bostempe
27th May 2012, 06:33 PM
Pada suatu ketika dua anak laki-laki kakak- beradik sedang berjalan-jalan menyusuri tepian sungai. Tatkala mereka sedang asyik menikmati gemericik air bening dan temaram senja, tiba-tiba tampaklah oleh mereka seekor kalajengking hanyut terbawa arus sungai.
Hewan yang cukup ditakuti oleh sesamanya ini rupanya belum pernah les berenang, sehingga hanya bisa menggelepar tanpa daya ketika harus tercemplung di dimensi alam yang bukan zona nyamannya. Bisa dipastikan senja itu tidak indah sama sekali bagi kalajengking sial yang tengah hanyut menyongsong hilir ajalnya ini.
Menyaksikan tragedy maut ini, sang adik bergegas mencari-cari ranting pohon atau apa saja yang bisa dipakai untuk mengangkat hewan malang itu dari badan sungai, namun dia tidak menemukan apa pun di sekitar situ yang bisa dipakainya. Rupanya alam belum tentu menyediakan piranti �P3K� di saat-saat genting seperti ini
Kalajengking itu terus terseret arus� tanpa berpikir panjang lagi, sang adik mengejar dari bibir sungai dan langsung mengulurkan tangan kosong meraih kalajengking itu. Kena! Namun, sebelum dia memindahkan kalajengking itu ke daratan aman, si kalajengking rupanya kaget setengah mati ada yang mencekalnya dengan mendadak. Kontan, si kalajengking menghujamkan sengat saktinya ke pencengkeram tak dikenal yang tak diketahui gelagatnya itu.
�Aaaahhhh�!� jerit si adik yang tersengat. Jari-jari mungilnya spontan melepaskan kalajengking yang hendak diselamatkannya itu. Dan� kalajengking itupun kembali tercemplung ke sungai, tergulung riak. Tanpa menggubris keadaan tangannya, sedetik kemudian sang adik kembali menjulurkan tangan yang sama untuk menggapai kalajengking itu sebelum terseret arus lebih jauh. Dia langsung melemparkan kalajengking ke tanah pasir di tepian. Aman� si kalajengkng menggeliat, terpana sejenak, lalu pergi begitu saja, jelas tapa mengucap terima kasih sedikitpun kepada juru selamatnya.
Menyaksikan drama dadakan itu, sang kakak terlongo-longo dan begitu melihat tangan adiknya yang memerah lepuh, mulailah dia mengomel, �Kamu ngapain sih? Lihat tuh sekarang tanganmu jadi begitu!�
�Nggak apa-apa kok Kak, Cuma sakit sedikit saja�,� kata adiknya sembari meniup-niup tangan mungilnya yang agak melepuh.
�Kamu ini menyusahkan saja! Kita kesini kan mau bersenang-senang! Sekarang malah repot jadinya! Kita malah harus ke dokter!� tukas sang kakak.
�Iya kak, maaf kalau jadi merepotkan,� lirih adiknya.
Kakaknya terus menyalahkan, �Kamu kan tahu kalajengking itu bisa menyengat. Ngapain kamu tolong? Itu namanya bodoh!�
Kali ini sang adik menjawab, �Kalajengking menyengat kan kebiasaannya. Apa dia salah? Saya menolong kan sudah kebiasaan saya. Apa saya salah?�
Sang kakak pun terdiam�
[Intinya, apapun perbuatan orang lain terhadap kita, jangan sampai melupakan bahwa kita dilahirkan untuk saling menolong... http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif]
</div>
Hewan yang cukup ditakuti oleh sesamanya ini rupanya belum pernah les berenang, sehingga hanya bisa menggelepar tanpa daya ketika harus tercemplung di dimensi alam yang bukan zona nyamannya. Bisa dipastikan senja itu tidak indah sama sekali bagi kalajengking sial yang tengah hanyut menyongsong hilir ajalnya ini.
Menyaksikan tragedy maut ini, sang adik bergegas mencari-cari ranting pohon atau apa saja yang bisa dipakai untuk mengangkat hewan malang itu dari badan sungai, namun dia tidak menemukan apa pun di sekitar situ yang bisa dipakainya. Rupanya alam belum tentu menyediakan piranti �P3K� di saat-saat genting seperti ini
Kalajengking itu terus terseret arus� tanpa berpikir panjang lagi, sang adik mengejar dari bibir sungai dan langsung mengulurkan tangan kosong meraih kalajengking itu. Kena! Namun, sebelum dia memindahkan kalajengking itu ke daratan aman, si kalajengking rupanya kaget setengah mati ada yang mencekalnya dengan mendadak. Kontan, si kalajengking menghujamkan sengat saktinya ke pencengkeram tak dikenal yang tak diketahui gelagatnya itu.
�Aaaahhhh�!� jerit si adik yang tersengat. Jari-jari mungilnya spontan melepaskan kalajengking yang hendak diselamatkannya itu. Dan� kalajengking itupun kembali tercemplung ke sungai, tergulung riak. Tanpa menggubris keadaan tangannya, sedetik kemudian sang adik kembali menjulurkan tangan yang sama untuk menggapai kalajengking itu sebelum terseret arus lebih jauh. Dia langsung melemparkan kalajengking ke tanah pasir di tepian. Aman� si kalajengkng menggeliat, terpana sejenak, lalu pergi begitu saja, jelas tapa mengucap terima kasih sedikitpun kepada juru selamatnya.
Menyaksikan drama dadakan itu, sang kakak terlongo-longo dan begitu melihat tangan adiknya yang memerah lepuh, mulailah dia mengomel, �Kamu ngapain sih? Lihat tuh sekarang tanganmu jadi begitu!�
�Nggak apa-apa kok Kak, Cuma sakit sedikit saja�,� kata adiknya sembari meniup-niup tangan mungilnya yang agak melepuh.
�Kamu ini menyusahkan saja! Kita kesini kan mau bersenang-senang! Sekarang malah repot jadinya! Kita malah harus ke dokter!� tukas sang kakak.
�Iya kak, maaf kalau jadi merepotkan,� lirih adiknya.
Kakaknya terus menyalahkan, �Kamu kan tahu kalajengking itu bisa menyengat. Ngapain kamu tolong? Itu namanya bodoh!�
Kali ini sang adik menjawab, �Kalajengking menyengat kan kebiasaannya. Apa dia salah? Saya menolong kan sudah kebiasaan saya. Apa saya salah?�
Sang kakak pun terdiam�
[Intinya, apapun perbuatan orang lain terhadap kita, jangan sampai melupakan bahwa kita dilahirkan untuk saling menolong... http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif]
</div>