sleepingbaby
28th May 2012, 06:09 AM
[/quote]
Mudah-Mudahan NO :repost:
http://i1090.photobucket.com/albums/i366/vaginadavina/blue.jpg
ACEH di ujung utara Pulau Sumatera identik dengan Aceh sebagai Serambi Mekah. Wilayah itu merupakan tanah bekas kerajaan-kerajaan Islam yang kuat dengan perdagangan yang maju serta angkatan perangnya yang jaya pada abad-abad ke-8 sampai ke-19. Daerah ini juga dikaruniai Tuhan dengan kekayaan dan keindahan alam serta budayanya yang maju. Profil dan letak geografis daerahnya menguntungkan karena terapit di antara Samudera Indonesia dan Selat Sumatera sehingga menjadikan pantainya seperti untaian zamrud
Misalnya, potensi wisata yang masih terpendam ini terletak di kawasan sepanjang 600 km bagian pantai barat Aceh. Mulai dari atas Geureutee (daerah pegunungan) pantai barat ini sampai ke bawah yang atau dari Desa Daya/Unga sampai Kuala Dhou Legeun (sekitar 85 km dari Banda Aceh arah ke Meulaboh), sekarang dikenal sebagai Kecamatan Lamno. Terhampar pantai berpasir putih yang indah berkilauan dan di kaki Geureutee ini, terdapat sebuah kawasan indah bekas Kerajaan Islam Daya, yang pernah jaya dan kuat.
http://i56.tinypic.com/14joide.jpg
Yang menarik sekarang dibekas Kerajaan Daya ini terdapat beberapa desa dengan penduduk bermata biru, berkulit putih, berambut pirang dengan tubuh profil Eropa. Mereka adalah warga asli Lamno yang menurut sejarah adalah turunan Portugis. Sebuah kapal perang Portugis yang kalah perang dengan Belanda di Melaka/Singapura. Dalam perjalannya dari Singapura ke negaranya mengalami kerusakan dan terdampar di daratan Kerajaan Daya, pada abad ke-15.
TIDAK heran kalau orang yang pernah datang ke kawasan Daya Lamno ini akan bertemu dengan banyak sekali wajah-wajah cantik pria dan wanitanya. Mereka bermata biru atau coklat, berkulit putih, berambut pirang, hidung mancung dengan profil jangkung tubuh Eropa. Membuat mereka berbeda dengan orang Aceh lainnya.
http://i53.tinypic.com/2s7tnox.jpg
Perbedaan menyolok ini membuat warga turunan Portugis di Lamno Aceh Barat, terutama wanitanya menjadi pemalu. Padahal mereka adalah orang Aceh juga, menggunakan bahasa Aceh yang pasih, dan juga pemeluk Islam yang taat beribadat. Namun, mereka bukanlah warga yang sombong, sikap malu hanya muncul jika mereka didatangi oleh orang asing yang belum mereka kenal saja.
Oleh karena itu, adalah sulit sekali mengajak mereka berbicara, kalau tidak didampingi oleh salah seorang tokoh desanya. Jarang sekali bisa mendapat kesempatan untuk memotret wajah-wajah gadis Lamno yang cantik itu. Mereka selalu lari menghindar jika ada yang hendak mengambil foto dirinya.
Menurut cerita begitu pemalunya warga Lamno bermata biru turunan Portugis ini hingga mereka hanya bergaul dalam kelompok mereka atau dengan orang desa yang mereka kenal saja. Perkimpoian pun hanya terjadi sesama turunan Portugis. Tetapi, belakangan ini karakter malu itu mulai berobah karena akhirnya mereka menyadari bahwa mereka adalah orang Aceh juga.
http://i1090.photobucket.com/albums/i366/vaginadavina/1.jpg
Hingga ada juga satu atau dua gadisnya yang mau menikah dengan warga Lamno lainnya, dan bahkan banyak juga yang berhasil diboyong orang Aceh lainnya. Memang hingga sekarang sulit sekali mempersunting gadis Lamno ini dan mereka memang wanita-wanita berwajah cantik yang taat sekali beribadat, dan kebanyakan mereka belajar di sekolah-sekolah Agama Islam atau Pesantren dan kemudian melanjutkan kuliahnya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Banda Aceh.
http://i53.tinypic.com/2dkjxgy.jpg
Adat istiadat warga Lamno bermata biru ini tak berbeda dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Bahasa Aceh mereka, logat, maupun aksen, serta pengucapannya sama dengan bahasa Aceh biasa dan berlogat Aceh Barat. Menu makanan, dan makanan khasnya adalah makanan khas Aceh, seperti kari, dan masakan Aceh lainnya. Dan nasi merupakan makanan utamanya.
http://i52.tinypic.com/117zodj.jpg
Seorang pemilik rumah penginapan di Lamno menceritakan pada hari-hari pasar mingguan, wanita dan pria bermata biru ini datang ke Pasar Lamno untuk belanja. "Kalau mau melihat mereka, saat itulah," kata pemilik Losmen Lamno. Tapi jarang yang mau difoto. Maka untuk mendekati pria atau gadis Lamno bermata biru sebaiknya melalui kepala desa atau tokoh-tokoh Desa Daya yang biasanya lebih terbuka dengan masyarakat luar.
