pingpong
27th May 2012, 10:30 PM
Well, sebelumnya, ini bukan tulisan saya :D
sumber : http://theposkamling.com/5-kendala-p...i-luar-negeri/ (http://theposkamling.com/5-kendala-punya-pacar-orang-lokal-saat-kuliah-di-luar-negeri/)
5 Kendala Punya Pacar Orang Lokal Saat Kuliah di Luar Negeri
5 Kendala Punya Pacar Orang Lokal Saat Kuliah di Luar Negeri
[/quote]
Tinggal di Indonesia, gaji USD, istri cewek Jepang! Itulah impian saya sewaktu pertama kali menonton Erika Sawajiri dalam J-dorama yang membuat saya menitikkan satu liter air mata macho setiap episode setelah Aya didiagnosa Spinocerebellar Degeneration yang menyerang otak kecilnya (hapal dong!). Saking boomingnya drama ini, Indonesia mengadaptasi(?)nya namun gagal total karena pemeran utama wanitanya, Chelsea siapa-namanya tidak bergigi gingsul seperti Erika hontou ni kawaii chan.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Erika.jpg
Selang beberapa tahun, giliran drama Korea yang mulai booming di Indonesia dimulai dari Dae Janggeum tontonan ibu-ibu kompleks dan teman kontrakan saya (sebut saja namanya Bayu,25). Karena saya mulai tertarik dengan Korea, saya coba cari-cari drama Korea lainnya dan sampailah saya pada drama Korea paling ultimate yaitu �Love Story in Harvard� yang diperankan oleh wanita tercantik di Korea (this is true, in fact, ada polingnya), Kim Tae Hee. Kalau belum tahu ceritanya, drama ini mengisahkan tentang campus romance mahasiswa Korea yang sedang belajar di luar negeri dan akhirnya blablabla something something anyway Kim Tae Hee.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/KimTaeHee.jpg
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Korea dengan tujuan mencari adik/sepupu/saudara perempuannya Kim Tae Hee atau paling tidak salah satu personel SNSD untuk dijadikan pacar. Sekalian kuliah master.
Apa daya, setibanya di Korea sampai sekarang satu minggu menjelang defense thesis saya, saya belum punya satupun nomor telepon cewek lokal di HP. Maka dari itu, saya kompilasikan list ini menurut pengalaman saya agar diresapi, direnungkan dan ditanam dalam hati sanubari kita masing-masing.
Kendala mahasiswa untuk punya pacar orang lokal saat kuliah di luar negeri adalah:
1. DUIT
Sebagian besar mahasiswa adalah penerima beasiswa dan sebagian besar beasiswa tidak mencakup biaya kursus piano dan makan di restoran fine dining. Soalnya supaya kemungkinan diterima besar, harus nembak di restoran mahal sambil mainin lagu �Wonderful Tonight� di piano yang ada di restoran. Di Paris. Dekat menara eiffel.
Skenario di atas cuma sebagai gambaran bahwa PDKT dan nembak itu perlu modal. Apalagi jaman sekarang hari-hari spesial untuk orang pacaran semakin banyak saja. Hari valentine, beli cokelat. Di Korea, ada hari pepero (11 November), beli pepero atau pocky stick, white day, dll. Sayangnya tidak ada hari dweji gugbab (makanan favorit saya di Korea, sejenis sop daging tapi tidak halal). Kalau ada, saya pasti merayakan dengan sepenuh hati, jiwa dan raga menjadi satu dalam naungan asmara yang bergejolak di dalam dada.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/5190859683_a4160f64c0-300x225.jpg
2. Bahasa
Walaupun negara yang dituju saat kuliah memakai Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, kecuali anda bernama Cinta Laura Kiehl, ada kemungkinan untuk mengalami kesulitan komunikasi. Apalagi kalau bahasa lokal yang belum pernah dipelajari sebelumnya, terpaksa pakai bahasa Tarzan.
