Log in

View Full Version : Pilot yang Menerbangkan Pesawat, ATC yang Mengawasi!


rumahmenteng
27th May 2012, 11:27 PM
Mungkin udah banyak ni ya pendapat tentang kandasnya Pesawat Sukhoi kemaren.

Mungkin banyak juga yang menyalahkan "ATC kita goblok, bego. Masa pesawat ilang g sadar!".

Mungkin ada juga yang mengatakan "Wah, itu kan Joy Flight harusnya lewat laut, dan Gunung Salak bukan tempat aman untuk terbang (bahkan untuk penerbangan biasa sekalipun)".



Jadi siapa yang salah??


[/quote]






[/spoiler] for Judul:




Pilot yang Menerbangkan Pesawat, ATC Jangan Disalahkan!









for Judul:




ATC yang Mengawasi, Pilot Jangan Disalahkan!

















Pilot dan ATC , atau ATC dan Pilot itu patner . Pilot dan ATC harus bisa bekerjasama yang baik. Saling bantu membantu demi terciptanya keselamatan penerbangan yang mantap . Kerja sama yang baik bukan saja meningkatkan terpeliharanya keselamatan bersama juga akan membuahkan hasil penghematan biaya operasional.

ATC, mengatur traffic pesawat terbang dan menjaga jangan sampai terjadi colided atau tabrakan diangkasa utamanya ,tapi selama berada didarat saat pesawat akan tinggal landas dan mendarat.



Tapi masing masing mempunyai tanggung jawab dan komitmen sendiri sendiri . Artinya harus menjaga dan menciptakan kerjasama yang baik dan tidak saling menjalahkan.



Dalam mengatur traffic alur penerbangan pesawat terbang. ATC tidak berada didalam cockpit tempat bekerja pilot .Karena itu Pilot yang mengendalikan pesawat terbang sepenuhnya bertanggung jawab akan keselamatan pesawat dan seluruh isi pesawat.



Pilot menghadapi gerakan perjalanan pesawatnya dengan memperhatikan dasboard instrument semua data pesawat mulai dari alat navigasi,mesin elektronik serta sekian data yang terpasang dipesawat ,sementara ATC didarat menhgadapi layar radar pergerakan semua pesawat yang menjadi tanggung jawabnya. Pilot harus mengikuti semua intrsuksi ATC, terbang di arah sekian ,ketinggian sekian dsb. Tetapi dalam melaksanakan intruksi ATC karena yang bertranggung jawab penuh terhadap keselamatan pesawat dan segala isinya, Pilot harus benar benar konsentrasi, aware menanggapi intrsuksi ATC. Pilot jangan lepas konsentrasi bila ada instruksi ATC yang keliru yang menyebabkan ,paling ekstrem terjadi tabrakan diangkasa. Pilot juga bisa dan harus mengingatkan ATC bila situasi diangkasa yang dihadapinya kurang pas dengan instruksi ATC.

Ya misalnya saja bila Pilot harus terbang diderajat sekian dia bakal masuk awan yang aktif. ATC didarat tidak tahu,karena peralatannya , bahwa didepan pesawat Pilot yang sedang dikendalikannya menghadapi awan CB (cumululus nimbus)yang gede .Ya sang Pilot bisa request avoiding ,terbang kekiri atau kekanan.Bila dijalur kiri atau kanan tidakada traffic lainya pasti request pilot akan disetujui.



Karena Pilot secara aktual mampu melihat situasi angkasa disekitarnya,kecuali saat terbang didalam awan,sementara ATC hanya menghadapi data pelbagai pesawat nomor penerbangan , pilot masih bisa meminta belok kejalur yang terang.



Lumrah juga Pilot request shortcut atau descend dengan kecepatan tinggi.Cuma request ini berdasarkan kalukulasi dan tidak akan mengganggu atau merugikan traffic lain.



Biasanya request ini juga disertai keternagan kondisi penerbangan saat itu ,dalam kondisi cuaca bagus atau cuaca buruk. Artinya sebelum mengabulkan request Pilot , ATC harus tahu benar situasi pesawat .



Yang jelas juga semua intsruksi ATC harus di � read back�.Agar tidak terjadi salah dengar .



