rumahmenteng
27th May 2012, 10:54 PM
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/jl5jzcwv.jpg
SAMPIT, Harga eceran bahan bakar minyak (BBM) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) makin mahal, ditambah antrean kendaraan yang makin parah di tiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Ironisnya, keluhan masyarakat terkait masalah ini belum ditanggapi oleh pemerintah daerah dan aparat dengan solusi.
Setelah keluarnya instruksi Gubernur Kalteng tentang pembatasan BBM pekan lalu, antrean kendaraan yang hendak mengisi premium langsung terjadi. Padahal, SPBU umumnya baru memberlakukan pembatasan BBM beberapa hari terakhir.
Masyarakat mengeluhkan kondisi ini karena harus antre lama untuk mendapatkan BBM di SPBU. Sedangkan di eceran, harga premium melonjak menjadi Rp 8.000 per liter dan cukup sulit ditemukan.
Sayangnya, harapan masyarakat agar pemerintah daerah segera mencarikan solusi, belum juga dijawab oleh pemerintah daerah dan aparat. Tim gabungan yang dibentuk Pemkab Kotim bersama instansi lainnya, belum terlihat turun lagi ke lapangan, setelah melakukan penertiban sebelum diberlakukannya pembatasan BBM. Sementara itu, penjagaan oleh kepolisian di SPBU, juga belum menjawab makin parahnya antrean yang terjadi saat ini.
Pantauan Radar Sampit beberapa hari terakhir ini, jika dulunya antrean di SPBU didominasi truk yang diduga melangsir BBM jenis solar, kini kondisinya berubah. Antrean justru didominasi mobil dan sepeda motor yang hendak mengisi premium.
Seperti terlihat di SPBU 64.74.303 Nur�ain Jalan Tjilik Riwut Kilometer 2,5 Sampit. Selain ratusan sepeda motor, antrean mobil pun mengular hingga hampir satu kilometer. Kondisi itu sempat membuat macet jalan di kawasan itu.
Antrean di dua SPBU Jalan Jenderal Sudirman antrean juga semakin parah. Namun yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah antrean di SPBU Jalan MT Haryono. Padatnya antrean membuat jalan macet lantaran kiri kanan badan jalan tersita untuk antrean puluhan mobil yang berderet hingga perempatan lampu merah MT Haryono-HM Arsyad.
Saat dibicangi, sejumlah sopir sangat mengeluh atas pembatasan pengisian BBM yang mulai diberlakukan SPBU. Pasalnya, hanya untuk medapatkan 25 liter premium, para sopir dan pemilik mobil pribadi serta angkutan umum ini mesti menunggu giliran hingga lima jam agar sampai ke mesin pengisian.
"Saya harus antre dua kali untuk mendapatkan 50 liter, jika tidak jumlah 25 liter tidak cukup sampai ke kampung halaman saya," kata salah satu sopir yang terjebak dalam antrean panjang kemarin (18/5).
Dikatakan sopir asal Desa Kenyala, Kecamatan Telawang ini, untuk sampai ke kampung halamannya menempuh jarak sejauh 169 Kilometer. Untuk sampai ke lokasi dirinya membutuhkan sedikitnya 30 liter premium. "Kalau tidak dua kali ngantre (BBM) bisa tidak sampai tujuan, apalagi untuk bensin eceran tembus belasan ribu per liternya," tukasnya.
Pemilik mobil pribadi juga mengeluhkan hal yang sama. Apalagi mereka yang hendak bepergian keluar kota tentu membutuhkan banyak BBM, sementara pihak SPBU telah memberlakukan pembatasan BBM.
Wahyu, salah seorang warga yang sedang antre di SPBU Jalan Jenderal Sudirman km 2,5 mengaku kecewa terhadap pemerintah dan kepolisian karena tidak mampu mengatasi masalah ini. Antrean panjang dan mahalnya harga eceran BBM ini benar-benar sangat mengganggu masyarakat.
"Lihat saja, sudah beberapa hari terakhir antrean BBM dan harga eceran premium makin menggila, tapi pemerintah daerah tidak bertindak apa-apa. Masyarakat benar-benar kesusahan, mereka hanya berkomentar di media tanpa ada tindakan di lapangan.
(http://www.radarsampit.net/berita-12...pa-solusi.html (http://www.radarsampit.net/berita-1222-dibiarkan-tanpa-solusi.html))
Kalau tau begini jadinya,menurut saya pribadi lebih baik bensin jadi naik april kemarin tetapi tidak menjadi langka begini..mohon maaf saudara2 sekalian yg ada di pulau jawa,mungkin kalian tidak pernah merasakan bagaimana harus bangun subuh hanya untuk mengantri bbm,mungkin kalian belum pernah membeli bensin eceran seharga rp.9000....kami yg tinggal didaerah merasa sangat kesusahan mendapatkan bbm,kalaupun ada harganya menjadi dua kali lipat dari harga normal..bagaimana kita yg berada didaerah dapat bekerja?
mohon saudara sekalian yg berada dipulau jawa dapat sedikit mengertikan nasib kami yg berada didaerah...terima kasih
</div>
SAMPIT, Harga eceran bahan bakar minyak (BBM) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) makin mahal, ditambah antrean kendaraan yang makin parah di tiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Ironisnya, keluhan masyarakat terkait masalah ini belum ditanggapi oleh pemerintah daerah dan aparat dengan solusi.
