ps3black
27th May 2012, 06:56 PM
Selamat siang, gan.
Ane mau bagi-bagi pengalaman nyicip-nyicip kopi di Starbucks nih. Akhir- akhir ini setelah mulai bekerja, sekarang saya sering sekali minum kopi dan setiap kali break dan kebetulan lewatin caffe saya selalu cicip-cicip kopi-kopi yang ada.
Jujur saja, saya menemukan ternyata nama besar tidak jadi jaminan, karena justru tempat-tempat yang terkenal memberikan kualitas kopi yang tidak terlalu baik. Fokus tulisan saya adalah Starbucks, dan (sesuai judul) kenapa saya tidak suka minum kopi di sana.
1. Karena Starbucks tidak menyediakan (menurut saya) kopi yang berkualitas lebih baik daripada merek-merek lokal
2. Karena Starbucks baru menyatakan dukungan mereka untuk lobi aktifis gay, dengan alasan bahwa dukungan tersebut merupakan "inti daripada siapa kita [Starbucks], dan nilai kita sebagai perusahaan" (yang membuat saya bingung, apa mereka tidak bisa menyediakan kopi tanpa embel-embel politik? ) http://ceri.ws/smilies/small_capedech.gif
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTvCMMOHbfvDGnBaPi9RL2TwFQzOPiN4 OEc0jqYWD0k3gy8lAAVJQ
Permasalahan saya dengan rasa kopi Starbucks adalah kopi mereka tidak nikmat diminum tanpa diberikan apa-apa (hitam polos). Biasanya kopi yang baik adalah kopi yang bisa mengeluarkan rasa yang unik dan nikmat bahkan tanpa tambahan susu, gula, krimer dan lain-lain. Misalkan saya pesan Kenyan dari mereka yang SEHARUSNYA asam, berbau rempah-rempah, dan kedekatan seperti berry. Blue Mountain mereka (sedikit)lebih baik. Sebaliknya yang saya dapatkan adalah kopi yang hanya sedikit lebih acidic (asam) daripada espresso americano. Espresso press mereka terlalu smoky (bau arang) dan tidak ada keistimewaan apa-apa lagi selain bau asap itu, dan pengalaman terakhir dan terburuk saya minum di sana adalah house bland mereka yang saya bahkan tidak bisa minum lebih dari 3 hirupan. (Menurut mereka seharusnya rasanya fruity)
Hal ini jauh sekali jika dibandingkan bahkan dengan perusahaan lokal seperti Excelso http://www.facebook.com/ExcelsoCoffee?sk=info
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-ash2/373041_168354363181927_1959462105_n.jpg
Saat saya memesan Kenyan AA (AA itu sebenarnya hanya ukuran untuk besarnya biji kopi, dan bukan kualitas kopinya), saya bisa mencium baunya yang jauh berbeda dengan kopi Indonesia (kopi Indonesia juga kualitas dunia loh, gan http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif tapi karakteristiknya saja yang antithesis dengan kopi Afrika), rasanya sangat seperti berry-- manis dan asam-- kedalaman warnanya juga indah menurut saya, baunya juga unik sekali. Tanpa meminumnya bahkan kenalan yang duduk disebelah saya tahu dan berkomentar, "Kopinya pasti terasa asam (maklum karena kopi Indonesia biasanya sama sekali tidak asam), kalau mencium baunya saya teringat saat saya traveling dulu ke Eropa". Sayang suasananya tidak terlalu bagus di sana. Tidak lama saya baru mulai menikmati kopi, saya mendengar mereka menggiling es dengan blender dengan volume besar dan sangat berisik sekali, ACnya juga panas. Akan tetapi kalau dibandingkan, saya tetap akan memilih Excelso - no contest-
Sebenarnya saya memiliki pengertian bahwa rasa tiap-tiap orang berbeda, dan mungkin saja memang lidah saya yang tidak cocok dengan rasa di Starbucks. Akan tetapi, inilah yang membuat saya mau membagikan mengapa saya tidak mau lagi minum di Starbucks: Mereka mendukung nilai-nilai yang bertentangan dengan kesusilaan yang dianut oleh saya sebagai orang Indonesia.
http://www.lifesitenews.com/news/bre...s-gay-marriage (http://www.lifesitenews.com/news/breaking-starbucks-coffee-co.-officially-backs-gay-marriage)
Menurut juru bicara Starbucks, mendukung pernikahan gay dan gaya hidup gay adalah "inti daripada kami [Starbucks], dan nilai kami sebagai perusahaan". Selama Starbucks adalah perusahaan yang menyediakan kopi, maka saya bisa mengatakan alasan mengapa saya tidak membeli dari mereka adalah karena permasalahan lidah (atau dompet http://static.kaskus.co.id/images/smilies/malus.gif) semata.
