lumpiabasah
27th May 2012, 06:51 PM
http://scm-l3.technorati.com/11/02/22/27581/corruption.gif
Assalammu'alaikum Wr.Wb.
maaf kalau ada yang kurang berkenan mengenai thread ini gan, semoga kita selalu menjadi generasi yang lebih baik. Sehingga kemakmuran bersama bisa dicapai :shakehand:
Ketika saya Kuliah Kerja Nyata di Kampus. Ada kebijakan baru, ketika kita tidak boleh mengunakan Sponsor :hammer:
bisa dibayangkan kita mendapat dana darimana. Karena terlalu berpikir keras bagaimana dana bisa dapat tanpa sponsor, saya membuka-buka Laporan Pertanggung Jawaban dari Kelompok KKN sebelumnya.
Saya menceletuk,"Ini selalu ya, Pendapatan dan Pengeluaran selalu dibuat sama"
Teman saya menjawab,"Iya nih, dari dulu kan begitu..."
"Wah ini juga pinjam LCD Rp 200.000..." Kata Saya
"Padahal biasanya 50.000" kata temen lain yang menyaut
"Ya biasa kan buat rekreasi dananya" Kata temen satu lagi..
Saya pun menimpali "Ya gini, dari SMP dan SMA kita sudah diajari buat Proposal yang ada tindakan Korupsi...
Seharusnya kan ada "akun" untuk pelesir atau wisata..tetapi di akun lain, selalu di "Besarkan" nilainya" :hammer:
********
http://2.bp.blogspot.com/_sUIkqz_1PdU/TJ6vMJo_dII/AAAAAAAAAAM/1QBULbXgHSc/s1600/osis.jpg
Berdasar cerita diatas, ada fakta yang membuat kita sedih gan,
Karena ternyata semuanya ikut diajari Korupsi dari SMP dan SMA. Ketika kita mengikuti kegiatan OSIS :hammer:
mulai dari proyek-proyek kecil hingga Pentas Seni dan lain sebagainya :hammer:
kalau nilai korupsinya di SMP mungkin sekitar ratusan ribu,
Di tingkat SMA meningkat Jutaan
eh di kampus ntar meningkat puluhan juta..
Dan di dunia kerja, bisa Miliar atau triliunan :hammer:
Setelah dianalisa, ada beberapa hal kenapa hal tersebut terjadi
1. Karena kita ada budaya Sungkan atau Ewuh Pakewuh
Sungkan untuk mencantumkan berapa besar imbal balik atas kerja keras kita,
entah itu seperti pelesir atau komisinya. Sehingga akibatnya kita membesarkan nilai suatu barang atau kegiatan :hammer:
Dan hal tersebut sudah dianggap rezeki dan hal yang benar :hammer:
2. Tidak adanya proses memperbaiki diri dari satu generasi ke generasi lain
Seperti yang kita ketahui, seperti kegiatan Proyek di OSIS, atau dimanapun, sepertinya tidak ada proses belajar, sehingga kesannya kalau dari generasi sebelumnya ada kesalahan, generasi berikutnya tidak ada evaluasi untuk memperbaiki diri.
3. Ada sikap Tidak Mau tahu
yang membuat bingung adalah,
Kita semua tidak tahu atau Tidak mau tahu gan?
Memang sebenarnya kita juga tidak bisa disalahkan, karena dari senior-senior dulu diajarkan begitu,
tetapi generasi dulu tidak dapat maju,
Apakah kita tidak mau menjadi "Better Generation" ?
Ayo,
bagi yang masih SMP silakan dirunding dengan teman-temannya :)
Yang masih SMA ayo belajar memperbaiki proposal,
jangan korupsi terus :)
Yang masih kuliah, ayo jangan cuma bisa demo tentang Korupsi pemerintah,
tetapi diri sendiri masih "Blow UP" Anggaran :D
Yang sudah Kerja ayo kita memperbaiki diri, untuk generasi yang lebih baik :)
Ingat kan,
Ada Efek Domino Korupsi
Secara Makro,
Cuti kerja di Indonesia cuma 12 hari, sedangkan negara lain sudah 1 bulan - 2 bulan
bahkan Malaysia memiliki cuti kerja normal 14 hari,
masak kita kalah sama malaysia :hammer:
di Luar Negeri, beasiswa S2 ada sangat banyak,
beserta uang saku sebulan 10 juta - 15 juta setiap bulan
Ingat gan, Singapura tidak punya SDM dan SDA,
mereka hanya negara "MAKELAR"
tetapi karena Indeks Persepsi Korupsi mereka 9,2,
MEREKA JAUH LEBIH MAKMUR DARIPADA KITA!
Kita?
SDM = 240 Juta penduduk
SDA = Ribuan Pulau, dan Laut-laut yang kaya ikan...
Kesejahteraan ?