�Lah, gpp lagi bahasa Tarzan. Toh Tarzan bisa pacaran sama Jane kalau nonton dari filmnya.�
Kalau anda bertanya, film Tarzan yang mana? Berarti ada kemungkinan anda, seperti saya, akan masuk neraka setelah kiamat tahun 2012. Bersyukurlah kalau anda cuma tahu satu macam film Tarzan yaitu yang keluaran Disney.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Tarzan-300x226.jpg
Lagipula Jane juga bukan contoh yang baik karena pilihan pacarnya hanya dua yaitu Tarzan dan satu orang cowok lain yang hobi dan pekerjaannya memburu binatang-binatang di Afrika, which is a worse choice, kecuali si Jane juga pemburu. Mungkin juga kalau settingnya filmnya di Cina, cowok ini juga akan membunuh panda setiap kali ada orang Indonesia yang menulis �worthed� dan bukannya �worth it� di status facebooknya. In this case, your chance will be higher.
Jadi, bahasa penting untuk mencegah miskomunikasi dan melancarkan jurus gombal yang disesuaikan dengan budaya setempat. Which we will discuss in the next point.
3. Waktu
Kendala bahasa, tuntutan profesor dan tuntutan klausul beasiswa untuk menjaga GPA minimum membuat kuliah di luar negeri jadi lebih susah dari seharusnya.
Apalagi kalau jadi mahasiswa riset, profesor tidak mau tahu jadwal kegiatan kita. Setahu beliau, saat kita mendapat Certificate of Admission, kita sudah menjual jiwa kita padanya demi ijazah, menjadi pabrik paper ilmiah, menuruti semua keinginannya, dan bersedia dipakai untuk apapun, termasuk membersihkan remah2 makanan di kantornya. Jalan2 untuk conference? Well, just if you�re lucky.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/phd012609s-500x216.gif
Semuanya perlu waktu, dan waktu yang seharusnya digunakan untuk PDKT ke cewek yang bertanya tentang poster paper kita saat conference kemarin terbuang sia-sia untuk membersihkan ruangan profesor saat weekend.
Maka dari itu, inilah alasan saya tidak dapat melancarkan jurus gombal seperti poin nomor 2, karena saya tidak dapat mengatakan the most ultimate awesome pickup line di Korea yaitu �Sigan issoyo? (ada waktu ga?) karena saya sendiri 99.99% tidak punya waktu.
4. Budaya
Budaya, atau untuk artikel kali ini digolongkan saja ke SARA atau kepanjangannya Suku Agama Ras Antar-Golongan. Tapi nggak tahu ya, mungkin saya saja, entah kenapa kalau dengar SARA selalu kepikiran Cornelia Agatha dan Moudy Koesnaedi. Hidup Team Sarah!! (Twilight mode on). Jadi penasaran, dulu endingnya si Doel jadian sama Sarah atau Zaenab sih?
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/SiDoel.jpg
Maaf ngelanturnya, anyway salah satu cara paling disukai untuk bertemu orang baru di Korea adalah melalui acara yang disebut sogeting (blind date) atau kadang2 hanya �meeting� saja. Nah, di negara seperti Korea atau Jepang, dalam sebuah kegilaan budaya yang orang bule aja geleng2 kepala ngeliatnya, �meeting� sampai dengan �team building� antar kolega biasanya dilaksanakan dengan makan malam, pergi ke bar dan terakhir karaoke (it�s really 3 different places, mereka menyebutnya tingkat 1, 2, 3, dst.).
Oh, dan jangan dikira makan dan karaokenya kayak di Indonesia, di Asia Timur makan dan karaoke selalu disertai dengan minum2, dan bukan minum2 santai kayak orang2 bule, it�s literally getting drunk, bergalon-galon bir dan berbotol-botol soju. Nggak heran ada hampir 1 kematian per 10000 orang di sini gara2 alkohol
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Barrel.jpg
Apalagi kalau sudah menyinggung beda agama, keyakinan dan sebagainya. Makin susah. Banyak orang di Korea yang tidak peduli akan hal itu karena tradisi lebih penting dari agama di sini. It�s really friggin� hard untuk mayoritas orang Indonesia yang beragama Islam, karena jika di kumpulan blind date ada yang lebih tua dari Anda dan Anda tidak mau dipaksa minum, Anda dianggap tidak menghormati si senior dan suasana terkadang berubah menjadi panas dan ga enak, especially if he/she is already drunk.
