ikansalmon
28th May 2012, 06:14 AM
Saya sering mengamati kehidupan dan mengamati bagaimana orang- orang saling berinteraksi, saling memberi kalimat penyejuk hati, entah interaksi langsung, maupun tulisan di berbagai media sosial (seperti facebook, twitter, dsb). Agak beda dari yang lain, saya cenderung lebih suka memperhatikan apa yang tersirat dari pada hanya sekedar mendengarkan apa yang meluncur dari mulut atau guru-guru besar itu.
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/zh3uje62.jpg
mengukur kemampuan
Guru besar? yup, saya sering memperhatikan bagaimana seseorang berbicara, karenanya saya lebih paham bagaimana karakter lawan bicara saya. Apakah orang itu baik atau nakal atau alay atau lain sebagainya. Saya anggap semua lawan bicara saya sebagai guru. Saya bisa belajar dari mereka, saya menemui banyak contoh; contoh baik dan contoh buruk tentunya. Dan istilah ini ada benarnya juga "mulutmu,,, harimaumu". Saya juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka lakukan, sekaligus bisa melihat dampak dari setiap perkataan yang mereka luncurkan sebelum 'meniru' apa yang telah mereka lakukan.
Lalu apa yang saya dapatkan? Setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak yang cukup unik pada motivasi hidup. Saya tidak berani melarang untuk berkata kalimat2 ini......saya hanya bisa 'mewaspadainya' sebelum kalimat2 itu menyusun kekuatannya dan mulai menjadi jangkar dalam hidup saya........^_^ :
Saya tidak mungkin melakukannya
Hmm.... saya tidak perlu mengkerdilkan dan kemampuan saya untuk berkata seperti itu. Saya percaya, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari atas 'sono.
Saya cuma lulusan SD
Kata SD di atas boleh diganti dengan "SMP, kejar paket A, TK atau apalah". Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama sebuah keberhasilan. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi lebih berpeluang berhasil dari pada mereka yang berpendidikan rendah (maaf). Namun banyak dari mereka yang menganggap pendidikan rendah sebagai masalah. Karenanya, mereka sulit untuk berhasil karena sudah melabeli diri sendiri dengan tidak baik dan merasa pesimistis untuk menggapai keberhasilan.
Tetapi walaupun lulusan SD bukan berarti tertutuplah pintu keberhasilan. Padahal saya sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya berpendidikan sarjana, tetapi pemiliknya hanya seorang lulusan SD. Bahkan seorang pengubah duniapun belum tentu orang yang berpendidikan tinggi.
SO, What? Kita harus berusaha untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan kita. Jika tidak tahu,,,Ya belajarrrr!!!! Belajar juga tidak harus di sekolah kok.
Saya tidak punya bakat
Bakat?? Talenta?? yup... saya akui, "pintar memang bisa dipelajari, tetapi bintang adalah dilahirkan". Ada beberapa orang yang mendapat anugerah talenta luar biasa. Tetapi, hal ini bukan berarti orang lain tidak mempunyai talenta apapun, kan?? Saya sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau dengan hanya satu atau dua talenta saja. Sebaliknya saya juga sering melihat orang yang gagal akan keberhasilan walau sebenarnya multitalenta.
Hmmm... anyway, bakat sendiri bukan hal yang statis. Bakat "ada" karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan.... ini proses selama bertahun-tahun. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga seniman....karena biasa mendengarkan nyanyian Ibunya sejak kecil dan terbiasa melihat ayahnya menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan dan sebagainya. Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog, tetapi saya boleh percaya bahwa manusia punya kuasa untuk menciptakan "bakat"
Saya tidak punya kesempatan
Hmm...setahu saya semua orang diberi waktu yang sama dalam sehari...yaitu 24 jam. Kenapa hasilnya lain?? Yup, setiap orang menggunakannya dengan caranya masing2. Memang setiap orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang memang cukup kondusif untuk maju, ada juga yang tidak. Tetapi bukan berarti kesempatan itu tidak ada!!
Jika melihat kemiskinan, berarti saya diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang tertimpa musibah, berarti saya diberi kesempatan untuk menolong. .... sekali lagi kesempatan!!! ia selalu ada di sekitar kita. Kesempatan adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang tak beres menjadi beres... sesuatu yang tak baik menjadi baik. Kesempatan tidak hanya muncul di saat2 yang mencengangkan, malah sebaliknya, semakin kritis lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul.
Bukankah krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali jutawan-jutawan baru? Bukankah mereka yang berhasil adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan KESEMPATAN ini...??
Saya kurang beruntung
Yup., keberuntungan memang bisa dikatakan sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang. Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, mengapa tidak memintanya kepada Sang pemberi anugerah ??
Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan
Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengecewakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak ada karyawan yang sama sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain?? Ada tiga kata ajaib yang sangat mempengaruhi kehidupan saya (maaf, tolong, terima kasih). Karena setiap manusia adalah makhluk sosial.
Saya takut salah
Nobody perfect!! That's all ^_^ . Setahu saya orang yang takut salah dan takut gagal malah justru lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal, tidak ada tokoh politik yang belum pernah dikritik, tidak ada selebriti yang belum pernah dicaci maki. Yup....ini adalah 'kuat-kuatan'. Mereka yang tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha,...... merekalah yang berhasil :2good:
Itu semua hendaknya kita jadikan sebagai pengalaman yang akan menjadi luar biasa jika kita bisa memaksimalkannya. Terima kasih atas kunjungannya.....semoga berhasil dan sukses.