Setelah keluarnya instruksi Gubernur Kalteng tentang pembatasan BBM pekan lalu, antrean kendaraan yang hendak mengisi premium langsung terjadi. Padahal, SPBU umumnya baru memberlakukan pembatasan BBM beberapa hari terakhir.
Masyarakat mengeluhkan kondisi ini karena harus antre lama untuk mendapatkan BBM di SPBU. Sedangkan di eceran, harga premium melonjak menjadi Rp 8.000 per liter dan cukup sulit ditemukan.
Sayangnya, harapan masyarakat agar pemerintah daerah segera mencarikan solusi, belum juga dijawab oleh pemerintah daerah dan aparat. Tim gabungan yang dibentuk Pemkab Kotim bersama instansi lainnya, belum terlihat turun lagi ke lapangan, setelah melakukan penertiban sebelum diberlakukannya pembatasan BBM. Sementara itu, penjagaan oleh kepolisian di SPBU, juga belum menjawab makin parahnya antrean yang terjadi saat ini.
Pantauan Radar Sampit beberapa hari terakhir ini, jika dulunya antrean di SPBU didominasi truk yang diduga melangsir BBM jenis solar, kini kondisinya berubah. Antrean justru didominasi mobil dan sepeda motor yang hendak mengisi premium.
Seperti terlihat di SPBU 64.74.303 Nur�ain Jalan Tjilik Riwut Kilometer 2,5 Sampit. Selain ratusan sepeda motor, antrean mobil pun mengular hingga hampir satu kilometer. Kondisi itu sempat membuat macet jalan di kawasan itu.
Antrean di dua SPBU Jalan Jenderal Sudirman antrean juga semakin parah. Namun yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah antrean di SPBU Jalan MT Haryono. Padatnya antrean membuat jalan macet lantaran kiri kanan badan jalan tersita untuk antrean puluhan mobil yang berderet hingga perempatan lampu merah MT Haryono-HM Arsyad.
Saat dibicangi, sejumlah sopir sangat mengeluh atas pembatasan pengisian BBM yang mulai diberlakukan SPBU. Pasalnya, hanya untuk medapatkan 25 liter premium, para sopir dan pemilik mobil pribadi serta angkutan umum ini mesti menunggu giliran hingga lima jam agar sampai ke mesin pengisian.
"Saya harus antre dua kali untuk mendapatkan 50 liter, jika tidak jumlah 25 liter tidak cukup sampai ke kampung halaman saya," kata salah satu sopir yang terjebak dalam antrean panjang kemarin (18/5).
Dikatakan sopir asal Desa Kenyala, Kecamatan Telawang ini, untuk sampai ke kampung halamannya menempuh jarak sejauh 169 Kilometer. Untuk sampai ke lokasi dirinya membutuhkan sedikitnya 30 liter premium. "Kalau tidak dua kali ngantre (BBM) bisa tidak sampai tujuan, apalagi untuk bensin eceran tembus belasan ribu per liternya," tukasnya.
Pemilik mobil pribadi juga mengeluhkan hal yang sama. Apalagi mereka yang hendak bepergian keluar kota tentu membutuhkan banyak BBM, sementara pihak SPBU telah memberlakukan pembatasan BBM.
Wahyu, salah seorang warga yang sedang antre di SPBU Jalan Jenderal Sudirman km 2,5 mengaku kecewa terhadap pemerintah dan kepolisian karena tidak mampu mengatasi masalah ini. Antrean panjang dan mahalnya harga eceran BBM ini benar-benar sangat mengganggu masyarakat.
"Lihat saja, sudah beberapa hari terakhir antrean BBM dan harga eceran premium makin menggila, tapi pemerintah daerah tidak bertindak apa-apa. Masyarakat benar-benar kesusahan, mereka hanya berkomentar di media tanpa ada tindakan di lapangan.
(http://www.radarsampit.net/berita-12...pa-solusi.html (http://www.radarsampit.net/berita-1222-dibiarkan-tanpa-solusi.html))
Kalau tau begini jadinya,menurut saya pribadi lebih baik bensin jadi naik april kemarin tetapi tidak menjadi langka begini..mohon maaf saudara2 sekalian yg ada di pulau jawa,mungkin kalian tidak pernah merasakan bagaimana harus bangun subuh hanya untuk mengantri bbm,mungkin kalian belum pernah membeli bensin eceran seharga rp.9000....kami yg tinggal didaerah merasa sangat kesusahan mendapatkan bbm,kalaupun ada harganya menjadi dua kali lipat dari harga normal..bagaimana kita yg berada didaerah dapat bekerja?
mohon saudara sekalian yg berada dipulau jawa dapat sedikit mengertikan nasib kami yg berada didaerah...terima kasih
</div>