[quote]
5. Tampang
Bukan rahasia umum kalau setiap negara punya standar cantik/ganteng mereka sendiri. Sewaktu saya pertama kali masuk ke lab dan disambut orang-orang Korea di lab, satu orang cewek Korea di lab bilang �jal sengyossoyo� yang artinya �ganteng�. Langsung saja hidung saya mengembang dan kepala membesar. 20an tahun di dunia baru sekarang orang baru kenal bilang gw ganteng!!! Sampai-sampai saya tulis di status facebook. Tapi yg nge-like cuma 1. Itupun ibu kandung saya.
Setelah membaca beberapa blog dan mengamati perilaku teman-teman akhirnya saya tahu kalau ternyata bilang ganteng atau cantik di sini cuma sebagai basa-basi perkenalan. Standar ganteng di Korea menurut survey saya adalah kulit putih, kaki panjang dan wajah ganteng. Kalau gagal semuanya, yang penting bule. Jadi mirip-mirip seperti di tanah air.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/68134_1682233971876_1118375551_31864063_3505579_n-300x241.jpg
http://img826.imageshack.us/img826/6104/taeyangiu.jpg
Memang sih, yang paling penting itu adalah inner beauty. Tapi kan kesan pertama adalah penampilan fisik. Dan kesan pertama memang begitu menggoda, walaupun selanjutnya terserah anda.
Maka dari itu, sebelum anda memutuskan untuk kuliah di luar negeri, coba teliti baik-baik motivasi anda. Kalau motivasi anda seperti saya, maka semoga list saya di atas bermanfaat.
di komen yang berkualitas yah agan2 semua :D
</div>
sumber : http://theposkamling.com/5-kendala-p...i-luar-negeri/ (http://theposkamling.com/5-kendala-punya-pacar-orang-lokal-saat-kuliah-di-luar-negeri/)
5 Kendala Punya Pacar Orang Lokal Saat Kuliah di Luar Negeri
5 Kendala Punya Pacar Orang Lokal Saat Kuliah di Luar Negeri
[/quote]
Tinggal di Indonesia, gaji USD, istri cewek Jepang! Itulah impian saya sewaktu pertama kali menonton Erika Sawajiri dalam J-dorama yang membuat saya menitikkan satu liter air mata macho setiap episode setelah Aya didiagnosa Spinocerebellar Degeneration yang menyerang otak kecilnya (hapal dong!). Saking boomingnya drama ini, Indonesia mengadaptasi(?)nya namun gagal total karena pemeran utama wanitanya, Chelsea siapa-namanya tidak bergigi gingsul seperti Erika hontou ni kawaii chan.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Erika.jpg
Selang beberapa tahun, giliran drama Korea yang mulai booming di Indonesia dimulai dari Dae Janggeum tontonan ibu-ibu kompleks dan teman kontrakan saya (sebut saja namanya Bayu,25). Karena saya mulai tertarik dengan Korea, saya coba cari-cari drama Korea lainnya dan sampailah saya pada drama Korea paling ultimate yaitu �Love Story in Harvard� yang diperankan oleh wanita tercantik di Korea (this is true, in fact, ada polingnya), Kim Tae Hee. Kalau belum tahu ceritanya, drama ini mengisahkan tentang campus romance mahasiswa Korea yang sedang belajar di luar negeri dan akhirnya blablabla something something anyway Kim Tae Hee.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/KimTaeHee.jpg
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Korea dengan tujuan mencari adik/sepupu/saudara perempuannya Kim Tae Hee atau paling tidak salah satu personel SNSD untuk dijadikan pacar. Sekalian kuliah master.
