Log in

View Full Version : [Metamorfosa Pengemis], Profesi sekaligus penyakit yang menjanjikan!


rumahmenteng
27th May 2012, 10:13 PM
[/spoiler][spoiler=open this] for Prakata:




Mohon berkenan memberikan komen, :rate5 dan :melon:









[Metamorfosa Pengemis], Profesi sekaligus penyakit yang menjanjikan!



http://s.kaskus.id/images/2012/05/11/1360959_20120511015623.jpg



Apa yang terlintas dibenak anda, ketika melihat seorang pengemis/peminta minta mendekati anda untuk meminta belas kasihan dari anda ? Sebagian besar dari kita masih percaya, bahwa pengemis adalah orang miskin yang musti dikasihani.



Tetapi, apakah hal ini sepenuhnya benar ?



Mari kita telusuri lebih jauh, bagaimana asal muasal kegiatan �meminta-minta� tersebut hingga dijaman modern sekarang ini, pengemis ber-metamorfosis.



Asal Mu-asal Pengemis


[/quote]





Konon, ketika di Jawa masih berada dibawah kekuasaan Raja Raja yaitu pada sekitar abad ke-17, sebagai salah satu perwujudan kedekatan Raja dengan rakyatnya, keluarga kraton melakukan semacam kegiatan sedekah, yaitu membagi bagikan makanan atau uang, langsung diberikan oleh Sang Raja kepada rakyatnya. Kebetulan hari yang dipilih adalah Kamis (jawa : Kemis).



Karena seringnya kegiatan keluarga kraton tersebut diadakan pada hari Kamis (tidak setiap hari Kamis), maka rakyat jawa menganggap ini sudah menjadi tradisi dan mereka menyebutnya dengan �ngemis� artinya ikut kegiatan pada hari Kemis.



Waktu itu, �ngemis� bukanlah kegiatan yang hina, karena selain diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat (bukan hanya orang miskin) juga sebagai bukti kesetiaan rakyat kepada Rajanya. Bahkan mereka menganggap bahwa apapun pemberian dari Raja adalah sebuah berkah dari Yang Maha Kuasa yang terkirim melalui Raja mereka (Ngalap Berkah).



Hingga kemudian pada masa penjajahan Belanda, kegiatan Ngemis sudah jarang dilakukan dan tidak sesemarak sebelum sebelumnya, karena kekuasaan Raja pada masa itu sudah mulai dipersempit dengan kehadiran penjajah. Setelah masa penjajahan berlalu dan menuju era kemerdekaan, meski sudah tidak ada lagi tradisi sedekah yang dilakukan oleh keluarga Kraton pada hari Kamis tsb, namun istilah �Ngemis� tidak bisa hilang begitu saja.



Sebutan �Ngemis� dengan sendirinya terlontar dari mulut orang Jawa ketika melihat ada orang miskin yang meminta minta yaitu � Koyo wong Ngemis� (maksudnya seperti orang mengikuti kegiatan pada hari Kamis tersebut).



Nah, disinilah terjadi peralihan makna dari �Ngemis�, yaitu yang dulunya sebagai bagian/ritual Ngalap Berkah, menjadi kegiatan meminta minta belas kasihan, dan kemudian mereka yang Ngemis, disebut Pengemis.



Pengemis memang identik dengan orang miskin yang menderita kesusahan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan paling dasar sekalipun yaitu makan. Pengemis untuk bisa mengisi perutnya saja harus meminta minta belas kasihan dari orang lain.





Tapi, apa yang terjadi pada masa sekarang ini?



Sebuah penelitian yang TS dapat dari elib.unikom.ac.id, Bahwa memang pengemis sudah menjadi profesi hampir di seluruh kota besar di Indonesia ; dari Aceh, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makasar, Bandung, Terlebih di Ibukota Jakarta. Bahkan hampir di setiap kota kecil pun telah bertebaran pengemis. meraup penghasilan dengan cara menjadikan pengemis adalah profesi. Sebut saja kota - kota seperti bogor, sukabumi, karawang, sampai ke kota2 lain di luar jawa, Ironis!



Beberapa artikel dari kompasiana mengenai pengemis ;








"Apalagi di kota kota besar, orang yang meminta minta bukan lagi sekedar seorang Pengemis. Pengemis di ibukota bahkan telah terkoordinasi sebagai sebuah sistem dalam mencari uang. Telah banyak tersiar kabar, bahwa Pengemis ternyata bukan orang miskin seperti yang kebanyakan orang menilainya. Bisa jadi ketika kita memberi uang kepada seorang Pengemis, tetapi sesungguhnya dia jauh lebih mampu tinimbang kita.