Nihil! :hope:
Apa tidak malu kalah sama negara lebih kecil, seperti Malaysia dan Singapura? :hope:
Ayo perubahan tersebut dimulai dari sendiri gan :)
Thread ane yang lain gan
[/quote][quote]
Lebih Baik Mau Tahu [Kompilasi dari THREAD saya yg diview 140.000 Kali!] (http://ceriwis.us/showthread.php?t=12041233)
</div>
Assalammu'alaikum Wr.Wb.
maaf kalau ada yang kurang berkenan mengenai thread ini gan, semoga kita selalu menjadi generasi yang lebih baik. Sehingga kemakmuran bersama bisa dicapai :shakehand:
Ketika saya Kuliah Kerja Nyata di Kampus. Ada kebijakan baru, ketika kita tidak boleh mengunakan Sponsor :hammer:
bisa dibayangkan kita mendapat dana darimana. Karena terlalu berpikir keras bagaimana dana bisa dapat tanpa sponsor, saya membuka-buka Laporan Pertanggung Jawaban dari Kelompok KKN sebelumnya.
Saya menceletuk,"Ini selalu ya, Pendapatan dan Pengeluaran selalu dibuat sama"
Teman saya menjawab,"Iya nih, dari dulu kan begitu..."
"Wah ini juga pinjam LCD Rp 200.000..." Kata Saya
"Padahal biasanya 50.000" kata temen lain yang menyaut
"Ya biasa kan buat rekreasi dananya" Kata temen satu lagi..
Saya pun menimpali "Ya gini, dari SMP dan SMA kita sudah diajari buat Proposal yang ada tindakan Korupsi...
Seharusnya kan ada "akun" untuk pelesir atau wisata..tetapi di akun lain, selalu di "Besarkan" nilainya" :hammer:
********
http://2.bp.blogspot.com/_sUIkqz_1PdU/TJ6vMJo_dII/AAAAAAAAAAM/1QBULbXgHSc/s1600/osis.jpg
Berdasar cerita diatas, ada fakta yang membuat kita sedih gan,
Karena ternyata semuanya ikut diajari Korupsi dari SMP dan SMA. Ketika kita mengikuti kegiatan OSIS :hammer:
mulai dari proyek-proyek kecil hingga Pentas Seni dan lain sebagainya :hammer:
kalau nilai korupsinya di SMP mungkin sekitar ratusan ribu,
Di tingkat SMA meningkat Jutaan
eh di kampus ntar meningkat puluhan juta..
Dan di dunia kerja, bisa Miliar atau triliunan :hammer:
Setelah dianalisa, ada beberapa hal kenapa hal tersebut terjadi
1. Karena kita ada budaya Sungkan atau Ewuh Pakewuh
Sungkan untuk mencantumkan berapa besar imbal balik atas kerja keras kita,
entah itu seperti pelesir atau komisinya. Sehingga akibatnya kita membesarkan nilai suatu barang atau kegiatan :hammer:
Dan hal tersebut sudah dianggap rezeki dan hal yang benar :hammer:
2. Tidak adanya proses memperbaiki diri dari satu generasi ke generasi lain
Seperti yang kita ketahui, seperti kegiatan Proyek di OSIS, atau dimanapun, sepertinya tidak ada proses belajar, sehingga kesannya kalau dari generasi sebelumnya ada kesalahan, generasi berikutnya tidak ada evaluasi untuk memperbaiki diri.
3. Ada sikap Tidak Mau tahu
yang membuat bingung adalah,
Kita semua tidak tahu atau Tidak mau tahu gan?
Memang sebenarnya kita juga tidak bisa disalahkan, karena dari senior-senior dulu diajarkan begitu,
tetapi generasi dulu tidak dapat maju,
Apakah kita tidak mau menjadi "Better Generation" ?
Ayo,
bagi yang masih SMP silakan dirunding dengan teman-temannya :)
Yang masih SMA ayo belajar memperbaiki proposal,
jangan korupsi terus :)
Yang masih kuliah, ayo jangan cuma bisa demo tentang Korupsi pemerintah,
tetapi diri sendiri masih "Blow UP" Anggaran :D
Yang sudah Kerja ayo kita memperbaiki diri, untuk generasi yang lebih baik :)
Ingat kan,
Ada Efek Domino Korupsi
Secara Makro,
Cuti kerja di Indonesia cuma 12 hari, sedangkan negara lain sudah 1 bulan - 2 bulan
bahkan Malaysia memiliki cuti kerja normal 14 hari,
masak kita kalah sama malaysia :hammer:
di Luar Negeri, beasiswa S2 ada sangat banyak,
beserta uang saku sebulan 10 juta - 15 juta setiap bulan
Ingat gan, Singapura tidak punya SDM dan SDA,
mereka hanya negara "MAKELAR"
tetapi karena Indeks Persepsi Korupsi mereka 9,2,
MEREKA JAUH LEBIH MAKMUR DARIPADA KITA!
Kita?
SDM = 240 Juta penduduk
SDA = Ribuan Pulau, dan Laut-laut yang kaya ikan...
Kesejahteraan ?
Nihil! :hope:
Apa tidak malu kalah sama negara lebih kecil, seperti Malaysia dan Singapura? :hope:
Ayo perubahan tersebut dimulai dari sendiri gan :)
Thread ane yang lain gan
[/quote][quote]
Lebih Baik Mau Tahu [Kompilasi dari THREAD saya yg diview 140.000 Kali!] (http://ceriwis.us/showthread.php?t=12041233)
</div>