PDA

View Full Version : pada kemana aktor laga indonesia?


ps3black
27th May 2012, 10:30 PM
sumber resmi (http://filmmaker-indonesia.blogspot.com/2010/12/pada-kemana-aktor-aktor-laga-indonesia.html)



Siapa aktor laga (action) dunia yang kalian kenal? Jackie Chan, Jet Lee, Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Dolph Lundgren, Jean Claude Van Damme, Steven Seagal, Bruce Lee, Donnie Yen, dsb. Benar, nggak sampai sedetik pasti nama-nama diatas langsung melintas di benak kalian. Tapi, siapa aktor laga Indonesia yang kalian ketahui? Barry Prima, Advent Bangun, George Rudy,.. terus, siapa ya?



Ya, ternyata memang jauh lebih mudah menyebut nama aktor laga dunia (Hollywood & Hongkong) daripada aktor laga lokal kita. Dan sekedar mengingatkan, 3 nama yang disebut diatas adalah aktor laga lokal era tahun 70an�awal 90an(!). Pada kemana para aktor laga Indonesia di 15 tahun terakhir? Bertapa di padepokan di puncak gunung, atau menunggu bakat istimewa yang belum dilahirkan? J Memang sih, untuk kelas sinetron sempat muncul beberapa nama seperti Dede Yusuf, sang wakil gubernur Jawa Barat sekarang dengan serial Jendela Rumah Kita & Jalan Makin Membara-nya (kalau tak salah ingat judulnya). Ada juga Henri Hendarto dengan Kucing2 Hitam, Willi Dozan dengan Deru Debu, Ari Wibowo dengan Jackie, Marcellino Lefrandt dengan� & Irwan Chandra dengan Buce Li. Hanya itu seingat saya. Itupun hanya beberapa tahun saja, beberapa puluh episode tayang ditelevisi. Tak cukup eksis untuk membuat mereka disebut aktor laga terkemuka. Ari Wibowo & Marcellino Lefrandt yang potensial menjadi the next Barry Prima & Advent Bangun, malah kemudian beralih ke sinetron2 bergenre drama keluarga. Dede Yusuf jadi birokrat, Willi Dozan seolah larut dengan masalah keluarganya, sementara Irwan Chandra sibuk dengan karir modelling & memimpin sebuah kantor perusahaan asuransi.



Hai para pendekar, dimana dedikasi kalian pada kerajaan film & sinetron laga yang pernah membesarkan kalian..!? Masa kalian rela tanah negeri kalian �dijajah� para pendekar tanah seberang seperti Donnie Yen, Jacky Chan, Jason Statham, dll..!?



Sebelum saya kelepasan mencak2 karena fakta yang memprihatinkan ini (maaf, lebay.. :-) ), mungkin ada baiknya sekilas mengingat kejayaan dunia persilatan perfilman Indonesia. Rekan pembaca, Barry Prima, Advent Bangun & George Rudy selama 15an tahun karir mereka, total telah membintangi 50an judul film & beberapa sinetron. Kalau dirata-rata, 3-4 film setahunnya. Berarti pukul rata, sekitar 6 film laga yang diproduksi dalam kurun waktu tahun 1975�1990, mengingat tak selalu 3 aktor itu bermain bersama dalam 1 film. Bayangkan teman, 6 film laga dalam setahun, hebat bukan!? Untuk lebih membuat rekan2 pembaca salut, artikel ini rinci menjelaskannya.



Oh ya, hampir lupa menyebut Saur Sepuh. Film yang diangkat dari serial sandiwara radio terpopuler era 80-an karya Niki Kosasih ini sempat membuat para pemain pendukungnya seperti Fendi Pradana, Candy Satrio & Murti Sari Dewi begitu terkenal. Namun sayang



masa popularitas mereka tak berlangsung lama. Serial drama radio lain yang juga hampir sama fenomenalnya, Misteri Gunung Merapi, juga pernah mempopulerkan nama pemerannya (lagi) yaitu Fendi Pradana dalam versi film & untuk sinetron, Marcellino. Namun lagi-lagi, tak bertahan lama difavoritkan pemirsa.



Nampaknya saya harus memperluas cakupan pembahasan ini menjadi tidak sekedar mengenai aktor yang mayoritas filmnya bergenre laga, tetapi juga aktor yang sering memerankan adegan perkelahian di film2 non laga. Rano Karno, nama yang cukup menonjol di �kelas� ini. Mantan bintang cilik yang menjadi idola remaja dimasa mudanya ini kerap memainkan adegan perkelahian di film2nya, dalam peran yang biasanya menghadapi para pesaing dalam memperjuangkan cinta seorang gadis. Saya ingat dulu saat masih kecil, sangat senang kalau program Film Cerita Akhir Pekan di TVRI menayangkan film-film sang wakil bupati Tangerang ini. Saya bela-belain menontonnya demi aksi berantem-nya itu, tak menghiraukan saran nenek untuk jangan tidur malam-malam :-)



Rumah produksi (PH) PT Diwangkara & PT Genta Buana Paramita sempat konsisten membuat sinetron2 laga semacam Mahabharata, Karmapala, Angling Dharma, dsb. pada awal tahun 2000an & mengorbitkan aktor2 yang piawai beradegan laga. Namun, walaupun sempat disukai pemirsa, saya ragu bahwa banyak pemirsa yang masih hafal nama2 para aktor itu. Tanpa bermaksud merendahkan kualitas sinetron hasil produksi PH2 tersebut, secara obyektif cukup banyak pemirsa yang berpendapat bahwa adegan2 laga yang ditampilkan dalam sinetron2 itu kurang original (terlalu banyak special effect & pergerakan kamera) sehingga kurang memuaskan untuk ditonton. Kurang ditunjang pula oleh penggarapan cerita & skenario yang baik. Mungkin itu salah satu faktor yang membuat para aktor2 laga pendukungnya kurang memorable dalam benak pemirsa.



Merantau, ini dia gebrakan yang ditunggu-tunggu. Sebuah film laga yang ditangani dengan serius, juga melibatkan aktor utama yang asli juara pencak silat nasional, Iko Uwais. Tak heran, film yang disutradarai sineas Inggris gareth Evans ini begitu sukses menjaring penonton di tahun 2009. Saya sempat berharap, kesuksesan ini segera diikuti oleh film2 sejenis. Tapi, mengapa tidak terbukti?



Rekan-rekan pembaca, mungkin ada baiknya kita coba analisis sedikit tentang alasan dibalik kemunduran produksi film & sinetron bergenre laga dalam 2 dekade terakhir ini, khususnya yang berkualitas baik & disukai pemirsa



bersambung ke bawah

</div>