lumpiabasah
27th May 2012, 07:05 PM
Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama2 terbuat dari kertas, sama2
dicetak dan
diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan
...
mereka keluar
dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan
kemudian
mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang
pemuda.
Kemudian di antara kedua uang tsb terjadilah percakapan, yg
Rp.100.000 bertanya kpd yang Rp.1000, "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis...? "
Dijawablah oleh yg Rp. 1000, "Karena aku begitu keluar dari Bank
langsung berada di tangan orang2 bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis."
Lalu Rp.1000 bertanya balik kpd Rp.100.000, "Kenapa kamu kelihatan
begitu baru, rapi dan masih bersih? "
Dijawab oleh Rp. 100.000, "Karena begitu aku keluar dari Bank,
langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran
mahal, di mall dan jg hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."
Lalu Rp.1000 bertanya lagi, "Pernahkah engkau mampir di tempat
ibadah? "
Dijawablah, "Belum pernah."
Rp.1000. pun berkata lagi, "Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku
seperti ini adanya, setiap Jum'at aku selalu mampir di Mesjid2, dan di tangan anak2 yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Tuhan. Aku tdk dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat..."
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 krn merasa besar, hebat,
tinggi tapi tdk begitu bermanfaat selama ini.
Jadi bukan seberapa besar penghasilan agan, tapi seberapa
bermanfaat
penghasilan agan itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Semoga kita termsk golongan orang2 yg slalu mensyukuri Anugerah dan
memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dr sifat sombong.
:mewek::mewek::mewek:
:ceriwislove::ceriwislove:
</div>
dicetak dan
diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan
...
mereka keluar
dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan
kemudian
mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang
pemuda.
Kemudian di antara kedua uang tsb terjadilah percakapan, yg
Rp.100.000 bertanya kpd yang Rp.1000, "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis...? "
Dijawablah oleh yg Rp. 1000, "Karena aku begitu keluar dari Bank
langsung berada di tangan orang2 bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis."
Lalu Rp.1000 bertanya balik kpd Rp.100.000, "Kenapa kamu kelihatan
begitu baru, rapi dan masih bersih? "
Dijawab oleh Rp. 100.000, "Karena begitu aku keluar dari Bank,
langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran
mahal, di mall dan jg hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."
Lalu Rp.1000 bertanya lagi, "Pernahkah engkau mampir di tempat
ibadah? "
Dijawablah, "Belum pernah."
Rp.1000. pun berkata lagi, "Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku
seperti ini adanya, setiap Jum'at aku selalu mampir di Mesjid2, dan di tangan anak2 yatim, bahkan aku selalu bersyukur kpd Tuhan. Aku tdk dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat..."
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 krn merasa besar, hebat,
tinggi tapi tdk begitu bermanfaat selama ini.
Jadi bukan seberapa besar penghasilan agan, tapi seberapa
bermanfaat
penghasilan agan itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Semoga kita termsk golongan orang2 yg slalu mensyukuri Anugerah dan
memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dr sifat sombong.
:mewek::mewek::mewek:
:ceriwislove::ceriwislove:
</div>