ps3black
27th May 2012, 07:22 PM
Matahari bersinar sungguh terik sekali. Semua pejalan kaki disini memakai payung mereka untuk melindungi kulit mereka dari sengatan sinar matahari. Elle menyeka keringat yang bercucuran di dahinya untuk yang kesekian kalinya. Elle melambai-lambaikan bendera tanda pengenalnya dikerumunan orang itu. Beberapa turis asing yang keluar dari airport segera mendatanginya. Ya, Elle adalah seorang tour guide di negeri sakura itu. Kali ini dia kedatangan pengunjung dari Amerika Serikat.
"Hello! Nama ku Elissa, kalian bisa memanggilku Elle. Ayo, sekarang aku akan mendata kalian," ucap Elle sambil tersenyum.
Elle mulai mendata nama-nama mereka satu persatu. Namun, ada seorang turis yang belum berkumpul disini.
"Mr. Dave! Apa disini ada yang bernama Dave Frederick?" tanya Elle
Semua turis menggeleng-geleng. Elle mendesah. Ada turis lagi yang mengacaukan jam ku. kata Elle dalam hati. Elle mendengus kesal.
"Baiklah, Tuan dan Nyonya. Kalian bisa terlebih dahulu masuk ke bus, ya! Chen, antarkan para turis ini ke bus ya?" pinta Elle
Turis-turis pun berjalan menuju bus dipandu oleh Chen yang merupakan supir bus itu. Disaat Elle melambai-lambaikan benderanya, seorang lelaki mendekatinya.
"Apa kau itu Elle? Seorang pemandu dari kota ini?" tanya lelaki itu.
"Benar. Apa kau Dave?" tanya Elle
"Ya."
"Baiklah, ayo kita menuju ke bus. Anggota lain sudah menunggumu," ujar Elle
Mereka jalan dalam diam. Elle melirik ke arah Dave. Lelaki ini cukup tampan, bermata besar, tinggi, putih, dan rambutnya berantakan terkena angin. Secara keseluruhan, lelaki ini tampan.
"Mengapa kau melihatku?" tanya Dave dingin.
Elle pun gelagapan. Ia tidak menjawabnya. Mereka kembali berjalan menuju bus.
***
"Kita sudah sampai di tempat makanan yang terkenal disini. Ayo semua masuk!" seru Elle sambil memandu mereka.
"Elle! Kau datang!" seru Yuki sang pemilik restaurant sekaligus teman baik Elle.
"Yuki-chan! Sudah lama sekali aku tidak kesini. Aku baru saja mendapat job," ujar Elle.
"Elle-chan, kau disini sebentar temani aku mengobrol. Biarkan pelayanku yang menanyakan pesanan mereka."
Elle menyetujui Yuki dan menemaninya berbincang-bincang sampai seorang pelayan menegur Elle.
"Maaf nona, semua orang sudah memesan kecuali lelaki yang terus memperhatikan laptopnya," ujar pelayan itu sambil menunjuk ke arah seorang lelaki. Dave. Elle mendengus kesal.
"Dia lagi," ujar Elle. Ia berjalan menghampiri Dave.
"Kau tidak mau makan?" tanya Elle. Dave hanya mendongak sedikit dan kembali mengetik sesuatu. Elle kaget diperlakukan seperti itu. Ia kembali ke arah Yuki.
"Yuki-chan, aku minta makanan ku dan makanan lelaki itu dibungkus saja," ujar Elle
"Baiklah. Elle-chan, aku lihat kau tertarik padanya. Benar bukan? Sebentar lagi pasti akan ada sesuatu diantara kalian. Dugaan ku tak pernah salah," ujar Yuki centil sambil mengerlingkan matanya.
"Apa maksudmu? Hahaha," ucap Elle sambil mendorong bahu Yuki. Mereka tertawa dan bercanda bersama.
"Tidak, tidak mungkin ada apa-apa diantara kami," bisik Elle lebih kepada dirinya sendiri.
"Apa katamu?" tanya Yuki.