Apa daya, setibanya di Korea sampai sekarang satu minggu menjelang defense thesis saya, saya belum punya satupun nomor telepon cewek lokal di HP. Maka dari itu, saya kompilasikan list ini menurut pengalaman saya agar diresapi, direnungkan dan ditanam dalam hati sanubari kita masing-masing.
Kendala mahasiswa untuk punya pacar orang lokal saat kuliah di luar negeri adalah:
1. DUIT
Sebagian besar mahasiswa adalah penerima beasiswa dan sebagian besar beasiswa tidak mencakup biaya kursus piano dan makan di restoran fine dining. Soalnya supaya kemungkinan diterima besar, harus nembak di restoran mahal sambil mainin lagu �Wonderful Tonight� di piano yang ada di restoran. Di Paris. Dekat menara eiffel.
Skenario di atas cuma sebagai gambaran bahwa PDKT dan nembak itu perlu modal. Apalagi jaman sekarang hari-hari spesial untuk orang pacaran semakin banyak saja. Hari valentine, beli cokelat. Di Korea, ada hari pepero (11 November), beli pepero atau pocky stick, white day, dll. Sayangnya tidak ada hari dweji gugbab (makanan favorit saya di Korea, sejenis sop daging tapi tidak halal). Kalau ada, saya pasti merayakan dengan sepenuh hati, jiwa dan raga menjadi satu dalam naungan asmara yang bergejolak di dalam dada.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/5190859683_a4160f64c0-300x225.jpg
2. Bahasa
Walaupun negara yang dituju saat kuliah memakai Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, kecuali anda bernama Cinta Laura Kiehl, ada kemungkinan untuk mengalami kesulitan komunikasi. Apalagi kalau bahasa lokal yang belum pernah dipelajari sebelumnya, terpaksa pakai bahasa Tarzan.
�Lah, gpp lagi bahasa Tarzan. Toh Tarzan bisa pacaran sama Jane kalau nonton dari filmnya.�
Kalau anda bertanya, film Tarzan yang mana? Berarti ada kemungkinan anda, seperti saya, akan masuk neraka setelah kiamat tahun 2012. Bersyukurlah kalau anda cuma tahu satu macam film Tarzan yaitu yang keluaran Disney.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Tarzan-300x226.jpg
Lagipula Jane juga bukan contoh yang baik karena pilihan pacarnya hanya dua yaitu Tarzan dan satu orang cowok lain yang hobi dan pekerjaannya memburu binatang-binatang di Afrika, which is a worse choice, kecuali si Jane juga pemburu. Mungkin juga kalau settingnya filmnya di Cina, cowok ini juga akan membunuh panda setiap kali ada orang Indonesia yang menulis �worthed� dan bukannya �worth it� di status facebooknya. In this case, your chance will be higher.
Jadi, bahasa penting untuk mencegah miskomunikasi dan melancarkan jurus gombal yang disesuaikan dengan budaya setempat. Which we will discuss in the next point.
3. Waktu
Kendala bahasa, tuntutan profesor dan tuntutan klausul beasiswa untuk menjaga GPA minimum membuat kuliah di luar negeri jadi lebih susah dari seharusnya.
Apalagi kalau jadi mahasiswa riset, profesor tidak mau tahu jadwal kegiatan kita. Setahu beliau, saat kita mendapat Certificate of Admission, kita sudah menjual jiwa kita padanya demi ijazah, menjadi pabrik paper ilmiah, menuruti semua keinginannya, dan bersedia dipakai untuk apapun, termasuk membersihkan remah2 makanan di kantornya. Jalan2 untuk conference? Well, just if you�re lucky.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/phd012609s-500x216.gif
Semuanya perlu waktu, dan waktu yang seharusnya digunakan untuk PDKT ke cewek yang bertanya tentang poster paper kita saat conference kemarin terbuang sia-sia untuk membersihkan ruangan profesor saat weekend.
