pingpong
27th May 2012, 10:59 PM
Insomnia adalah gejala[2] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur
walaupun ada kesempatan untuk itu.
Gejala tersebut biasanya diikuti
gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh
adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam
hal ini, bantuan medis atau psikologis
akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.[3] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan
menghilangkan asumsi yang kontra-
produktif mengenai tidur. Banyak penderita insomnia tergantung
pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua
obat sedatif memiliki potensi untuk
menyebabkan ketergantungan
psikologis berupa anggapan bahwa
mereka tidak dapat tidur tanpa obat
tersebut. Diagnosa Spesialis tidur kedokteran memenuhi
syarat untuk mendiagnosis berbagai
gangguan tidur. Pasien dengan
berbagai penyakit termasuk sindrom
fase tidur tertunda sering salah
didiagnosis sebagai Insomnia. Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan
penilaian terhadap: Pola tidur penderita sakit jiwa Pemakaian obat-obatan, alkohol,
atau obat terlarang. Tingkatan stres psikis. Riwayat medis. Aktivitas fisik. Diagnosis berdasarkan kepada
kebutuhan tidur secara individual. Penyebab Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi
merupakan suatu gejala yang memiliki
berbagai penyebab, seperti kelainan
emosional,kelainan fisik dan pemakaian
obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia
muda maupun usia lanjut; dan seringkali
timbul bersamaan dengan gangguan
emosional, seperti kecemasan,
kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya
karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur
cenderung berkurang. Stadium tidur
juga berubah, dimana stadium 4
menjadi lebih pendek dan pada
akhirnya menghilang, dan pada semua
stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering
membuat orang tua berfikir bahwa
mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih
sering ditemukan pada usia lanjut.
Beberapa orang tertidur secara normal
tetapi terbangun beberapa jam
kemudian dan sulit untuk tertidur
kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan
gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia
berapapun, merupakan pertanda dari
depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu
dapat mengalami irama tidur yang
terbalik, mereka tertidur bukan pada
waktunya tidur dan bangun pada
saatnya tidur. Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari: Jet lag (terutama jika bepergian dari
timur ke barat). Bekerja pada malam hari. Sering berubah-ubah jam kerja. Penggunaan alkohol yang
berlebihan. Efek samping obat (kadang-
kadang). Kerusakan pada otak (karena
ensefalitis, stroke, penyakit
Alzheimer). Gejala Penderita mengalami kesulitan untuk
tidur atau sering terjaga di malam hari
dan sepanjang hari merasakan
kelelahan. Pengobatan Pengobatan insomnia tergantung
kepada penyebab dan beratnya
insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan
tidur karena bertambahnya usia,
biasanya tidak memerlukan
pengobatan, karena perubahan
tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap
tenang dan santai beberapa jam
sebelum waktu tidur tiba dan
menciptakan suasana yang nyaman di
kamar tidur; cahaya yang redup dan
tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres
emosional, diberikan obat untuk
mengurangi stres. Jika penyebabnya
adalah depresi, diberikan obat anti-
depresi. Jika gangguan tidur berhubungan
dengan aktivitas normal penderita dan
penderita merasa sehat, bisa diberikan
obat tidur untuk sementara waktu.
Alternatif lain untuk mengatasi insomnia
tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi. Durasi tidur dan kematian Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa
mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7
jam setiap malam memiliki tingkat
kematian terendah, sedangkan orang-
orang yang tidur kurang dari 6 jam atau
lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau
lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat
menyebabkan kenaikan sebesar 15%
tingkat kematian. Setelah mengontrol
durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan
peningkatan angka kematian. Referensi 1. ^ Mayo Clinic > Insomnia > Complications By Mayo Clinic staff. Retrieved on May 5, 2009 2. ^ Rowley, James A. (7 September 2005). "Insomnia" . eMedicine from WebMD. Diakses pada 13
November 2008. "That insomnia is a
symptom, not a disease, is important
to note; ..." 3. ^ "Insomnia Behavioural and Cognitive Intervention" (pdf). WHO. 7 September 2005. Diakses
pada 13 November 2008.
Maaf gan klo ts nya ga mutu maklum msh newbie ganhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/add-friend-kecil.gif
</div>
walaupun ada kesempatan untuk itu.