Pengemis sekarang sudah beralih menjadi sebuah profesi. Artinya untuk menjadi seorang Pengemis yang sukses, perlu dibekali dengan pengetahuan profesional. Mereka calon calon Pengemis dikumpulkan terlebih dahulu, untuk diberikan pengarahan bagaimana �berakting� agar dapat menimbulkan belas kasihan.



Demi menunjang keberhasilan �bersandiwara� mereka kerap kali menyertakan bayi atau anak balita, orang cacat, jompo dll untuk dieksploitasi sebagai obyek penimbul rasa belas kasihan para dermawan.



Anda pernah mendengar kabar seorang Pengemis yang bernama Cak To, dari Surabaya yang selama hidupnya menjadi seorang pengemis, sekarang sudah jadi orang kaya yang punya rumah, mobil mewah dan motor, dan penghasilan perbulan tidak kurang dari Rp. 9 Juta dari profesinya sebagai koordinator Pengemis !



Hebat bukan ? Dia dikenal sebagai seorang manajer yang mengelola lebih dari 50 orang pengemis untuk �di �karyakan� dalam mencari uang.



Nah, tentu kita akan mengalami kesulitan dalam membedakan antara seorang aktor layar lebar dengan seorang Pengemis dalam hal melakukan akting meminta minta.



Apa yang kita sebut Pengemis ternyata adalah seorang aktor. Dan dibalik itu semua, mereka bukanlah seperti apa yang kita perkirakan, dan ironisnya lagi, bisa saja mereka lebih kaya dari kita !."





Bukan maksud TS mendiskriminasi profesi pengemis, Tapi mau seperti apa generasi kita ke depan jika mental seperti itu terus dibiarkan, bahkan seolah didukung.



Saudara - saudara kita memang lemah mental, belum ada yang meluruskan jalan mereka. Pernahkah terbayang ama agan, Anak - anak kecil yang digendong ibunya meminta - minta dijalanan? Mau jadi apa anaknnya kelak?

Atau anak2 putus sekolah usia 6 tahun sudah naik turun metromini, bisa, angkot dll hanya untuk meminta uang? mereka adalah saudara dan adik kita yang menjadi korban ketidak tahuan dan kesalahan mengenai konsep memandang hidup.:mewek:



Saran TS :








Walaupun niat agan baik untuk memberi sodakoh, infaq dan beramal kepada pengemis, bahkan sebagian banyak dari kita selalu berpendapat "masalah dia bohong atau ngga itu urusan tuhan", Alangkah lebih baiknya jika harta agan itu diberikan kepada yang lebih baik.



Seleksi mana yang patut agan kasih rejeki, janganlah agan memberi mereka yang menjadikan mengemis itu profesi, karena semakin banyak agan memberi, maka semakin banyak mereka yang akan jadi pengemis!!



TS berpendapat, mungkin lebih baik kita memberikan sedikit harta kepada penjual minuman, penjual saputangan, pemulung dan penjual barang bekas, dll. dimana mereka telah berusaha mencari rejeki dengan jalan yang lebih baik.

Mudah2an jika profesi sebagai pengemis tidak lagi menjanjikan, dan berprofesi sebagai pedagang lebih menjanjikan, lambat laun mental saudara - saudara kita akan lebih baik.







TS hanya sekedar share, dan berbagi, untuk kebaikan saudara - saudara kita. Semoga bermanfaat :)




[quote]





itulah niat kita baik tp mliat case seperti in mlh terhalang niat baiknya :)





Ane pernah lewat di Jl pancoran timur 2 gan, pagi-pagi, di pinggir jalan sebelah kanan ada nenek2 (tapi masih seger) menadahkan tangannya meminta2 sambil sedikit aga merengek. Sementara di pinggir jalan sebelah kiri ada nenek2, penampilan dan usianya hampir sama. tetapi dia cuma duduk, ga minta2, di depannya ada gerobak sampah, sambil makan lontong dengan giginya yang ane rasa udah ga ada.



Tetapi, justru orang2 yang lewat jalan kaki ataupun yang pake kandaraan, justru lebih memilih memberi si nenek yang ga minta2 gan.

dan ane melihat kejadian itu lebih dari 2kali, karena waktu itu kalo ane berangkat kerja lewat kesitu.

Perasaan aneh, dan herharu ane melihat pemandangan itu gan.



Saran ane, niat agan udah bagus, alangkah lebih bagus diberikan kepada orang yang lebih bagus.. :) orang yang lebih mau berusaha ga jadi pengemis dari pada orang yang berusaha dengan menjadi pengemis :) menurut pandangan ane ya gan..

</div>