pingpong
27th May 2012, 10:38 PM
http://www.shoutussalam.com/timthumb.php?src=/foto/South-Korea-Lady-Gaga.jpg&w=320&h=240&zc=1
Ternyata bukan hanya Indonesia yang menolak konser Lady Gaga.
Dalam rangka tour Asia kali ini, panitia promotor konser harus banyak putar otak rupanya. Beberapa negara tujuan konser terus meneriakan demo penolakan artis nyentrik tersebut.
Beberapa demo dilaksanakan oleh aktivis agama dan aktivis sosial anti pornografi.
Korea
Kelompok-kelompok Kristen di Korea Selatan Jumat (27/4/2012) menyerukan ikon pop Lady Gaga membatalkan konsernya di Korea dan mengatakan Lady Gaga simbol pornografi dan mengkampanyekan homoseksual.
Pemerintah Korea Selatan telah tunduk kepada tekanan publik dan melarang warga berusia di bawah 18 tahun menghadiri konser Lady Gaga, tetapi demonstran Kristen yang berkumpul di luar tempat tersebut mengatakan bahwa hal itu tidak cukup.
"Beberapa orang dapat menerima hal ini sebagai budaya lain tapi dampaknya sangat besar di luar seni dan menghancurkan agama. Bahkan orang dewasa bisa melihat bahwa penampilannya mengkampanyekan homoseksual dan pornografi, "kata Yoon Jung-hoon, pendeta yang mengorganisir "Jaringan Masyarakat sipil Menentang Konser Lady Gaga."
"Dewan Kristen Korea dengan 12 juta warga Kristen dan 55.000 gereja akan mengambil segala macam tindakan seperti memboikot Kartu Hyundai untuk membasmi semua jenis budaya cabul," kata dewan dalam pernyataannya.
Tak hanya dari aktivis agama, aktivis yang sosial yang menamakan diri mereka sebagai Alliance for Sound Culture In Sexuality juga menyuarakan keprihatinan terhadap pertunjukkan konser Lady Gaga yang dianggap porno.
Mereka mengadakan pertemuan masal dan doa bersama untuk menolak konser Gaga. Poster-poster penolakan juga ditempel di setiap sudut kota dengan menyebutkan bahwa Lady Gaga telah menyebarkan budaya seksualitas yang tidak sehat, dilansir Contactmusic, Sabtu (28/4/2012).
Poster-poster tersebut akhirnya dilepas oleh pejabat kota setempat, namun demonstrasinya tidak dihentikan. Aksi para aktivis ini merupakan bentuk dari ketidaksetujuaan mereka terhadap konser Lady Gaga.
Indonesia
"Ada 8 elemen yang memberi masukan untuk tidak diberi rekomendasi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Rikwanto menyebutkan 8 elemen itu yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fraksi PPP dan PKS, Front Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Umat Anti Maksiat (Gumam), Wahdah Islamiah dan Lembaga Adat Besar RI.
"Yang intinya tadi itu, karena tidak sesuai dengan budaya bangsa," katanya.
Pelarangan konser Lady di Indonesia menjadi berita internasional. Sejumlah media "World Class" seperti BBC, Bloomberg, Associated Press (AP), dan the Wall Street Journal, mengangkat topik serupa.
Filipina
Di Filipina juga terjadi gelombang demo dari berbagai pegiat dan ormas agama.
Salah satunya menamakan diri Filipino Christian Youths (FCY). Menggalang ratusan demonstran, mereka menggeber poster-poster penolakan Gaga.
Salah satu yang menonjol dari bunyi poster demo adalah kecaman terhadap lagu "Judas" milik Lady Gaga yang dinilai menghina Tuhan. "We're pro Jesus, not pro judas!" bunyi salah satu poster.
"Stop the Lady Gaga concerts" bunyi poster lainnya.
Di Manila, Gaga dijadwalkan manggung pada 21-22 Mei 2012 depan. Kantor berita Associated Press (AP) menyebutkan, demo digelar di luar Pasay City Hall, selatan Manila, Jumat (18/5/2012).
"Kami merasa terhina dengan video dan lagunya Lady Gaga," teriak demonstran
Malaysia
Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan Malaysia, Dato Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Azis, sedikit kelimpungan saat ditanya wartawan terkait larangan konser Lady Gaga di Indonesia.
Ia ditanya apakah Malaysia juga akan melarang konser Lady Gaga, seperti yang sekarang dilakukan oleh Indonesia.
"Saya jadi gagap menjawabnya," kata Nazri sambil tertawa, menjawab wartawan usai bertemu Ketua MPR Taufik Kiemas, Kamis (17/5/2012) di kediaman Taufik, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Awalnya, Nazri sedikit bingung dengan pertanyaan soal Lady Gaga itu. Namun, setelah salah satu stafnya menjelaskan ia baru paham. Sambil tertawa, dia menyatakan, "Sama dengan pemerintah Indonesia."
