Log in

View Full Version : Kebaikan Memperoleh Pahala, Kejahatan Mendapatkan Karma


ps3black
27th May 2012, 07:30 PM
Menyelamatkan Orang Tenggelam dan Orang Lapar



Dahui adalah seorang kepala biara berusia 70 tahun di Kuil Qingyun di Inghushan, Guangdong, China. Dia menguasai ilmu kedokteran dan meramal dengan membaca raut wajah seseorang.



Ketika hakim dari Gaoyao mengunjungi Kuil Qingyun, didampingi anggota stafnya bernama Liu yang dulunya sebagai sahabat lama Dahui. Liu memberitahu kepada hakim tentang kemampuan biarawan Dahui dalam meramal. Mendengar perkataan itu, hakim itu merasa tertarik, dan meminta Liu membujuk Dahui agar mau meramal masa depannya.



Dahui tidak mampu menolak permintaan tersebut dan menyetujui permintaan tesebut. Kemudian dia meminta Hakim untuk duduk dan bersantai. Setelah membaca wajahnya, Dahui mengatakan kepada hakim, "Kehidupan ada di tangan anda. Mengumpulkan kebajikan dapat memberikan anda umur panjang."



Hakim itu kemudian bertanya kepada peramal tentang masa depannya di kepegawaian kehakiman. Dahui menjawab sambil tersenyum, "Saya tidak terlalu baik dan tidak berani memprediksi masa depan Anda. Seorang pria dengan kebajikan yang besar secara alami akan memiliki keberuntungan. Hati Anda yang baik adalah keberuntungan terbesar bagi orang-orang dalam wilayah anda."



Melihat Dahui bersikap sangat halus dan mengetahui bahwa dia tidak bisa berbicara banyak, hakim pergi setelah menyelesaikan minum teh. Dia kemudian mengatakan kepada Liu meminta Dahui memberi informasi yang bersifat pribadi.



Dahui kemudian mengatakan sejujurnya kepada Liu, dari membaca wajahnya, ia telah menemukan bahwa Hakim itu telah kehilangan kecemerlangan dan energi keberuntungan. "Hakim memiliki energi gelap di wajahnya dan hidupnya tidak akan lama lagi. Hal yang baik adalah energi baiknya tidak sepenuhnya hilang, yang berarti bahwa dia masih bisa diselamatkan dari bahaya dan ia tidak meninggal,� kata Dahui.



�Menjadi pegawai melayani banyak orang, setiap gerakan dan setiap kebijakan erat berhubungan dengan kehidupan dan keselamatan rakyat. Jika ia dengan tulus menjaga kebaikan dalam hatinya dan membantu orang-orang, ia bisa mewujudkan kesejahteraan bagi banyak orang. Itu bukan pernyataan tidak berdasar ketika saya meramalkan bahwa kebajikan dapat melindungi umur panjang anda,� ujar Dahui.



Liu mengangguk berkali-kali setelah mendengar perkataan sobat lamanya itu. Dia tidak berani mengatakan kepada hakim segala sesuatu yang Dahui ceritakan kepadanya. Dia dengan bijaksana mengatakan kepada hakim bahwa ia perlu melakukan satu hal yang bisa menyelamatkan kehidupan banyak orang dalam beberapa bulan mendatang agar ia bisa memperpanjang umur.



Setelah itu, terjadi bencana banjir di daerah Xiliao. Ketinggian banjir meningkat beberapa meter hanya dalam semalam dan menelan lahan pertanian dan rumah sekitarnya. Banyak penduduk desa tenggelam dan berteriak minta tolong.



Hakim itu dengan cepat pergi ke sebuah bukit di dekatnya dan mengamati tempat kejadian dari sana. Apa yang dia lihat adalah mengerikan dan tidak banyak yang dia bisa lakukan pada saat itu. Ia melihat pemuda dari penduduk desa itu menaiki perahu untuk menyelamatkan hidup mereka tetapi tidak ada yang membantu anak-anak kecil dan bayi.



Melihat kejadian tersebut, dia mengeluarkan perintah, orang yang menyelamatkan seorang anak akan mendapatkan sebuah perak sebagai hadiah. Jika semakin banyak menyelamatkan anak-anak, maka imbalannyapun semakin banyak.



Mendengar perintah itu, pemuda dari penduduk desa itu beramai-ramai dengan perahu mulai menyelamatkan anak-anak dan bayi. Total lebih dari 400 dari bayi berhasil diselamatkan. Setelah banjir itu surut, hakim membagikan gandum cadangan untuk membantu warga desa dan mengatur tempat tinggal untuk korban banjir.



Tak lama kemudian hakim dari Gaoyao dipromosikan ke Kota Huizhou. Ketika ia berjalan melewati Gunung Luofu, ia bertemu dengan biarawan Dahui. Begitu Dahui melihatnya, ia berkata, "Orang dengan hati yang baik akhirnya mendapat pahala.Umur anda telah diperpanjang."



