Log in

View Full Version : Siaran radionya menghilangkan perkelahian massal yang sering terjadi


Chanukah
9th December 2010, 11:00 PM
http://lh3.ggpht.com/_oO_D8lDXu-E/TLLf_vXmSCI/AAAAAAAAABs/pM1d5Z5isQg/Erwan%20Asbun%20%28DA%203%29.JPG
Usia: 43 tahun
Domisili: Desa Baun Bango, Kamipang, Katingan, Kalteng
Kegiatannya: Membuat radio sebagai sarana informasi daerah

Berusaha untuk mengubah nasib, tahun 1990 Erwan merantau ke Kalimantan Tengah, tepatnya ke Katingan, satu kabupaten yang jarak tempuhnya delapan jam dari ibu kota Palangka Raya.

Awalnya, Erwan bekerja di sebuah perusahaan sawmill di Katingan, ibukota kabupaten di Kalimantan Tengah. Bekerja di perusahaan kayu waktu itu, bisa dibilang lebih dari cukup baginya yang masih bujangan.

Dengan memiliki penghasilan yang cukup Erwan juga mampu membeli sarana hiburan seperti radio, bahkan televisi atau bahkan mengembangkan hobi lamanya, yaitu merakit radio pun dengan leluasa bisa kerjakan. Ia juga sering ke sebuah stasiun radio di Katingan. Hingga berkenalan dengan Erwin, salah seorang teman sesama penggemar stasiun radio itu.

Selang tak beberapa lama, perusahaan sawmill tempat Erwan mencari nafkah, terancam bangkrut dan akhirnya tutup, akibat krisis ekonomi yang mendera negeri ini. Meski begitu, Erwan tetap bertahan di Katingan dengan mencari nafkah bekerja sebagai penyiar sebuah stasiun radio di desa Kereng Pangi yang selama ini menjadi idolanya.

Namun, penghasilan sebagai penyiar baru, ternyata masih jauh dari cukup. Erwan pun mencoba mencari tambahan penghasilan dengan membuka jasa reparasi peralatan elektronik. Pekerjaan ini ia lakoni selama hampir empat tahun.

Kendati begitu, kehidupan ekonomi Erwan dan istrinya tak juga membaik. Hingga akhirnya Erwan dan istrinya memutuskan untuk pulang ke Desa Baun Bango, kecamatan Kamipang, kampung halaman istrinya. Kala itu, tekadnya cuma satu, berladang. Sebab, hampir semua masyarakat di desa itu mencari nafkah dengan berladang atau sebagai nelayan.

Hari-hari pertama di desa itu, dilalui Erwan tanpa persoalan. Namun, setelah hari berganti hari, bulan berganti tahun, kesepian dan kejenuhan menyergap diri Erwan. Terlebih saluran informasi seperti stasiun radio, televisi, apalagi koran dan majalah, tak menyentuh desa ini. Jangankan di Baun Bango, di ibukota kecamatan yaitu Kamipang saja, sarana hiburan dan informasi semacam itu tak bisa ia temui.

Melihat keadaan ini, hati Erwan tergugah. Di tengah kegalauan menyelimuti benaknya itu, timbulah ide untuk membuat sarana informasi sekaligus menjadi saluran hiburan. Sesuai dengan ketermpilan dan pengetahuan yang ia miliki, Erwan bertekad mendirikan stasiun radio. Berbekal dana sebesar Rp6 juta dari tabungan yang dia miliki, Erwan memutuskan membeli peralatan sebuah stasiun radio. Padahal untuk membeli peralatan itu, ia harus pergi ke Palangka Raya, yang jarak tempuhnya 8 � 12 jam melalui jalan sungai. Bahkan bila air sungai sedang surut, perjalanan bisa mencapai 16 � 20 jam. Memang, dengan dana sebesar itu perlatan yang ia dapatkan masih jauh dari ideal.Tapi tekad telah bulat. Meski dengan peralatan yang seadanya, toh sejak 1 Juli 2005 stasiun radio itu telah berdiri. Stasiun radio yang kemudian diberi nama Asbun atau asal bunyi itu, awalnya hanya berkekuatan 12 Watt saja atau hanya mampu menjangkau satu desa saja. Jam mengudara pun hanya selama 6 jam sehari, karena saat itu listrik di desa ini hanya menyala selama 6 jam sehari. Baru enam bulan kemudian, listrik menyala hingga 12 jam, sehingga jam mengudara juga bertambah.

Kendati masih memiliki banyak keterbatasan, namun masyarakat menyambutnya dengan penuh antusias. Tak ayal, rumah Erwan yang berada di RT 04, saban hari menjadi tempat berkumpul warga desa. Biasanya, mereka berkumpul selepas maghrib hingga pukul 22.00 Wita. Melihat antusiasme masyarakat itu, Erwan berusaha menambah daya jangkau radionya, hingga bisa menjangkau seluruh kecamatan. Tapi, hal itu masih terbentur pendanaan. Kekuatan radio pun bertambah menjadi 35 watt, dengan demikian bisa menjangkau tiga desa. Untuk operasional radio, Erwan membiayainya dengan membuka jasa perbaikan peralatan elektronik, serta ditambah dari hasil siaran berita duka, berita kelahiran, serta pengumuman atau undangan pernikahan dan acara pesta.

Seiring dengan bertambahnya daya jangkau stasiun radio miliknya, permintaan dari masyarakat pun semakin bertambah. Banyak diantara mereka, minta agar Erwan mengudarakan penyuluhan pertanian dan kesehatan, serta hiburan karaoke. Bahkan, kini ada beberapa yayasan baik yang bergerak di bidang lingkungan, pendidikan, maupun kegiatan sosial lainnya yang mengajukan permintaan untuk mengisi acara di radio Asbun. Di antara mereka ada yang bersedia membayar untuk mengganti jam tayang.

Manfaat lain yang tak disadari oleh Erwan, dengan adanya radio Asbun adalah, semakin berkurang atau malah hilangnya perkelahian massal yang sebelumnya sering terjadi antara satu kampung dengan kampung lainnya, antara satu desa dengan desa lainnya.

klik VOTE (http://danamonaward.org/finalis-2010) + komentarnya untuk berbagi kebahagiaan dengannya....