Maka dari itu, inilah alasan saya tidak dapat melancarkan jurus gombal seperti poin nomor 2, karena saya tidak dapat mengatakan the most ultimate awesome pickup line di Korea yaitu �Sigan issoyo? (ada waktu ga?) karena saya sendiri 99.99% tidak punya waktu.
4. Budaya
Budaya, atau untuk artikel kali ini digolongkan saja ke SARA atau kepanjangannya Suku Agama Ras Antar-Golongan. Tapi nggak tahu ya, mungkin saya saja, entah kenapa kalau dengar SARA selalu kepikiran Cornelia Agatha dan Moudy Koesnaedi. Hidup Team Sarah!! (Twilight mode on). Jadi penasaran, dulu endingnya si Doel jadian sama Sarah atau Zaenab sih?
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/SiDoel.jpg
Maaf ngelanturnya, anyway salah satu cara paling disukai untuk bertemu orang baru di Korea adalah melalui acara yang disebut sogeting (blind date) atau kadang2 hanya �meeting� saja. Nah, di negara seperti Korea atau Jepang, dalam sebuah kegilaan budaya yang orang bule aja geleng2 kepala ngeliatnya, �meeting� sampai dengan �team building� antar kolega biasanya dilaksanakan dengan makan malam, pergi ke bar dan terakhir karaoke (it�s really 3 different places, mereka menyebutnya tingkat 1, 2, 3, dst.).
Oh, dan jangan dikira makan dan karaokenya kayak di Indonesia, di Asia Timur makan dan karaoke selalu disertai dengan minum2, dan bukan minum2 santai kayak orang2 bule, it�s literally getting drunk, bergalon-galon bir dan berbotol-botol soju. Nggak heran ada hampir 1 kematian per 10000 orang di sini gara2 alkohol
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/Barrel.jpg
Apalagi kalau sudah menyinggung beda agama, keyakinan dan sebagainya. Makin susah. Banyak orang di Korea yang tidak peduli akan hal itu karena tradisi lebih penting dari agama di sini. It�s really friggin� hard untuk mayoritas orang Indonesia yang beragama Islam, karena jika di kumpulan blind date ada yang lebih tua dari Anda dan Anda tidak mau dipaksa minum, Anda dianggap tidak menghormati si senior dan suasana terkadang berubah menjadi panas dan ga enak, especially if he/she is already drunk.
[quote]
5. Tampang
Bukan rahasia umum kalau setiap negara punya standar cantik/ganteng mereka sendiri. Sewaktu saya pertama kali masuk ke lab dan disambut orang-orang Korea di lab, satu orang cewek Korea di lab bilang �jal sengyossoyo� yang artinya �ganteng�. Langsung saja hidung saya mengembang dan kepala membesar. 20an tahun di dunia baru sekarang orang baru kenal bilang gw ganteng!!! Sampai-sampai saya tulis di status facebook. Tapi yg nge-like cuma 1. Itupun ibu kandung saya.
Setelah membaca beberapa blog dan mengamati perilaku teman-teman akhirnya saya tahu kalau ternyata bilang ganteng atau cantik di sini cuma sebagai basa-basi perkenalan. Standar ganteng di Korea menurut survey saya adalah kulit putih, kaki panjang dan wajah ganteng. Kalau gagal semuanya, yang penting bule. Jadi mirip-mirip seperti di tanah air.
http://theposkamling.com/wp-content/uploads/2011/11/68134_1682233971876_1118375551_31864063_3505579_n-300x241.jpg
http://img826.imageshack.us/img826/6104/taeyangiu.jpg
Memang sih, yang paling penting itu adalah inner beauty. Tapi kan kesan pertama adalah penampilan fisik. Dan kesan pertama memang begitu menggoda, walaupun selanjutnya terserah anda.
Maka dari itu, sebelum anda memutuskan untuk kuliah di luar negeri, coba teliti baik-baik motivasi anda. Kalau motivasi anda seperti saya, maka semoga list saya di atas bermanfaat.
di komen yang berkualitas yah agan2 semua :D
</div>