sleepingbaby
28th May 2012, 06:09 AM
maap gan kalo:repost:
ane masi newbie selama ini baca baca doang :loveindonesia
ini pertama kali ane bikin thread :ceriwislove:
Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
[/spoiler] for ilustrasi:
http://cdn-u.kaskus.co.id/29/wq2ujwfw.jpg
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
"Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Satu di antara tempat aktivitas sehari-hari yang berbahaya bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. "Orang tua penderita osteoporosis harus hati-hati di kamar mandi. Bila terpeleset, bisa menimbulkan patah tulang, misalkan tulang pinggul," tandas Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
for osteoporosis:
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/hhhblxyp.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/c7sr9x6y.jpg
[spoiler=open this] for osteoarthritis:
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/xynxejdr.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/wt56hyqm.jpg
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.
Sementara itu, penanganan penderita osteoarthritis terbilang lebih rumit karena sifatnya simtomatik, kadang tergantung derajat kerusakan sendinya. Untuk mengurangi rasa nyeri, suntikan kortikosteroid lokal perlu diberikan kepada penderitanya.
"Tapi, ada baiknya kortikosteroid jangan diberikan secara oral kepada penderita pengapuran karena tulang akan semakin menjadi keropos," tandas Mulyadi.
Penderita pengapuran juga dapat melakukan pemanasan atau fisioterapi di permukaan kulit, di atas sendi yang mengalami gangguan, antara lain dengan gelombang pendek atau gelombang ultra suara, hingga pemanasan melalui media air atau hydrotherapy.
Asupan Omega 3 yang banyak ditemukan dari ikan, seperti salmon, tuna, serta ikan teri, bagus untuk dikonsumsi penderita osteoarthritis. Selain itu, buah pisang, wortel, serta nanas juga dianjurkan untuk dikonsumsi. "Nanas itu mengandung enzim bromelin, bagus untuk mengurangi radang sendi," tutur Suhanto.
Penyakit osteoarthritis (OA) atau dalam bahasa kedokteran lebih popular dengan sebutan pengapuran. Pengapuran adalah suatu penyakit tulang yang menggambarkan kerusakan pada tulang rawan sendi di tubuh manusia.
Secara umum, pengapuran menunjukkan gambaran dari sendi tulang rawan yang mengalami degenerasi. Wujud degenerasi tersebut antara lain sendi terlihat suram, tidak kenyal, dan tergolong sangat rapuh. Selain itu, di sekitar sendi terbentuk tulang baru yang menyerupai duri atau taji.
Tapi, tulang itu tidak sekokoh tulang asli yang terdapat pada tubuh karena tulang ini bukan bawaan tubuh. Kehadirannya menimbulkan semacam tonjolan (osteophyte) yang dapat menyebabkan iritasi.
"Seseorang yang mengalami pengapuran, jaringan persendian akan terasa sangat nyeri," tutur Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Di Indonesia, penyakit pengapuran memang belum setenar penyakit lainnya. Sebut saja, penyakit demam berdarah atau diabetes. Maklum, pengapuran termasuk jenis penyakitsilent disease atau penyakit yang tidak menunjukkan gejala melekat. Dengan kata lain, penyakit ini sering muncul tanpa disadari oleh si penderitanya.
Penderita OA tidak menunjukkan tanpa-tanda kelainan. Misalnya, leukosit atau sel darah putih penderitanya tidak menunjukkan tanpa-tanda peningkatan. Selain itu, tidak adanya lekositpolymorphoneclear atau monosit dalam jumlah yang abnormal pada persendian dan sekitarnya.
"Kalau diperiksa tidak ada tanda-tanda peradangan, baik yang sifatnya menahan atau mendadak," papar Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone.
Meskipun tidak mematikan, kualitas hidup penderita osteoarthritis dapat memburuk secara perlahan tapi pasti. Celakanya, penyakit osteoarthritis bisa menyerang seseorang di usia muda. Namun, sebagian besar penderita penyakit ini berusia di atas 30 tahun, terutama kaum perempuan.
Bukan tulang keropos
Asal tahu saja, penyakit osteoarthritis berbeda dengan osteoporosis atau tulang keropos. Pada osteoporosis, massa yang membentuk tulang berkurang, sehingga tulang menjadi kopong. Struktur pengisi tulang, antara lain berupa senyawa-senyawa kolagen di samping juga kalsium, berfungsi seperti semen tulang. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tidak kuat menahan benturan ringan. Walhasil, tulang mudah patah.