Nah coba kita lihat, request Pilot SSJ 100 , meninggalkan ketinggian 10.000 feet ke 6000 feet ya adalah hal yang lumrah. Khusus bila ditanya apa intensi Pilot SSJ 100 ya tentu susah dijawab. Karena menurut laporan terakhir sebelum request itu dijawan sudah terjadi lost contact.



Apakah ATC bisa disalahkan ?

Jawabnya negatif , pasti ATC tidak bisa disalahkan!

Sebabnya ya karena yang menerbangkan pesawat itu adalah sang Pilot . Dia yang tahu dan harus tahu apayang dihadapinya dan yang akan dihadapinya yang merupakan tanggung jawabnya. ATC didarat mana tahu aktual yang dihadapi sang Pilot.



Pilot itu sebelum melaksanakan suatu penerbangan harus sudah tahu apa yang akan dihadapinya .Kemana dia akan terbang.

Apa saja yang akan menjadi rintangannya.Apa obstaclenya.Bagaimana keadaan cuaca saat dia kan terbang dan prediksi cuaca selanjutnya . Darimana dan berapa kecepatan angin.Dan dia sudah harus membuat perencanaan penerbangan dibantu petugas operation atau dibuat sendirii. Bila dibuatkan petugas operation da harus tanda tangan terima perencanaan yang disodorkan serta dipertanggung jawabkan sendiri. Pilot juga akan di brieffing secukupnya. Apalagi bila sang Pilot belum familiar dengan area atau route penerbangannya. Selain itu setiap Pilot pasti membekali dirinya dengan perlengkapan mandatory seperti �chart chart � yang diperlukan Baik enroute chart, aerodrome chart , airport approach chart etc etc. Itu semua tanggung jawab sang Pilot.

Khusus penerbangan SSJ 100 ini perlu ditinjau apakah saat mengisi rencana penerbangan, flight Plan, kondisi penerbangan IFR (Instrument Flight Regulation) atau VFR (Visual Flight Regulation)?



Sebagai ilustrasi dapat dijelaskan ,bahwa karena padatnya lalu lintas udara maka biasanya tempat latihan terbang sekitar Jakarta --> Bogor Area disebelah timur jalan tol Jagorawi.

Rencana penerbangan pelatihan umumnya selalu VFR.

Pesawat latih yang terbang 6000 feet melapor,








"Meninggalkan 6000 feet untuk force landing,engines failure, control response:call reaching 2000 feet!"





Control tidak akan tanya : what is your flight condition?

Sudah tahu penerbangan itu VFR .



Kira kira situasi yang hampir sama lah saat SSJ 100 minta turun ke 6000 feet. Logika nya Pilot SSJ 100 itu pilot profesioanal yang harus sudah mesti kudu sadar bahwa ada gunung yang tingginya 6700 feet.



Persoalan Pilot SSJ 100 minta turun ini masih �pending item � . Ya masih ada polemik ,antara diizinkan ATC atau tidak. Tapi yang jelas kaus ini tidak bisa dijatuhkan ATC yang salah . ATC tidak bisa di �blame �karena ATC tidak menerbangkan pesawat.yang menerbangkan pesawat dan bertanggung jawaab adalh sang Pilot .



Untuk kasus ini yang bisa jawab si black box yang aktualnya berwarna yellow .



Penulis bicara kenyataan saja , ATC Indonesia bukan manusia manusia goublok dan tidak bertanggung jawab.Bila ada Pilot Indonesia yang mengatakan bahwa katanya pilot asing menganggap udara Indonesia adalah neraka karena ATC nya jelek , ya disarankan Pilot tersebut dicheck lagi kemampuan daya tangkap telinganya dan belajar bahasa Inggris Radio Telephony .



Bila ATC Indonesia � bego � ya mungkin di Indonesia g bakalan ada yang mau jadi pilot. Wong, udah tau ATC goblok, masa mau pasrahin nyawa ke mereka. Mending jadi sopir bajaj saja.

Lah, selama ini mana ada si sejarah kecelakaan di Indonesia pesawat tabrakan?. G ada kan.



Bahkan, ATC Indonesia itu pelafalan bahasa Inggrisnya jauh lebih jelas dari negara Asia lain (ini pengalaman ane waktu duduk deket pilot).




[quote]





Kita seharusnya bangga dengan kemampuan bangsa sendiri. Sedikit ajalah, g usah banyak - banyak bangganya



















[spoiler=open this] for Rate and Ijo:




Bila berkenan ane g nolak

:rate5 :melonndan:












</div>