digunakan sebagai panggilan untuk kakak laki-laki yang tertua dalam suatu keluarga. Dan,sejauh ini diketahui bahwa panggilan "Bung" ini sudah dipakai oleh para keluarga di Bengkulu sekitar tahun 1850, jauh sebelum panggilan ini meluas secara nasional. Di samping itu, kata "Bung" digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Terutama, bila keluarga si istri tidak memiliki kakak laki-laki dalam keluarganya. Dari sinilah kata "Bung" meluas yakni ketika Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno. Maka, Ir. Soekarno dipanggil Fatmawati dengan panggilan "Bung Karno". Jadi, sapaan "Bung" digunakan secara umum oleh masyarakat Bengkulu. Kata itu dapat digunakan secara bebas dalam ruang lingkup yang luas dengan syarat seperti di atas. Jadi, tidak ada kaitannya dengan jasa.
Tetapi panggilan 'Bung' memang perlahan menghilang, sejak Soeharto menjadi Presiden RI. Encyclopedia Americana volume lama yang terbit tahun 1970-an, secara khusus menulis dalam bab tentang Soeharto, bahwa panggilan Bung, sejak Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI, digantikan dengan panggilan Bapak. Dan, panggilan seperti itu tampaknya sesuai bagi masyarakat Indonesia yang paternalistik.
Sumber (http://berapabang.blogspot.com/2011/12/panggilan-bung-berasal-dari-pelacur.html)
Lalu
Pembahasan Ke dua :
Kata "Bung" berasal dari bahasa Bengkulu, yang artinya "kakak". Umumnya, digunakan sebagai panggilan untuk kakak laki-laki yang tertua dalam suatu keluarga.
Sejauh ini diketahui bahwa panggilan "Bung" ini sudah dipakai oleh para keluarga di Bengkulu sekitar tahun 1850, jauh sebelum panggilan ini meluas secara nasional. Sampai kini, panggilan ini masih berlanjut, di samping panggilan Donga atau Uda, yang mempunyai makna sama tapi bukan untuk kakak laki-laki tertua.
Di samping itu, kata "Bung" digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Terutama, bila keluarga si istri tidak memiliki kakak laki-laki dalam keluarganya. Dari sinilah kata "Bung" meluas yakni ketika Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno. Maka, Ir. Soekarno dipanggil Fatmawati dengan panggilan "Bung Karno".
Jadi, sapaan "Bung" digunakan secara umum oleh masyarakat Bengkulu. Kata itu dapat digunakan secara bebas dalam ruang lingkup yang luas dengan syarat seperti di atas. Jadi, tidak ada kaitannya dengan jasa.
Tetapi panggilan 'Bung' memang perlahan menghilang, sejak Soeharto menjadi Presiden RI. Encyclopaedia Americana volume lama yang terbit tahun 1970-an, secara khusus menulis dalam bab tentang Soeharto, bahwa panggilan Bung, sejak Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI, digantikan dengan panggilan Bapak. Dan, panggilan seperti itu tampaknya sesuai bagi masyarakat Indonesia yang paternalistik.
Sumber (http://catatankecil-indonesia.blogspot.com/2009/07/asal-kata-bung.html)
ane pribadi lebih condong pada pembahasan pertama karena disitu di sebut dengan jelas orang yg menjelaskannya adalah sejarawan muda JJ Rizal dimana dengan riset yang panjang dia mengemukakan pendapat seperti itu.
terlepas mana yg benar dan salah, itu di kembalikan kepada agan2 yg membaca ini, mana yg lbh relevan untuk di percaya, meskipun tdk menutup kemungkinan bahwa kata itu sudah ada sejak dulu dan baru di populerkan oleh Wanita Tuna Susila pada Masa itu.
ceriwiser yg bail selalu meninggalkan jejak
TS menolak http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
[quote]
dan yg udah ISO boleh dong http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
</div>
ane iseng-iseng nyari kata yg biasa kita dengar dan di ucapkan. Dan nemu 2 pembahasan yg saling bertolak belakang. pembahasan yg ngebahas kata 'BUNG', ane rasanya aneh setelah membaca salah satu ulasan yg mengatakan bahwa kata 'BUNG' itu pemberian dari wanita tuna susila. kata yg sering di ucapkan oleh pembawa acara khususnya dlm acara2 olah raga di tv, kata yg di gunakan untuk menghormati narasumber tp ane rasa malah kurang tepat untuk menggunakan kata itu sebagai kata hormat. Langsung aja Gan..
[/spoiler][spoiler=open this] for bukti no respost:
http://img9.uploadhouse.com/fileuploads/16133/161330853562688b16dcf4bc8ee4f07b9622c7d7.jpg
[/quote]
Panggilan 'Bung' identik dengan beberapa tokoh sentral negeri ini dalam memperjuangan Kemerdekan Republik Indonesia yakni, Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Tomo. Lalu, dari mana kah asal muasal istilah 'Bung' tersebut ??
Pembahasan pertama:
Menurut sejarawan Universitas Indonesia JJ Rizal, panggilan Bung mulai dikenal masyarakat Indonesia secara luas di masa kemerdekaan, tepatnya tahun 1945-an. Di masa itu istilah 'Bung' menjadi ruh yang menobatkan diri bahwa kemerdekaan harus direbut dengan cara pasti. Selain itu juga melalui radio pemberontakan, Soetomo berbicara lantang sang 'Bung' menjadi mesiu semangat, hingga saat itu perlawanan berkobar 10 November 1945. Bung Tomo adalah bung dengan penuh kepastian, ketika debat telah mengalir panjang dalam penemuan arti dari kemerdekaan. Kata 'Bung' juga menjadi keteguhan untuk bangkit dan melawan!Dan pada masa itu poster yang terlukis sebagai gambar orang yang dirantai tapi rantai itu sudah putus. Namun terasa kering bila tidak tertoreh kata-kata di poster itu. Lalu seorang penyair, Chairil Anwar memberi kata "boeng, ajo boeng.� Ketika ditanyakan dari mana ide itu, Chairil Anwar bercerita. Tahu kah kamu bahwa pekerja seks di pasar senen memanggil setiap pria dengan kata �bung ayo bung!� Chairil Anwar menemukan kata bung ayo bung dari kisah kelam para pelacur yang dimana mereka juga ingin merasakan nikmatnya hidup. Sama seperti kita yang juga ingin mencicipi kemerdekaan itu.