Tapi, dampak dari penyakit osteoarthritis sama seperti osteoporosis, yakni tulang mudah patah. Akibat fatal lainnya, bila muncul tonjolan di sendi leher dan pinggang, tonjolon itu bisa memberikan penekanan padaforamen intervertebralia (sebuah lubang tempat berjalannya saraf tulang belakang) dan nervispinalis. Akibatnya, penderitanya akan mengalami rasa pegal hingga nyeri otot di dekat persendian di mana tonjolan itu tumbuh.
Selain itu, pada penderita OA juga akan ditemui cairan pada sendi misalkan lutut, pergelangan kaki. Cairan ini akan bertambah banyak bila penderita melakukan aktivitas berat yang bertumpu pada persendian yang terkena OA. "Cairan pada sendi ini terpaksa harus dikeluarkan dan dibuang," terang Mulyadi.
Jika cairan itu tidak dibuang, tulang-tulang yang dekat persendian atau tulang yang sudah porotis mudah patah. "Ini dapat menekan sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan gejala-gejala neurologis (penyakit saraf)," tandas Mulyadi.
kalo boleh di:rate5 dulu gan
dikasi http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_melon.gif juga boleh
tapi jangan di :cabendan:
</div>
ane masi newbie selama ini baca baca doang :loveindonesia
ini pertama kali ane bikin thread :ceriwislove:
Banyak masyarakat di negeri ini yang belum memahami betul perbedaan antara penyakit pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan (osteoporosis). Maklum, dampak dari kedua penyakit itu memiliki kemiripan, yakni tulang mudah patah. Lebih dari itu, kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang. Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
[/spoiler] for ilustrasi:
http://cdn-u.kaskus.co.id/29/wq2ujwfw.jpg
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit tulang keropos. Maklum, sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan. Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
"Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat," ungkap Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone, Jakarta.
Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat. Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang. Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Satu di antara tempat aktivitas sehari-hari yang berbahaya bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. "Orang tua penderita osteoporosis harus hati-hati di kamar mandi. Bila terpeleset, bisa menimbulkan patah tulang, misalkan tulang pinggul," tandas Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Penanganan penderita penyakit osteoarthritis dan osteoporosis pun berbeda. Untuk antisipasi osteoporosis, sebaiknya menambah jumlah asupan kalsium sejak usia muda, misalnya mengonsumsi susu atau ikan teri. Kadang, suplemen kalsium juga dapat dikonsumsi.
for osteoporosis:
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/hhhblxyp.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/c7sr9x6y.jpg
[spoiler=open this] for osteoarthritis:
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/xynxejdr.jpg
http://cdn-u.kaskus.co.id/32/wt56hyqm.jpg
Hanya saja, timpal Mulyadi, konsumsi suplemen dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek samping yang juga berbahaya. Misalnya, akan menyebabkan terbentuknya batu di saluran kemih, serta peningkatan risiko stroke dan serangan jantung. "Berdasarkan hasil penelitian di Selandia Baru, wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium secara rutin dalam jumlah banyak terkena stroke dan serangan jantung," kata dia.
Namun, penderita osteoporosis masih dapat melakukan aktivitas fisik, meski dengan beban yang terkontrol alias tidak terlalu berat. Dus, mereka yang mengidap penyakit ini dapat melakukan senam khusus osteoporosis yang bertujuan untuk membiasakan tulang tubuh menahan beban dan penguatan otot.
Selain olahraga ringan, jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin yang cukup. Asupan vitamin yang diperlukan bagi penderita osteoporosis, antara lain vitamin D, C, B6, B12, dan folat. Sementara mineral yang dibutuhkan, seperti magnesium dan kalsium.
Sementara itu, penanganan penderita osteoarthritis terbilang lebih rumit karena sifatnya simtomatik, kadang tergantung derajat kerusakan sendinya. Untuk mengurangi rasa nyeri, suntikan kortikosteroid lokal perlu diberikan kepada penderitanya.
"Tapi, ada baiknya kortikosteroid jangan diberikan secara oral kepada penderita pengapuran karena tulang akan semakin menjadi keropos," tandas Mulyadi.
Penderita pengapuran juga dapat melakukan pemanasan atau fisioterapi di permukaan kulit, di atas sendi yang mengalami gangguan, antara lain dengan gelombang pendek atau gelombang ultra suara, hingga pemanasan melalui media air atau hydrotherapy.