Sebaliknya kalau mereka mengatakan mendukung gaya hidup homoseksual adalah "inti dari siapa" mereka itu. Maka saya berhak untuk mengatakan kalau saya menolak minum kopi di sana karena saya menolak per :homo: -an di Indonesia. Juga merupakan hak politik (dan tanggung jawab moril saya) utnuk memberitakan dan mengajak agan-agan di sini untuk melakukan hal yang sama (jika tentu saja agan-agan memiliki pandangan nilai yang sama dengan saya).
Saya menolak untuk memberikan uang saya untuk mendanai parade gay yang tidak senonoh dan penuh dengan pornografi dan pornoaksi terbuka. Saya menolak uang saya digunakan untuk mendukung seksualisasi anak-anak yang sering digunakan sebagai senjata kaum aktifis gay. (misalkan menerbitkan buku cerita tentang gay-isme, atau mendorong anak-anak untuk menemukan citra homo di dalam diri mereka)
Sebaliknya saya juga berharap sebuah perusahaan untuk mendorong kesadaran dan nilai-nilai anti aborsi, pentingnya menjaga kekudusan SEBELUM pernikahan, dan nilai kekudusan SETELAH pernikahan. Hal-hal inilah yang oleh Starbucks (atau setidaknya oleh juru bicara mereka) tidak pernah mereka dukung.
Karena itu saya tidak menemukan adanya alasan bagi saya untuk membeli kopi di Starbucks, bahkan hanya untuk kenikmatan rasa (karena saya tidak terlalu suka), sedangkan banyak alasan prisipil untuk TIDAK membeli di Starbucks lagi.
Semua tulisan di atas hanyalah pandangan subjektif saya semata-mata dan tidak berupaya utnuk menyatakan fakta tidak terbantahakan atau bebas dari kesalahan. Jika ada kesalahan, atau salah kata saya meminta maaf dan silakan dikoreksi. Terima kasih
Tambahan-tambahan:
[/quote]
Originally Posted by na5
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=640161628#post640161628)
starbucks dukung pernikahan gay apa hubungannya dengan kopinya ?
[quote]
Originally Posted by yaza_bmcg
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=640153478#post640153478)
topik yg agak aneh
antara rasa kopi dan maho :D
Justru saya juga yang bingung, gan.. Starbucks kan cuman jualan kopi, ngapain juga sekarang mereka ngelobi pemerintah untuk mendukung kaum maho sampe bilang kalau itu inti perusahaan mereka (memangnya ke-maho-an dbutuhkan untuk kopi y?? :tanya:)
Jualan kopi mah, jualan kopi aja.. Tempat lain bisa jualan kopi tanpa embel-embel politik..
</div>
Ane mau bagi-bagi pengalaman nyicip-nyicip kopi di Starbucks nih. Akhir- akhir ini setelah mulai bekerja, sekarang saya sering sekali minum kopi dan setiap kali break dan kebetulan lewatin caffe saya selalu cicip-cicip kopi-kopi yang ada.
Jujur saja, saya menemukan ternyata nama besar tidak jadi jaminan, karena justru tempat-tempat yang terkenal memberikan kualitas kopi yang tidak terlalu baik. Fokus tulisan saya adalah Starbucks, dan (sesuai judul) kenapa saya tidak suka minum kopi di sana.
1. Karena Starbucks tidak menyediakan (menurut saya) kopi yang berkualitas lebih baik daripada merek-merek lokal
2. Karena Starbucks baru menyatakan dukungan mereka untuk lobi aktifis gay, dengan alasan bahwa dukungan tersebut merupakan "inti daripada siapa kita [Starbucks], dan nilai kita sebagai perusahaan" (yang membuat saya bingung, apa mereka tidak bisa menyediakan kopi tanpa embel-embel politik? ) http://ceri.ws/smilies/small_capedech.gif
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTvCMMOHbfvDGnBaPi9RL2TwFQzOPiN4 OEc0jqYWD0k3gy8lAAVJQ
Permasalahan saya dengan rasa kopi Starbucks adalah kopi mereka tidak nikmat diminum tanpa diberikan apa-apa (hitam polos). Biasanya kopi yang baik adalah kopi yang bisa mengeluarkan rasa yang unik dan nikmat bahkan tanpa tambahan susu, gula, krimer dan lain-lain. Misalkan saya pesan Kenyan dari mereka yang SEHARUSNYA asam, berbau rempah-rempah, dan kedekatan seperti berry. Blue Mountain mereka (sedikit)lebih baik. Sebaliknya yang saya dapatkan adalah kopi yang hanya sedikit lebih acidic (asam) daripada espresso americano. Espresso press mereka terlalu smoky (bau arang) dan tidak ada keistimewaan apa-apa lagi selain bau asap itu, dan pengalaman terakhir dan terburuk saya minum di sana adalah house bland mereka yang saya bahkan tidak bisa minum lebih dari 3 hirupan. (Menurut mereka seharusnya rasanya fruity)
Hal ini jauh sekali jika dibandingkan bahkan dengan perusahaan lokal seperti Excelso http://www.facebook.com/ExcelsoCoffee?sk=info
