rumahmenteng
27th May 2012, 07:24 PM
Rocker Dave Grohl menolak untuk menengok kembali masa-masa di mana dirinya berjaya dengan grup lamanya, Nirvana. Menurutnya, walaupun meraih sukses besar, namun grup tersebut sama saja dengan grup lain yang pernah ia masuki.
Mantan drummer di grup beraliran grunge, yang kini bergabung bersama dengan grup Foo Fighters, mengatakan bahwa Nirvana sangatlah miskin dan 'hina' di mata banyak orang, sebelum keluarnya album mereka, Nevermind, tahun 1991.
Ia mengatakan, "Saat saya ingat tentang Nirvana, saya berpikir tentang Krist Novoselic, Kurt Cobain dan saya sendiri. Saya mengingat masa-masa kami mengelilingi Kanada untuk bermusik dengan menaiki van butut yang tangki bensinnya bocor."
"Kami terlihat seperti pegawai pom bensin daripada sebagai musisi dan juga saat kami menjual peralatan kami untuk mendapatkan makanan," kenangnya.
"Saya tak berpikir tentang album nomer satu. Saya memikirkannya sama seperti saya memikirkan band lain yang pernah saya masuki, namun Nirvana yang paling 'menyentuh' banyak orang."
"Namun saya tak ingin terlalu membanggakannya juga. Yang akan saya ingat pada awalnya adalah kesusahannya," tandasnya.
"Saya akui bahwa saya pernah berada di tengah sebuah band besar pada suatu saat dalam kehidupan saya dan saya hampir tak bisa mempercayainya. Namun sekali lagi, saya tak mau selalu mengingatnya," pungkasnya.
http://cdn-u.kaskus.co.id/71/365lrelp.jpg
</div>
Mantan drummer di grup beraliran grunge, yang kini bergabung bersama dengan grup Foo Fighters, mengatakan bahwa Nirvana sangatlah miskin dan 'hina' di mata banyak orang, sebelum keluarnya album mereka, Nevermind, tahun 1991.
Ia mengatakan, "Saat saya ingat tentang Nirvana, saya berpikir tentang Krist Novoselic, Kurt Cobain dan saya sendiri. Saya mengingat masa-masa kami mengelilingi Kanada untuk bermusik dengan menaiki van butut yang tangki bensinnya bocor."
"Kami terlihat seperti pegawai pom bensin daripada sebagai musisi dan juga saat kami menjual peralatan kami untuk mendapatkan makanan," kenangnya.
"Saya tak berpikir tentang album nomer satu. Saya memikirkannya sama seperti saya memikirkan band lain yang pernah saya masuki, namun Nirvana yang paling 'menyentuh' banyak orang."
"Namun saya tak ingin terlalu membanggakannya juga. Yang akan saya ingat pada awalnya adalah kesusahannya," tandasnya.
"Saya akui bahwa saya pernah berada di tengah sebuah band besar pada suatu saat dalam kehidupan saya dan saya hampir tak bisa mempercayainya. Namun sekali lagi, saya tak mau selalu mengingatnya," pungkasnya.
http://cdn-u.kaskus.co.id/71/365lrelp.jpg
</div>