Apa pernah terpikir oleh Anda kata itu ternyata digunakan para pelacur-pelacur Jakarta untuk menawarkan dagangannya pada masa itu. Para pelacur itu mencoba merayu para pria dengan panggilan �bung�. Yang ternyata kata itu sangat dekat dengan gelora semangat.Tapi bukan hanya itu saja, kata �bung� juga kerap digunakan dalam puisi dan lagu. Seperti bait akhir dari lagu perjuangan kita �................mari bung rebut kembali!� Kata bung membawa kedalam suasana persatuan, solidaritas, dan nasionalisme.Lalu pada tahun 1980-an salah satu menteri ingin mambangkitkannya lagi. Meminta agar panggilan bung dijadikan sebagai panggilan nasional lagi. Tapi ternyata panggilan �bung� tidak cocok dengan susana politik yang suram, ekonomi yang senjang dan keamanan yang terbelenggu. Namun, bila ditengok dalam kamus besar bahasa Indonesia kata �bung� sebagai sapaan atau panggilan abang. Panggilan akrab untuk kaum laki-laki. Selain itu, ada juga yang mengklaim istilah 'Bung' berasal dari bahasa Bengkulu, yang artinya "kakak". Umumnya, digunakan sebagai panggilan untuk kakak laki-laki yang tertua dalam suatu keluarga. Dan,sejauh ini diketahui bahwa panggilan "Bung" ini sudah dipakai oleh para keluarga di Bengkulu sekitar tahun 1850, jauh sebelum panggilan ini meluas secara nasional. Di samping itu, kata "Bung" digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Terutama, bila keluarga si istri tidak memiliki kakak laki-laki dalam keluarganya. Dari sinilah kata "Bung" meluas yakni ketika Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno. Maka, Ir. Soekarno dipanggil Fatmawati dengan panggilan "Bung Karno". Jadi, sapaan "Bung" digunakan secara umum oleh masyarakat Bengkulu. Kata itu dapat digunakan secara bebas dalam ruang lingkup yang luas dengan syarat seperti di atas. Jadi, tidak ada kaitannya dengan jasa.
Tetapi panggilan 'Bung' memang perlahan menghilang, sejak Soeharto menjadi Presiden RI. Encyclopedia Americana volume lama yang terbit tahun 1970-an, secara khusus menulis dalam bab tentang Soeharto, bahwa panggilan Bung, sejak Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI, digantikan dengan panggilan Bapak. Dan, panggilan seperti itu tampaknya sesuai bagi masyarakat Indonesia yang paternalistik.
Sumber (http://berapabang.blogspot.com/2011/12/panggilan-bung-berasal-dari-pelacur.html)
Lalu
Pembahasan Ke dua :
Kata "Bung" berasal dari bahasa Bengkulu, yang artinya "kakak". Umumnya, digunakan sebagai panggilan untuk kakak laki-laki yang tertua dalam suatu keluarga.
Sejauh ini diketahui bahwa panggilan "Bung" ini sudah dipakai oleh para keluarga di Bengkulu sekitar tahun 1850, jauh sebelum panggilan ini meluas secara nasional. Sampai kini, panggilan ini masih berlanjut, di samping panggilan Donga atau Uda, yang mempunyai makna sama tapi bukan untuk kakak laki-laki tertua.
Di samping itu, kata "Bung" digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Terutama, bila keluarga si istri tidak memiliki kakak laki-laki dalam keluarganya. Dari sinilah kata "Bung" meluas yakni ketika Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno. Maka, Ir. Soekarno dipanggil Fatmawati dengan panggilan "Bung Karno".
Jadi, sapaan "Bung" digunakan secara umum oleh masyarakat Bengkulu. Kata itu dapat digunakan secara bebas dalam ruang lingkup yang luas dengan syarat seperti di atas. Jadi, tidak ada kaitannya dengan jasa.
Tetapi panggilan 'Bung' memang perlahan menghilang, sejak Soeharto menjadi Presiden RI. Encyclopaedia Americana volume lama yang terbit tahun 1970-an, secara khusus menulis dalam bab tentang Soeharto, bahwa panggilan Bung, sejak Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI, digantikan dengan panggilan Bapak. Dan, panggilan seperti itu tampaknya sesuai bagi masyarakat Indonesia yang paternalistik.
Sumber (http://catatankecil-indonesia.blogspot.com/2009/07/asal-kata-bung.html)
ane pribadi lebih condong pada pembahasan pertama karena disitu di sebut dengan jelas orang yg menjelaskannya adalah sejarawan muda JJ Rizal dimana dengan riset yang panjang dia mengemukakan pendapat seperti itu.
terlepas mana yg benar dan salah, itu di kembalikan kepada agan2 yg membaca ini, mana yg lbh relevan untuk di percaya, meskipun tdk menutup kemungkinan bahwa kata itu sudah ada sejak dulu dan baru di populerkan oleh Wanita Tuna Susila pada Masa itu.
ceriwiser yg bail selalu meninggalkan jejak
TS menolak http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
[quote]
dan yg udah ISO boleh dong http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
</div>