Gejala tersebut biasanya diikuti
gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan oleh
adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam
hal ini, bantuan medis atau psikologis
akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.[3] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan
menghilangkan asumsi yang kontra-
produktif mengenai tidur. Banyak penderita insomnia tergantung
pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua
obat sedatif memiliki potensi untuk
menyebabkan ketergantungan
psikologis berupa anggapan bahwa
mereka tidak dapat tidur tanpa obat
tersebut. Diagnosa Spesialis tidur kedokteran memenuhi
syarat untuk mendiagnosis berbagai
gangguan tidur. Pasien dengan
berbagai penyakit termasuk sindrom
fase tidur tertunda sering salah
didiagnosis sebagai Insomnia. Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan
penilaian terhadap: Pola tidur penderita sakit jiwa Pemakaian obat-obatan, alkohol,
atau obat terlarang. Tingkatan stres psikis. Riwayat medis. Aktivitas fisik. Diagnosis berdasarkan kepada
kebutuhan tidur secara individual. Penyebab Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi
merupakan suatu gejala yang memiliki
berbagai penyebab, seperti kelainan
emosional,kelainan fisik dan pemakaian
obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia
muda maupun usia lanjut; dan seringkali
timbul bersamaan dengan gangguan
emosional, seperti kecemasan,
kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya
karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur
cenderung berkurang. Stadium tidur
juga berubah, dimana stadium 4
menjadi lebih pendek dan pada
akhirnya menghilang, dan pada semua
stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering
membuat orang tua berfikir bahwa
mereka tidak cukup tidur. Pola terbangun pada dini hari lebih
sering ditemukan pada usia lanjut.
Beberapa orang tertidur secara normal
tetapi terbangun beberapa jam
kemudian dan sulit untuk tertidur
kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan
gelisah dan merasa belum puas tidur.
Terbangun pada dini hari, pada usia
berapapun, merupakan pertanda dari
depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu
dapat mengalami irama tidur yang
terbalik, mereka tertidur bukan pada
waktunya tidur dan bangun pada
saatnya tidur. Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari: Jet lag (terutama jika bepergian dari
timur ke barat). Bekerja pada malam hari. Sering berubah-ubah jam kerja. Penggunaan alkohol yang
berlebihan. Efek samping obat (kadang-
kadang). Kerusakan pada otak (karena
ensefalitis, stroke, penyakit
Alzheimer). Gejala Penderita mengalami kesulitan untuk
tidur atau sering terjaga di malam hari
dan sepanjang hari merasakan
kelelahan. Pengobatan Pengobatan insomnia tergantung
kepada penyebab dan beratnya
insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan
tidur karena bertambahnya usia,
biasanya tidak memerlukan
pengobatan, karena perubahan
tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap
tenang dan santai beberapa jam
sebelum waktu tidur tiba dan
menciptakan suasana yang nyaman di
kamar tidur; cahaya yang redup dan
tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres
emosional, diberikan obat untuk
mengurangi stres. Jika penyebabnya
adalah depresi, diberikan obat anti-
depresi. Jika gangguan tidur berhubungan
dengan aktivitas normal penderita dan
penderita merasa sehat, bisa diberikan
obat tidur untuk sementara waktu.
Alternatif lain untuk mengatasi insomnia
tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi. Durasi tidur dan kematian Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa
mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7
jam setiap malam memiliki tingkat
kematian terendah, sedangkan orang-
orang yang tidur kurang dari 6 jam atau
lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau
lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat
menyebabkan kenaikan sebesar 15%
tingkat kematian. Setelah mengontrol
durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan
peningkatan angka kematian. Referensi 1. ^ Mayo Clinic > Insomnia > Complications By Mayo Clinic staff. Retrieved on May 5, 2009 2. ^ Rowley, James A. (7 September 2005). "Insomnia" . eMedicine from WebMD. Diakses pada 13
November 2008. "That insomnia is a
symptom, not a disease, is important
to note; ..." 3. ^ "Insomnia Behavioural and Cognitive Intervention" (pdf). WHO. 7 September 2005. Diakses
pada 13 November 2008.
Maaf gan klo ts nya ga mutu maklum msh newbie ganhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/add-friend-kecil.gif
</div>