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
</div>
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/zh3uje62.jpg
mengukur kemampuan
Guru besar? yup, saya sering memperhatikan bagaimana seseorang berbicara, karenanya saya lebih paham bagaimana karakter lawan bicara saya. Apakah orang itu baik atau nakal atau alay atau lain sebagainya. Saya anggap semua lawan bicara saya sebagai guru. Saya bisa belajar dari mereka, saya menemui banyak contoh; contoh baik dan contoh buruk tentunya. Dan istilah ini ada benarnya juga "mulutmu,,, harimaumu". Saya juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka lakukan, sekaligus bisa melihat dampak dari setiap perkataan yang mereka luncurkan sebelum 'meniru' apa yang telah mereka lakukan.
Lalu apa yang saya dapatkan? Setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak yang cukup unik pada motivasi hidup. Saya tidak berani melarang untuk berkata kalimat2 ini......saya hanya bisa 'mewaspadainya' sebelum kalimat2 itu menyusun kekuatannya dan mulai menjadi jangkar dalam hidup saya........^_^ :
Saya tidak mungkin melakukannya
Hmm.... saya tidak perlu mengkerdilkan dan kemampuan saya untuk berkata seperti itu. Saya percaya, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari atas 'sono.
Saya cuma lulusan SD
Kata SD di atas boleh diganti dengan "SMP, kejar paket A, TK atau apalah". Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama sebuah keberhasilan. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi lebih berpeluang berhasil dari pada mereka yang berpendidikan rendah (maaf). Namun banyak dari mereka yang menganggap pendidikan rendah sebagai masalah. Karenanya, mereka sulit untuk berhasil karena sudah melabeli diri sendiri dengan tidak baik dan merasa pesimistis untuk menggapai keberhasilan.
Tetapi walaupun lulusan SD bukan berarti tertutuplah pintu keberhasilan. Padahal saya sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya berpendidikan sarjana, tetapi pemiliknya hanya seorang lulusan SD. Bahkan seorang pengubah duniapun belum tentu orang yang berpendidikan tinggi.
SO, What? Kita harus berusaha untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan kita. Jika tidak tahu,,,Ya belajarrrr!!!! Belajar juga tidak harus di sekolah kok.
Saya tidak punya bakat
Bakat?? Talenta?? yup... saya akui, "pintar memang bisa dipelajari, tetapi bintang adalah dilahirkan". Ada beberapa orang yang mendapat anugerah talenta luar biasa. Tetapi, hal ini bukan berarti orang lain tidak mempunyai talenta apapun, kan?? Saya sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau dengan hanya satu atau dua talenta saja. Sebaliknya saya juga sering melihat orang yang gagal akan keberhasilan walau sebenarnya multitalenta.
Hmmm... anyway, bakat sendiri bukan hal yang statis. Bakat "ada" karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan.... ini proses selama bertahun-tahun. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga seniman....karena biasa mendengarkan nyanyian Ibunya sejak kecil dan terbiasa melihat ayahnya menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan dan sebagainya. Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog, tetapi saya boleh percaya bahwa manusia punya kuasa untuk menciptakan "bakat"
Saya tidak punya kesempatan
Hmm...setahu saya semua orang diberi waktu yang sama dalam sehari...yaitu 24 jam. Kenapa hasilnya lain?? Yup, setiap orang menggunakannya dengan caranya masing2. Memang setiap orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang memang cukup kondusif untuk maju, ada juga yang tidak. Tetapi bukan berarti kesempatan itu tidak ada!!
Jika melihat kemiskinan, berarti saya diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang tertimpa musibah, berarti saya diberi kesempatan untuk menolong. .... sekali lagi kesempatan!!! ia selalu ada di sekitar kita. Kesempatan adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang tak beres menjadi beres... sesuatu yang tak baik menjadi baik. Kesempatan tidak hanya muncul di saat2 yang mencengangkan, malah sebaliknya, semakin kritis lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul.
Bukankah krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali jutawan-jutawan baru? Bukankah mereka yang berhasil adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan KESEMPATAN ini...??
Saya kurang beruntung
Yup., keberuntungan memang bisa dikatakan sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang. Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, mengapa tidak memintanya kepada Sang pemberi anugerah ??
Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan
Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengecewakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak ada karyawan yang sama sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain?? Ada tiga kata ajaib yang sangat mempengaruhi kehidupan saya (maaf, tolong, terima kasih). Karena setiap manusia adalah makhluk sosial.
Saya takut salah
Nobody perfect!! That's all ^_^ . Setahu saya orang yang takut salah dan takut gagal malah justru lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal, tidak ada tokoh politik yang belum pernah dikritik, tidak ada selebriti yang belum pernah dicaci maki. Yup....ini adalah 'kuat-kuatan'. Mereka yang tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha,...... merekalah yang berhasil :2good:
Itu semua hendaknya kita jadikan sebagai pengalaman yang akan menjadi luar biasa jika kita bisa memaksimalkannya. Terima kasih atas kunjungannya.....semoga berhasil dan sukses.
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
</div>