Chanukah
9th December 2010, 11:01 PM
Laporan Zabur Anjasfianto, wartawan tribunnewsbatam
TRIBUNNEWSBATAM, MENTAWAI- Sulitnya medan yang akan ditempuhi untuk memberikan bantuan korban gempa dan tsunami yang dibawa relawan dan kurang tanggapnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai membuat sejumlah relawan dan tim sar dari beberapa perusahaan terpaksa menyewa kapal dan transportasi lain untuk bisa sampai ke tempat tujuan.
Bahkan ada relawan yang tidak bisa kembali ke Sikakap tempat posko penanggulangan bencana karena terdampar disuatu pulau akibat cuaca buruk. Seperti yang dialami relawan asal Kepri yang tergabung dalam Mercy Mission Relief Kepri. Mereka harus rela menyewa kapal, boat pancung, lori, hingga sepeda motor hanya untuk menyalurkan bantuan yang diberikan kepada korban tsunami Mentawai.
Namun sayangnya kondisi ini dimanfaatkan warga Sikakap dengan mengenakan tarif sewa sesuka hati untuk Kapal, boat pancung, lori dan sepeda motor.
Seperti kapal sejenis pompong, biasanya harga sewa kapal untuk satu hari dikenakan biaya sebesar Rp 2 juta, namun saat ini harga sewanya mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, itu pun hanya menempuhi dua pulau saja.
Belum lagi sepeda motor harga sewanya mencapai Rp 800 ribu, padahal hari biasa hanya 100 ribu. Dengan kondisi ini mau tidak mau relawan tersebut terpaksa mengikuti harga sewa yang dikenakan sepihak oleh warga setempat.
Untuk sampai disuatu tempat tim relawan ini harus mengeluarkan uang paling sedikit Rp 10 juta belum lagi ditambah makan untuk pengemudinya. Meski begitu tim relawan Mercy Mission Relief Kepri ini berhasil menempuh daerah yang belum terjangkau sama sekali oleh tim sar maupun bantuan dari Pemerintah pasca gempa dan tsunami menerjang Kepulauan Mentawai ini.
Seperti Dusun Maonai, Desa Bulasat, Kecamaatan Pagai Selatan, tim relawan ini berhasil memberikan bantuan seperti sembako, makanan bayi, selimut dan baju setelah berjalan kaki dari pantai ke tempat pengusian selama empat jam.
Selanjutnya dan foto..
http://www.tribunnewsbatam.com/2010/...warga-mentawai
TRIBUNNEWSBATAM, MENTAWAI- Sulitnya medan yang akan ditempuhi untuk memberikan bantuan korban gempa dan tsunami yang dibawa relawan dan kurang tanggapnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai membuat sejumlah relawan dan tim sar dari beberapa perusahaan terpaksa menyewa kapal dan transportasi lain untuk bisa sampai ke tempat tujuan.
Bahkan ada relawan yang tidak bisa kembali ke Sikakap tempat posko penanggulangan bencana karena terdampar disuatu pulau akibat cuaca buruk. Seperti yang dialami relawan asal Kepri yang tergabung dalam Mercy Mission Relief Kepri. Mereka harus rela menyewa kapal, boat pancung, lori, hingga sepeda motor hanya untuk menyalurkan bantuan yang diberikan kepada korban tsunami Mentawai.
Namun sayangnya kondisi ini dimanfaatkan warga Sikakap dengan mengenakan tarif sewa sesuka hati untuk Kapal, boat pancung, lori dan sepeda motor.
Seperti kapal sejenis pompong, biasanya harga sewa kapal untuk satu hari dikenakan biaya sebesar Rp 2 juta, namun saat ini harga sewanya mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, itu pun hanya menempuhi dua pulau saja.
Belum lagi sepeda motor harga sewanya mencapai Rp 800 ribu, padahal hari biasa hanya 100 ribu. Dengan kondisi ini mau tidak mau relawan tersebut terpaksa mengikuti harga sewa yang dikenakan sepihak oleh warga setempat.
Untuk sampai disuatu tempat tim relawan ini harus mengeluarkan uang paling sedikit Rp 10 juta belum lagi ditambah makan untuk pengemudinya. Meski begitu tim relawan Mercy Mission Relief Kepri ini berhasil menempuh daerah yang belum terjangkau sama sekali oleh tim sar maupun bantuan dari Pemerintah pasca gempa dan tsunami menerjang Kepulauan Mentawai ini.
Seperti Dusun Maonai, Desa Bulasat, Kecamaatan Pagai Selatan, tim relawan ini berhasil memberikan bantuan seperti sembako, makanan bayi, selimut dan baju setelah berjalan kaki dari pantai ke tempat pengusian selama empat jam.
Selanjutnya dan foto..
http://www.tribunnewsbatam.com/2010/...warga-mentawai