[/spoiler][spoiler=open this] for bonus:
http://i54.tinypic.com/2gsr0ol.jpghttp://i54.tinypic.com/2mhht85.jpg
[quote]
Kalo Agan-agan pengen cari cewe bermata Biru dateng aja kemari :mantap:
Sumber (http://sedjarah.blogspot.com/2006/03/pesona-mata-biru-di-lamno.html)
</div>
Mudah-Mudahan NO :repost:
http://i1090.photobucket.com/albums/i366/vaginadavina/blue.jpg
ACEH di ujung utara Pulau Sumatera identik dengan Aceh sebagai Serambi Mekah. Wilayah itu merupakan tanah bekas kerajaan-kerajaan Islam yang kuat dengan perdagangan yang maju serta angkatan perangnya yang jaya pada abad-abad ke-8 sampai ke-19. Daerah ini juga dikaruniai Tuhan dengan kekayaan dan keindahan alam serta budayanya yang maju. Profil dan letak geografis daerahnya menguntungkan karena terapit di antara Samudera Indonesia dan Selat Sumatera sehingga menjadikan pantainya seperti untaian zamrud
Misalnya, potensi wisata yang masih terpendam ini terletak di kawasan sepanjang 600 km bagian pantai barat Aceh. Mulai dari atas Geureutee (daerah pegunungan) pantai barat ini sampai ke bawah yang atau dari Desa Daya/Unga sampai Kuala Dhou Legeun (sekitar 85 km dari Banda Aceh arah ke Meulaboh), sekarang dikenal sebagai Kecamatan Lamno. Terhampar pantai berpasir putih yang indah berkilauan dan di kaki Geureutee ini, terdapat sebuah kawasan indah bekas Kerajaan Islam Daya, yang pernah jaya dan kuat.
http://i56.tinypic.com/14joide.jpg
Yang menarik sekarang dibekas Kerajaan Daya ini terdapat beberapa desa dengan penduduk bermata biru, berkulit putih, berambut pirang dengan tubuh profil Eropa. Mereka adalah warga asli Lamno yang menurut sejarah adalah turunan Portugis. Sebuah kapal perang Portugis yang kalah perang dengan Belanda di Melaka/Singapura. Dalam perjalannya dari Singapura ke negaranya mengalami kerusakan dan terdampar di daratan Kerajaan Daya, pada abad ke-15.
TIDAK heran kalau orang yang pernah datang ke kawasan Daya Lamno ini akan bertemu dengan banyak sekali wajah-wajah cantik pria dan wanitanya. Mereka bermata biru atau coklat, berkulit putih, berambut pirang, hidung mancung dengan profil jangkung tubuh Eropa. Membuat mereka berbeda dengan orang Aceh lainnya.
http://i53.tinypic.com/2s7tnox.jpg
Perbedaan menyolok ini membuat warga turunan Portugis di Lamno Aceh Barat, terutama wanitanya menjadi pemalu. Padahal mereka adalah orang Aceh juga, menggunakan bahasa Aceh yang pasih, dan juga pemeluk Islam yang taat beribadat. Namun, mereka bukanlah warga yang sombong, sikap malu hanya muncul jika mereka didatangi oleh orang asing yang belum mereka kenal saja.
Oleh karena itu, adalah sulit sekali mengajak mereka berbicara, kalau tidak didampingi oleh salah seorang tokoh desanya. Jarang sekali bisa mendapat kesempatan untuk memotret wajah-wajah gadis Lamno yang cantik itu. Mereka selalu lari menghindar jika ada yang hendak mengambil foto dirinya.
Menurut cerita begitu pemalunya warga Lamno bermata biru turunan Portugis ini hingga mereka hanya bergaul dalam kelompok mereka atau dengan orang desa yang mereka kenal saja. Perkimpoian pun hanya terjadi sesama turunan Portugis. Tetapi, belakangan ini karakter malu itu mulai berobah karena akhirnya mereka menyadari bahwa mereka adalah orang Aceh juga.
http://i1090.photobucket.com/albums/i366/vaginadavina/1.jpg
Hingga ada juga satu atau dua gadisnya yang mau menikah dengan warga Lamno lainnya, dan bahkan banyak juga yang berhasil diboyong orang Aceh lainnya. Memang hingga sekarang sulit sekali mempersunting gadis Lamno ini dan mereka memang wanita-wanita berwajah cantik yang taat sekali beribadat, dan kebanyakan mereka belajar di sekolah-sekolah Agama Islam atau Pesantren dan kemudian melanjutkan kuliahnya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Banda Aceh.
http://i53.tinypic.com/2dkjxgy.jpg
Adat istiadat warga Lamno bermata biru ini tak berbeda dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Bahasa Aceh mereka, logat, maupun aksen, serta pengucapannya sama dengan bahasa Aceh biasa dan berlogat Aceh Barat. Menu makanan, dan makanan khasnya adalah makanan khas Aceh, seperti kari, dan masakan Aceh lainnya. Dan nasi merupakan makanan utamanya.
http://i52.tinypic.com/117zodj.jpg
Seorang pemilik rumah penginapan di Lamno menceritakan pada hari-hari pasar mingguan, wanita dan pria bermata biru ini datang ke Pasar Lamno untuk belanja. "Kalau mau melihat mereka, saat itulah," kata pemilik Losmen Lamno. Tapi jarang yang mau difoto. Maka untuk mendekati pria atau gadis Lamno bermata biru sebaiknya melalui kepala desa atau tokoh-tokoh Desa Daya yang biasanya lebih terbuka dengan masyarakat luar.
[/spoiler][spoiler=open this] for bonus:
http://i54.tinypic.com/2gsr0ol.jpghttp://i54.tinypic.com/2mhht85.jpg
[quote]
Kalo Agan-agan pengen cari cewe bermata Biru dateng aja kemari :mantap:
Sumber (http://sedjarah.blogspot.com/2006/03/pesona-mata-biru-di-lamno.html)
</div>