Takdir seorang pria dapat diubah dengan melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan. Ketika seseorang memiliki hati yang baik, nasibnya akan baik, dan ketika dia memiliki hati yang jahat, hidupnya akan penuh kejahatan. Ketika seseorang melakukan kejahatan, keberuntungannya akan hilang dan dia akan mengalami bencana.



Menerima Pembalasan Karma Karena Sombong dan Angkuh



Konon ada seorang pejabat yang serakah dan pemarah. Setiap kali ia berpergian, penjaga menunggang kuda di depannya. Mereka akan mencambuk setiap pejalan kaki di depan yang berjalan terlalu lambat.



Suatu hari pejabat itu kembali ke rumah dan pengantar barang sedang berdiri di sebelah kiri sisi jalan membawa dua keranjang kertas di pundaknya. Pejabat marah karena porter tidak meletakkan keranjang itu. Dia memerintahkan pembantunya untuk maju ke depannya dan memarahinya.



Mendengar amarah itu, porter yang baik hati itu menjawab, "Saya tidak di tengah jalan sehingga kejahatan apa yang saya lakukan?". Mendengar jawaban itu, pejabat bahkan lebih marah atas jawaban portir itu. Dia lantas memerintahkan pembantunya untuk memukul porter dengan kejam dan bertanya lagi, "Apakah Anda tahu apa yang telah Anda lakukan?". Porter itu kembali menjawab, "Saya benar-benar tidak tahu kejahatan apa yang telah saya lakukan sehingga layak mendapat pukulan."



Ketika perkataannya kembali dibantah di depan masyarakat umum, pejabat pemarah itu menilai merupakan sebuah penghinaan. Dia merintahkan pembantunya memukul porter itu hingga ratusan kali sampai darah dan dagingnya berceceran.



Mereka kemudian menyeret porter itu ke pusat pemerintahan di kota Huating. Pejabat itu ingin porter dihukum karena menghalangi jalannya. Para pejabat daerah setempat mengambil kesempatan atas kejadian tersebut, dengan mencari keuntungan dan memeras banyak uang dari bos porter, pemilik sebuah toko kertas.



Melihat porter terluka parah, hakim daerah lantas tidak menghukum dan membiarkan dia pergi. Setelah beberapa hari kemudian, porter itu kembali ke toko kertas. Melihat kehadirannya, bosnya menyalahkan dirinya karena membuat masalah dan mengusirnya pergi. Setelah disiksa , dia juga dipecat dari pekerjaannya. Porter itu akhirnya meninggal dunia dua hari kemudian.



Selang beberapa hari kemudian, pejabat keji itu tumbuh lima bisul berakar di bawah kulit di punggungnya hingga ia merasa kesakitan. Pejabat itu kemudian mendatangi seorang tabib dan mengatakan bahwa ia bisa sembuh jika bisulnya tidak membusuk.



Suatu malam, pejabat itu bermimpi seorang pria yang membawa keranjang kertas merobek bisul dengan tangannya. Rasa sakit membangunkan pejabat itu dari mimpi. Dia melihat di bawah lilin semua bisulnya sekarang telah membusuk. Nanah dan darah merendam tempat tidurnya.



Melihat kejadian itu, tabib di negeri itu menyerah mengobatinya. Para pejabat kota berdoa setiap hari, tapi bisulnya tak kunjung sembuh. Pejabat kejam itu bahkan tidak bisa berbaring dengan punggungnya lagi. Ia hanya bisa bergerak ke depan atau ke samping. Tidak hanya itu, gerakan sekecil apapun akan menyebabkan dia tersiksa dari rasa sakit. Pejabat itu terus menderita selama puluhan hari, hingga ia meninggal dunia.



Wang Daoding dari Dinasti Qing mengomentari kejadian ini dan berkata, "Kejadian ini benar-benar menyedihkan. Bahwa para pejabat dengan kekuasaan di tangan mereka cenderung melakukan apapun yang mereka ingin lakukan tanpa mempertimbangkan situasi sulit orang lain. Kita semua adalah manusia.�



�Mengapa memamerkan kekejaman anda hanya untuk menyenangkan diri sendiri? ketika anda memukul porter sampai darah dagingnya berceceran ke segala arah, ia tidak bisa melakukan apapun untuk anda. Namun ketika nanah dan darah keluar dari borok anda, tidak ada yang dapat anda lakukan untuk dia,� katanya.



�Silahkan berhati-hati, semua pejabat dengan kekuasaan di tangan anda, jangan lakukan sesuatu yang akan membuat anda menyesal dikemudian hari tetapi tidak dapat berbuat apa-apa," ujarnya.



Dari kisah ini, seorang manusia harus selalu bersikap baik dan mengikuti alam untuk membantu orang lain. Dengan cara ini ia akan memiliki kesempatan yang baik dan masa depan yang cemerlang. Dewa tahu persis apa yang manusia perbuat. Segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia adalah hasil pikiran dan tindakan manusia itu sendiri. Ini adalah manifestasi dari Dewa bahwa kejahatan harus dihukum.

</div>