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-ash2/373041_168354363181927_1959462105_n.jpg
Saat saya memesan Kenyan AA (AA itu sebenarnya hanya ukuran untuk besarnya biji kopi, dan bukan kualitas kopinya), saya bisa mencium baunya yang jauh berbeda dengan kopi Indonesia (kopi Indonesia juga kualitas dunia loh, gan http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif tapi karakteristiknya saja yang antithesis dengan kopi Afrika), rasanya sangat seperti berry-- manis dan asam-- kedalaman warnanya juga indah menurut saya, baunya juga unik sekali. Tanpa meminumnya bahkan kenalan yang duduk disebelah saya tahu dan berkomentar, "Kopinya pasti terasa asam (maklum karena kopi Indonesia biasanya sama sekali tidak asam), kalau mencium baunya saya teringat saat saya traveling dulu ke Eropa". Sayang suasananya tidak terlalu bagus di sana. Tidak lama saya baru mulai menikmati kopi, saya mendengar mereka menggiling es dengan blender dengan volume besar dan sangat berisik sekali, ACnya juga panas. Akan tetapi kalau dibandingkan, saya tetap akan memilih Excelso - no contest-
Sebenarnya saya memiliki pengertian bahwa rasa tiap-tiap orang berbeda, dan mungkin saja memang lidah saya yang tidak cocok dengan rasa di Starbucks. Akan tetapi, inilah yang membuat saya mau membagikan mengapa saya tidak mau lagi minum di Starbucks: Mereka mendukung nilai-nilai yang bertentangan dengan kesusilaan yang dianut oleh saya sebagai orang Indonesia.
http://www.lifesitenews.com/news/bre...s-gay-marriage (http://www.lifesitenews.com/news/breaking-starbucks-coffee-co.-officially-backs-gay-marriage)
Menurut juru bicara Starbucks, mendukung pernikahan gay dan gaya hidup gay adalah "inti daripada kami [Starbucks], dan nilai kami sebagai perusahaan". Selama Starbucks adalah perusahaan yang menyediakan kopi, maka saya bisa mengatakan alasan mengapa saya tidak membeli dari mereka adalah karena permasalahan lidah (atau dompet http://static.kaskus.co.id/images/smilies/malus.gif) semata.
Sebaliknya kalau mereka mengatakan mendukung gaya hidup homoseksual adalah "inti dari siapa" mereka itu. Maka saya berhak untuk mengatakan kalau saya menolak minum kopi di sana karena saya menolak per :homo: -an di Indonesia. Juga merupakan hak politik (dan tanggung jawab moril saya) utnuk memberitakan dan mengajak agan-agan di sini untuk melakukan hal yang sama (jika tentu saja agan-agan memiliki pandangan nilai yang sama dengan saya).
Saya menolak untuk memberikan uang saya untuk mendanai parade gay yang tidak senonoh dan penuh dengan pornografi dan pornoaksi terbuka. Saya menolak uang saya digunakan untuk mendukung seksualisasi anak-anak yang sering digunakan sebagai senjata kaum aktifis gay. (misalkan menerbitkan buku cerita tentang gay-isme, atau mendorong anak-anak untuk menemukan citra homo di dalam diri mereka)
Sebaliknya saya juga berharap sebuah perusahaan untuk mendorong kesadaran dan nilai-nilai anti aborsi, pentingnya menjaga kekudusan SEBELUM pernikahan, dan nilai kekudusan SETELAH pernikahan. Hal-hal inilah yang oleh Starbucks (atau setidaknya oleh juru bicara mereka) tidak pernah mereka dukung.
Karena itu saya tidak menemukan adanya alasan bagi saya untuk membeli kopi di Starbucks, bahkan hanya untuk kenikmatan rasa (karena saya tidak terlalu suka), sedangkan banyak alasan prisipil untuk TIDAK membeli di Starbucks lagi.
Semua tulisan di atas hanyalah pandangan subjektif saya semata-mata dan tidak berupaya utnuk menyatakan fakta tidak terbantahakan atau bebas dari kesalahan. Jika ada kesalahan, atau salah kata saya meminta maaf dan silakan dikoreksi. Terima kasih
Tambahan-tambahan:
[/quote]
Originally Posted by na5
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=640161628#post640161628)
starbucks dukung pernikahan gay apa hubungannya dengan kopinya ?
[quote]
Originally Posted by yaza_bmcg
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=640153478#post640153478)
topik yg agak aneh
antara rasa kopi dan maho :D
Justru saya juga yang bingung, gan.. Starbucks kan cuman jualan kopi, ngapain juga sekarang mereka ngelobi pemerintah untuk mendukung kaum maho sampe bilang kalau itu inti perusahaan mereka (memangnya ke-maho-an dbutuhkan untuk kopi y?? :tanya:)
Jualan kopi mah, jualan kopi aja.. Tempat lain bisa jualan kopi tanpa embel-embel politik..
</div>