rajamacan
27th May 2012, 06:32 PM
Maaf nih kalo :repost: gan...
http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/Ez1V557pLs97njFHJqBimA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzY7cT04NTt3PTQ2NQ--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/republika/sukhoi-superjet-100-_120510050623-469.jpg
Silahkan dibaca beritanya.
[/quote]
Moskow (ANTARA/Xinhua-0ANA) - Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus kriminal berkaitan dengan kecelakaan pesawat Rusia Sukhoi Superjet-100 di Indonesia, yang penumpangnya berjumlah setidaknya 45 orang belum ditemukan.
Juru bicara komite Vladimir Markin mengatakan, penyelidikan jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 dimulai pada Kamis.
"Sebagai bagian dari kasus pidana, peneliti harus menganalisis prosedur pelatihan kru pesawat sebelum penerbangan dan untuk menilai kondisi teknis pesawat itu sendiri sebelum meninggalkan Rusia," katanya kepada wartawan.
Teknisi yang mempersiapkan pesawat untuk penerbangan dan karyawan Sukhoi Sipil Aircraft (SCA) yang bertanggung jawab untuk proyek Superjet-100 juga akan diperiksa, katanya.
Perdana Menteri baru Rusia Dmitry Medvedev telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan itu.
Pesawat tersebut lepas landas dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur, namun kemudian Sukhoi Superjet-100 kehilangan kontak pada pukul 14:25 waktu setempat Rabu ketika mencoba untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki di dekat satu bandara kecil di Bogor dalam perjalanan kembali ke pangkalan udara.
Satu pencarian melihat reruntuhan pesawat yang hilang itu di sisi Gunung Salak, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.
Menurut seorang pejabat Indonesia, tim penyelamat telah tiba di tempat kecelakaan itu dan telah menemukan mayat-mayat, tetapi sejauh ini tidak ada yang selamat.
Presiden SCA Vladimir Prisyazhnyuk mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu membawa 45 orang, termasuk delapan warga Rusia, seorang Prancis, seorang warga Amerika Serikat, dua warga Italia, dan 33 orang Indonesia.
Laporan-laporan lain mengenai jumlah orang di dalam pesawat tersebut bervariasi antara 46 dan 50.(rr)
Lanjutannya
Jakarta (ANTARA) - Tim penyelidik kecelakaan pesawat angkut sipil Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) dari Rusia telah tiba di Jakarta guna melakukan kerja sama dalam mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.
Tim yang terdiri atas sejumlah pakar dari Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, Komite Aviasi Antarnegara, perusahaan JSC (United Aircraft Corporation) dan SCA (Sukhoi Civil Aircrafts) berniat secara aktif bersama pihak terkait dari Pemerintah Indonesia dalam melakukan penyelidikan, demikian pernyataan pers Kedubes Rusia di Jakarta, yang diterima ANTARA Jumat (11/5).
Kedubes Rusia di Jakarta juga telah membuka pusat pelayanan darurat atau "crisis center" yang memantau perkembangan informasi evakuasi para korban.
Menurut pernyataan pers tersebut, Kedubes Rusia menyatakan bahwa pesawat nahas itu ditumpangi oleh 45 orang, termasuk delapan awak kabin. Semua penumpang tersebut, menurut informasi yang diterima Kedubes Rusia, merupakan warga negara Indonesia, Rusia, Italia, Amerika Serikat dan Prancis.
Pesawat penumpang Sukhoi pertama itu mengalami kehilangan kontak menyusul kecelakaan yang menyebabkan pesawat jatuh di ketinggian 1.500 meter, sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Pesawat SSJ-100 tersebut mulanya sedang melakukan demonstrasi penerbangan dalam rangka perjalanan keliling "road show" ke sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara.
Hingga saat ini, tim penyelamat gabungan dari Basarnas, TNI dan sukarelawan masih berupaya menuju lokasi jatuhnya pesawat itu untuk selanjutnya mengevakuasi para korban.
Kedubes Rusia menyatakan siap memberi bantuan konsuler kepada para kerabat korban warga negara Rusia yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. (ar)
Kemudian
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT), masih menyelidiki sebab musabab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, yang terjadi Rabu (9/5).
Namun, Pemerintah Rusia sudah melemparkan dugaan. Seperti dilaporkan Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Kamis (10/5), dengan mengutip sebuah sumber, bahwa adanya dugaan pesawat komersil Sukhoi
itu dibajak.
Atau, kemungkinan lain, pesawat yang melakukan demo penerbangan filght di langit Indonesia itu mengalami kecelakan karena jarak pandang yang tidak jelas. Namun, demikian Pemerintah Rusia tidak menjelaskan secara detail mengenai dugaan tersebut.
Disebutkan pesawat Sukhoi Superjet 100 datang pada Selasa (8/5) kemarin sekitar pukul 16.00 WIB di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi ke Indonesia yang akan melaksanakan demo penerbangan dan menurut rencana akan kembali ke negaranya pada Kamis (10/5) hari ini.