</div>
Ternyata bukan hanya Indonesia yang menolak konser Lady Gaga.
Dalam rangka tour Asia kali ini, panitia promotor konser harus banyak putar otak rupanya. Beberapa negara tujuan konser terus meneriakan demo penolakan artis nyentrik tersebut.
Beberapa demo dilaksanakan oleh aktivis agama dan aktivis sosial anti pornografi.
Korea
Kelompok-kelompok Kristen di Korea Selatan Jumat (27/4/2012) menyerukan ikon pop Lady Gaga membatalkan konsernya di Korea dan mengatakan Lady Gaga simbol pornografi dan mengkampanyekan homoseksual.
Pemerintah Korea Selatan telah tunduk kepada tekanan publik dan melarang warga berusia di bawah 18 tahun menghadiri konser Lady Gaga, tetapi demonstran Kristen yang berkumpul di luar tempat tersebut mengatakan bahwa hal itu tidak cukup.
"Beberapa orang dapat menerima hal ini sebagai budaya lain tapi dampaknya sangat besar di luar seni dan menghancurkan agama. Bahkan orang dewasa bisa melihat bahwa penampilannya mengkampanyekan homoseksual dan pornografi, "kata Yoon Jung-hoon, pendeta yang mengorganisir "Jaringan Masyarakat sipil Menentang Konser Lady Gaga."
"Dewan Kristen Korea dengan 12 juta warga Kristen dan 55.000 gereja akan mengambil segala macam tindakan seperti memboikot Kartu Hyundai untuk membasmi semua jenis budaya cabul," kata dewan dalam pernyataannya.
Tak hanya dari aktivis agama, aktivis yang sosial yang menamakan diri mereka sebagai Alliance for Sound Culture In Sexuality juga menyuarakan keprihatinan terhadap pertunjukkan konser Lady Gaga yang dianggap porno.
Mereka mengadakan pertemuan masal dan doa bersama untuk menolak konser Gaga. Poster-poster penolakan juga ditempel di setiap sudut kota dengan menyebutkan bahwa Lady Gaga telah menyebarkan budaya seksualitas yang tidak sehat, dilansir Contactmusic, Sabtu (28/4/2012).
Poster-poster tersebut akhirnya dilepas oleh pejabat kota setempat, namun demonstrasinya tidak dihentikan. Aksi para aktivis ini merupakan bentuk dari ketidaksetujuaan mereka terhadap konser Lady Gaga.
Indonesia
"Ada 8 elemen yang memberi masukan untuk tidak diberi rekomendasi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Rikwanto menyebutkan 8 elemen itu yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fraksi PPP dan PKS, Front Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Umat Anti Maksiat (Gumam), Wahdah Islamiah dan Lembaga Adat Besar RI.
"Yang intinya tadi itu, karena tidak sesuai dengan budaya bangsa," katanya.
Pelarangan konser Lady di Indonesia menjadi berita internasional. Sejumlah media "World Class" seperti BBC, Bloomberg, Associated Press (AP), dan the Wall Street Journal, mengangkat topik serupa.
Filipina
Di Filipina juga terjadi gelombang demo dari berbagai pegiat dan ormas agama.
Salah satunya menamakan diri Filipino Christian Youths (FCY). Menggalang ratusan demonstran, mereka menggeber poster-poster penolakan Gaga.
Salah satu yang menonjol dari bunyi poster demo adalah kecaman terhadap lagu "Judas" milik Lady Gaga yang dinilai menghina Tuhan. "We're pro Jesus, not pro judas!" bunyi salah satu poster.
"Stop the Lady Gaga concerts" bunyi poster lainnya.
Di Manila, Gaga dijadwalkan manggung pada 21-22 Mei 2012 depan. Kantor berita Associated Press (AP) menyebutkan, demo digelar di luar Pasay City Hall, selatan Manila, Jumat (18/5/2012).
"Kami merasa terhina dengan video dan lagunya Lady Gaga," teriak demonstran
Malaysia
Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan Malaysia, Dato Seri Mohamed Nazri Bin Abdul Azis, sedikit kelimpungan saat ditanya wartawan terkait larangan konser Lady Gaga di Indonesia.
Ia ditanya apakah Malaysia juga akan melarang konser Lady Gaga, seperti yang sekarang dilakukan oleh Indonesia.
"Saya jadi gagap menjawabnya," kata Nazri sambil tertawa, menjawab wartawan usai bertemu Ketua MPR Taufik Kiemas, Kamis (17/5/2012) di kediaman Taufik, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Awalnya, Nazri sedikit bingung dengan pertanyaan soal Lady Gaga itu. Namun, setelah salah satu stafnya menjelaskan ia baru paham. Sambil tertawa, dia menyatakan, "Sama dengan pemerintah Indonesia."
</div>