"Tidak. Aku tidak berkata apa-apa. Terima kasih, Yuki untuk jamuan mu malam ini.
"Sama-sama, Elle. Datang lagi kesini, ya!" ujar Yuki sambil melambaikan tangannya.
Selengkapnya: http://www.volpen.com/read/426/love_in_japan
</div>
"Hello! Nama ku Elissa, kalian bisa memanggilku Elle. Ayo, sekarang aku akan mendata kalian," ucap Elle sambil tersenyum.
Elle mulai mendata nama-nama mereka satu persatu. Namun, ada seorang turis yang belum berkumpul disini.
"Mr. Dave! Apa disini ada yang bernama Dave Frederick?" tanya Elle
Semua turis menggeleng-geleng. Elle mendesah. Ada turis lagi yang mengacaukan jam ku. kata Elle dalam hati. Elle mendengus kesal.
"Baiklah, Tuan dan Nyonya. Kalian bisa terlebih dahulu masuk ke bus, ya! Chen, antarkan para turis ini ke bus ya?" pinta Elle
Turis-turis pun berjalan menuju bus dipandu oleh Chen yang merupakan supir bus itu. Disaat Elle melambai-lambaikan benderanya, seorang lelaki mendekatinya.
"Apa kau itu Elle? Seorang pemandu dari kota ini?" tanya lelaki itu.
"Benar. Apa kau Dave?" tanya Elle
"Ya."
"Baiklah, ayo kita menuju ke bus. Anggota lain sudah menunggumu," ujar Elle
Mereka jalan dalam diam. Elle melirik ke arah Dave. Lelaki ini cukup tampan, bermata besar, tinggi, putih, dan rambutnya berantakan terkena angin. Secara keseluruhan, lelaki ini tampan.
"Mengapa kau melihatku?" tanya Dave dingin.
Elle pun gelagapan. Ia tidak menjawabnya. Mereka kembali berjalan menuju bus.
***
"Kita sudah sampai di tempat makanan yang terkenal disini. Ayo semua masuk!" seru Elle sambil memandu mereka.
"Elle! Kau datang!" seru Yuki sang pemilik restaurant sekaligus teman baik Elle.
"Yuki-chan! Sudah lama sekali aku tidak kesini. Aku baru saja mendapat job," ujar Elle.
"Elle-chan, kau disini sebentar temani aku mengobrol. Biarkan pelayanku yang menanyakan pesanan mereka."
Elle menyetujui Yuki dan menemaninya berbincang-bincang sampai seorang pelayan menegur Elle.
"Maaf nona, semua orang sudah memesan kecuali lelaki yang terus memperhatikan laptopnya," ujar pelayan itu sambil menunjuk ke arah seorang lelaki. Dave. Elle mendengus kesal.
"Dia lagi," ujar Elle. Ia berjalan menghampiri Dave.
"Kau tidak mau makan?" tanya Elle. Dave hanya mendongak sedikit dan kembali mengetik sesuatu. Elle kaget diperlakukan seperti itu. Ia kembali ke arah Yuki.
"Yuki-chan, aku minta makanan ku dan makanan lelaki itu dibungkus saja," ujar Elle
"Baiklah. Elle-chan, aku lihat kau tertarik padanya. Benar bukan? Sebentar lagi pasti akan ada sesuatu diantara kalian. Dugaan ku tak pernah salah," ujar Yuki centil sambil mengerlingkan matanya.
"Apa maksudmu? Hahaha," ucap Elle sambil mendorong bahu Yuki. Mereka tertawa dan bercanda bersama.
"Tidak, tidak mungkin ada apa-apa diantara kami," bisik Elle lebih kepada dirinya sendiri.
"Apa katamu?" tanya Yuki.
"Tidak. Aku tidak berkata apa-apa. Terima kasih, Yuki untuk jamuan mu malam ini.
"Sama-sama, Elle. Datang lagi kesini, ya!" ujar Yuki sambil melambaikan tangannya.
Selengkapnya: http://www.volpen.com/read/426/love_in_japan
</div>