Asupan Omega 3 yang banyak ditemukan dari ikan, seperti salmon, tuna, serta ikan teri, bagus untuk dikonsumsi penderita osteoarthritis. Selain itu, buah pisang, wortel, serta nanas juga dianjurkan untuk dikonsumsi. "Nanas itu mengandung enzim bromelin, bagus untuk mengurangi radang sendi," tutur Suhanto.
Penyakit osteoarthritis (OA) atau dalam bahasa kedokteran lebih popular dengan sebutan pengapuran. Pengapuran adalah suatu penyakit tulang yang menggambarkan kerusakan pada tulang rawan sendi di tubuh manusia.
Secara umum, pengapuran menunjukkan gambaran dari sendi tulang rawan yang mengalami degenerasi. Wujud degenerasi tersebut antara lain sendi terlihat suram, tidak kenyal, dan tergolong sangat rapuh. Selain itu, di sekitar sendi terbentuk tulang baru yang menyerupai duri atau taji.
Tapi, tulang itu tidak sekokoh tulang asli yang terdapat pada tubuh karena tulang ini bukan bawaan tubuh. Kehadirannya menimbulkan semacam tonjolan (osteophyte) yang dapat menyebabkan iritasi.
"Seseorang yang mengalami pengapuran, jaringan persendian akan terasa sangat nyeri," tutur Suhanto Kasmali, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros, Jakarta.
Di Indonesia, penyakit pengapuran memang belum setenar penyakit lainnya. Sebut saja, penyakit demam berdarah atau diabetes. Maklum, pengapuran termasuk jenis penyakitsilent disease atau penyakit yang tidak menunjukkan gejala melekat. Dengan kata lain, penyakit ini sering muncul tanpa disadari oleh si penderitanya.
Penderita OA tidak menunjukkan tanpa-tanda kelainan. Misalnya, leukosit atau sel darah putih penderitanya tidak menunjukkan tanpa-tanda peningkatan. Selain itu, tidak adanya lekositpolymorphoneclear atau monosit dalam jumlah yang abnormal pada persendian dan sekitarnya.
"Kalau diperiksa tidak ada tanda-tanda peradangan, baik yang sifatnya menahan atau mendadak," papar Mulyadi Tedjapranata, Direktur Klinik Medizone.
Meskipun tidak mematikan, kualitas hidup penderita osteoarthritis dapat memburuk secara perlahan tapi pasti. Celakanya, penyakit osteoarthritis bisa menyerang seseorang di usia muda. Namun, sebagian besar penderita penyakit ini berusia di atas 30 tahun, terutama kaum perempuan.
Bukan tulang keropos
Asal tahu saja, penyakit osteoarthritis berbeda dengan osteoporosis atau tulang keropos. Pada osteoporosis, massa yang membentuk tulang berkurang, sehingga tulang menjadi kopong. Struktur pengisi tulang, antara lain berupa senyawa-senyawa kolagen di samping juga kalsium, berfungsi seperti semen tulang. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tidak kuat menahan benturan ringan. Walhasil, tulang mudah patah.
Tapi, dampak dari penyakit osteoarthritis sama seperti osteoporosis, yakni tulang mudah patah. Akibat fatal lainnya, bila muncul tonjolan di sendi leher dan pinggang, tonjolon itu bisa memberikan penekanan padaforamen intervertebralia (sebuah lubang tempat berjalannya saraf tulang belakang) dan nervispinalis. Akibatnya, penderitanya akan mengalami rasa pegal hingga nyeri otot di dekat persendian di mana tonjolan itu tumbuh.
Selain itu, pada penderita OA juga akan ditemui cairan pada sendi misalkan lutut, pergelangan kaki. Cairan ini akan bertambah banyak bila penderita melakukan aktivitas berat yang bertumpu pada persendian yang terkena OA. "Cairan pada sendi ini terpaksa harus dikeluarkan dan dibuang," terang Mulyadi.
Jika cairan itu tidak dibuang, tulang-tulang yang dekat persendian atau tulang yang sudah porotis mudah patah. "Ini dapat menekan sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan gejala-gejala neurologis (penyakit saraf)," tandas Mulyadi.
kalo boleh di:rate5 dulu gan
dikasi http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_melon.gif juga boleh
tapi jangan di :cabendan:
</div>