Lalu, pada Rabu (9/5), pesawat Sukhoi Superjet 100 berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.00 WIB, namun hilang kontak sekitar pukul 14.33 WIB ketika melintasi Gunung Salak, dengan koordinat diploting dalam radar Bandara Soekarno-Hatta pada koordinat 06 43 08 South dan 106 43 15 East.
Dalam komunikasi via radio terakhir atau 20 menit setelah lepas landas, pilot meminta izin kepada menara Bandara Soekarno Hatta untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 ribu kaki (3.000 meter) menjadi 6.000 ribu kaki (1.800).
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak saat melakukan uji terbang di sekitar Gunung Salak yang berbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor berpenumpang sebanyak 50 orang.
Serpihan pesawat Sukhoi terlihat dari helikopter di kawasan Gunung Salak dengan koordinat 06,42,612 dan titik 1064441,2, sekitar 3,5 kilometer posko Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kamis pagi.
http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/rw_oNPjuOyQIMP6VsnhFDA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzY7cT04NTt3PTQ2NQ--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/republika/sukhoi-superjet-100-_120510045509-477.jpg
Dan Akhirnya
TEMPO.CO , Moskow - Pelanggaran terhadap persyaratan izin ketinggian dianggap antara lain sebagai alasan jatuhnya SSJ-100. Pilot kehormatan dan ahli keamanan penerbangan, Vladimir Gerasimov, menyatakan keyakinannya kecelakaan sepenuhnya karena faktor kecerobohan pilot.
"Pesawat jet menabrak gunung," katanya. "Ini berarti dia turun lebih rendah dari batas aman. Ada ketinggian minimal untuk medan mulus, daerah perbukitan, dan daerah pegunungan. Jika jet sampai celaka, berarti ada aturan ketinggian yang dilanggar."
Jika reruntuhan terletak di 1,5 km dari titik terakhir komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara - ini berarti hanya beberapa detik penerbangan. "Ini berarti kita berbicara bukan tentang pesawatnya, tetapi tentang pilot. Ini kesalahan pilot," katanya.
Seorang pilot Indonesia, yang telah menerbangkan lebih dari 33.000 jam, juga sangat percaya kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia. "Saya tidak bisa tidak bertanya-tanya sendiri, mengapa pilot meminta untuk turun ke 6.000 kaki? Itu melanggar izin ketinggian minimal (minimum obstacle clearance altitude/MOCA). Di lokasi itu, clearance minimum adalah sekitar 11.000 kaki," kata Ronny Rosnadi seperti dikutip Russia Today.
"Pesawat itu seharusnya turun ke ketinggian yang lebih rendah hanya ketika mendekati sebuah titik di selatan pantai Pangandaran. Itu jauh lebih aman," tambahnya.
Rosnadi menyatakan pilot Rusia mungkin telah dalam kondisi tidak stabil saat berada dalam pesawat. "Dia bisa saja terlalu percaya, atau hanya lelah," kata mantan pilot Merpati Nusantara Airlines ini.
TRIP B | RUSSIA TODAY
Ada pendapat seorang pilot Indonesia.
[quote]
TEMPO.CO, Jakarta - Pilot senior Ganahadi Ratnuatmadja menyatakan ketinggian minimum bagi pesawat untuk bisa terbang aman di sekitar Gunung Salak adalah sekitar 9.000 kaki. "Riskan terbang di bawah ketinggian 9.000 kaki di sekitar Gunung Salak, Bogor, " kata Ganahadi dalam wawancara di sebuah stasiun televisi nasional, Kamis 10 Mei 2012 .
Ganahadi tidak berani berspekulasi mengenai penyebab jatuhnya Sukhoi karena semua harus melalui investigasi atau penyelidikan pihak berwenang.
Menurut Ganahadi, berdasarkan pengalamannya, biasanya traffic control di bandara tidak membolehkan pesawat yang terbang di sekitar Gunung Salak menurunkan ketinggian terbangnya di bawah 10.000 ribu kaki, kecuali kondisi di lokasi pure visual (jarak pandang cukup dan jelas).
MARI KITA BERDOA UNTUK PARA KORBAN SUKHOI. Semoga semua selamat.
Jika ada yg tidak selamat mari berdoa semoga amal ibadah para korban diterima di sisi-Nya...
</div>
http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/Ez1V557pLs97njFHJqBimA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzY7cT04NTt3PTQ2NQ--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/republika/sukhoi-superjet-100-_120510050623-469.jpg
Silahkan dibaca beritanya.
[/quote]
Moskow (ANTARA/Xinhua-0ANA) - Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus kriminal berkaitan dengan kecelakaan pesawat Rusia Sukhoi Superjet-100 di Indonesia, yang penumpangnya berjumlah setidaknya 45 orang belum ditemukan.
Juru bicara komite Vladimir Markin mengatakan, penyelidikan jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 dimulai pada Kamis.
