PDA

View Full Version : Pembuat Lampu Sentir Yang Epilepsi


lumpiabasah
27th May 2012, 10:38 PM
[/quote]





Saya lupa siapa nama perempuan itu. Perhatian saya tersita pada cara dia berbicara, Logat Ngapaknya, juga raut muka yang sangat jauh dari usia dia sebenarnya. Usianya kisaran 17 tahun, tapi seolah- olah sudah lebih dari 30 tahun. Tapi pada akhirnya kita tahu kenapa Raut mukanya jauh lebih tua dari usianya. Ayahnya pergi meninggalkannyan berpuluh-puluh tahun yang lalu, tanpa alasan yang dia sendiri tidak fahami, kini ia hanya berdua dengan ibunya, ibu yang tidak bisa baca tulis itu sudahpun renta.



Setiap hari perempuan ini keliling kampungnya untuk cari lampu bohlam bekas yang dibuang orang, ia pungut satu persatu, dia bawa pulang, sebelum pulang ia sempatkan membeli kaleng bekas biskuit seharga Rp. 3000,-. Sampai dirumah bohlam dan kaleng itu dia sulap jadi �sentir� (lampu templok), dengan telaten dia buat itu, telapak tangannya kena pecahan kaca bohlam atau kena sayatan kaleng adalah hal yang biasa.



Setelah jadi, ia jalan kaki keliling kampung lagi berkilo-kilo meter jauhnya, menjajakan �sentir� seharga Rp.1.000,- itu. Setiap rumah ia datangi, berharap bisa meraup rupiah. Kalo beruntung ia bisa menjual semua sentirnya, tapi lebih sering dagangannya masih banyak.



Hari itu ia mendapat Rp. 8.000,- dan uang itu kemudian dibelikan kaleng bekas lagi untuk membuat �sentir� esok hari , sisanya Rp. 5.000,- ia bawa pulang untuk membantu meringankan beban hidup mereka.



Saya lupa siapa nama perempuan itu. Dalam sebuah kesempatan ia menyampaikan keinginnya untuk mencari kerja apa asal halal, nyuci, ngepel untuk sekedar menutupi kebutuhan dia dan ibunya. Tapi orang sering menolaknya karena penyakit yang ia derita, EPILEPSI. Setelah itu dengan raut muka yang saya masih sangat ingat, ia bilang �Saya ingin jadi pembuat lampu sentir selama hidup saya�.



http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQaAz-Vt3Mod4kKXIjdtIyIZEXtuzp8Buy_TcUGrDPrmCWQZDabJ-5FcDI4


Saya lupa siapa nama perempuan itu. Tapi dia mengingatkan saya dan semoga anda semua, bahwa kita yang memiliki pendidikan yang lebih baik dari sebagian orang lain ini memiliki kewajiban untuk membantu orang- orang seperti mereka berfikir lebih panjang tentang masa depan mereka. Jangan biarkan orang2 ini menjadi pembuat sentir selamanya. Bantu agar menjadi lebih baik. Sebaik- baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk manusia yang lainnya.



Nama perempuan itu adalah Surti, penjual sentir dari bohlam bekas dan juga penderita epilepsi.



Disadur dari roemsanahnurarifah.blogspot.com.

Kisah ini juga telah diangkat dalam salah satu program Trans7.








[quote]





Kata TS :

Sahabat, kita yang diberi kesehatan dan rezeki yang melimpah harusnya lebih bersyukur. Masih banyak orang2 disekitar kita yang hidup dalam kesusahan. Lihat Surti dengan keterbatasan dan penyakitnya, masih semangat untuk menjalani hari2nya. Dan dari latar belakang kehidupan yang miskin dan suram, dia masih bisa menjadi manusia yang berguna bagi orang lainnya. Dari kegelapan Surti mampu memberikan penerangan kepada orang lain, melalui sentir sederhananya.





Kalo Berkenan Gan..

http://www.kaskus.co.id/image.php?groupid=11894&dateline=1301036378 (http://www.kaskus.co.id/reputation.php?p=634818555)


</div>