"Sebagai bagian dari kasus pidana, peneliti harus menganalisis prosedur pelatihan kru pesawat sebelum penerbangan dan untuk menilai kondisi teknis pesawat itu sendiri sebelum meninggalkan Rusia," katanya kepada wartawan.
Teknisi yang mempersiapkan pesawat untuk penerbangan dan karyawan Sukhoi Sipil Aircraft (SCA) yang bertanggung jawab untuk proyek Superjet-100 juga akan diperiksa, katanya.
Perdana Menteri baru Rusia Dmitry Medvedev telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan itu.
Pesawat tersebut lepas landas dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur, namun kemudian Sukhoi Superjet-100 kehilangan kontak pada pukul 14:25 waktu setempat Rabu ketika mencoba untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki di dekat satu bandara kecil di Bogor dalam perjalanan kembali ke pangkalan udara.
Satu pencarian melihat reruntuhan pesawat yang hilang itu di sisi Gunung Salak, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.
Menurut seorang pejabat Indonesia, tim penyelamat telah tiba di tempat kecelakaan itu dan telah menemukan mayat-mayat, tetapi sejauh ini tidak ada yang selamat.
Presiden SCA Vladimir Prisyazhnyuk mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu membawa 45 orang, termasuk delapan warga Rusia, seorang Prancis, seorang warga Amerika Serikat, dua warga Italia, dan 33 orang Indonesia.
Laporan-laporan lain mengenai jumlah orang di dalam pesawat tersebut bervariasi antara 46 dan 50.(rr)
Lanjutannya
Jakarta (ANTARA) - Tim penyelidik kecelakaan pesawat angkut sipil Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) dari Rusia telah tiba di Jakarta guna melakukan kerja sama dalam mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut.
Tim yang terdiri atas sejumlah pakar dari Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, Komite Aviasi Antarnegara, perusahaan JSC (United Aircraft Corporation) dan SCA (Sukhoi Civil Aircrafts) berniat secara aktif bersama pihak terkait dari Pemerintah Indonesia dalam melakukan penyelidikan, demikian pernyataan pers Kedubes Rusia di Jakarta, yang diterima ANTARA Jumat (11/5).
Kedubes Rusia di Jakarta juga telah membuka pusat pelayanan darurat atau "crisis center" yang memantau perkembangan informasi evakuasi para korban.
Menurut pernyataan pers tersebut, Kedubes Rusia menyatakan bahwa pesawat nahas itu ditumpangi oleh 45 orang, termasuk delapan awak kabin. Semua penumpang tersebut, menurut informasi yang diterima Kedubes Rusia, merupakan warga negara Indonesia, Rusia, Italia, Amerika Serikat dan Prancis.
Pesawat penumpang Sukhoi pertama itu mengalami kehilangan kontak menyusul kecelakaan yang menyebabkan pesawat jatuh di ketinggian 1.500 meter, sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Pesawat SSJ-100 tersebut mulanya sedang melakukan demonstrasi penerbangan dalam rangka perjalanan keliling "road show" ke sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara.
Hingga saat ini, tim penyelamat gabungan dari Basarnas, TNI dan sukarelawan masih berupaya menuju lokasi jatuhnya pesawat itu untuk selanjutnya mengevakuasi para korban.
Kedubes Rusia menyatakan siap memberi bantuan konsuler kepada para kerabat korban warga negara Rusia yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. (ar)
Kemudian
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Komite Nasional Keamanan Transportasi (KNKT), masih menyelidiki sebab musabab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, yang terjadi Rabu (9/5).
Namun, Pemerintah Rusia sudah melemparkan dugaan. Seperti dilaporkan Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Kamis (10/5), dengan mengutip sebuah sumber, bahwa adanya dugaan pesawat komersil Sukhoi
itu dibajak.
Atau, kemungkinan lain, pesawat yang melakukan demo penerbangan filght di langit Indonesia itu mengalami kecelakan karena jarak pandang yang tidak jelas. Namun, demikian Pemerintah Rusia tidak menjelaskan secara detail mengenai dugaan tersebut.
Disebutkan pesawat Sukhoi Superjet 100 datang pada Selasa (8/5) kemarin sekitar pukul 16.00 WIB di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi ke Indonesia yang akan melaksanakan demo penerbangan dan menurut rencana akan kembali ke negaranya pada Kamis (10/5) hari ini.
Lalu, pada Rabu (9/5), pesawat Sukhoi Superjet 100 berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.00 WIB, namun hilang kontak sekitar pukul 14.33 WIB ketika melintasi Gunung Salak, dengan koordinat diploting dalam radar Bandara Soekarno-Hatta pada koordinat 06 43 08 South dan 106 43 15 East.
Dalam komunikasi via radio terakhir atau 20 menit setelah lepas landas, pilot meminta izin kepada menara Bandara Soekarno Hatta untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 ribu kaki (3.000 meter) menjadi 6.000 ribu kaki (1.800).
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak saat melakukan uji terbang di sekitar Gunung Salak yang berbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor berpenumpang sebanyak 50 orang.
Serpihan pesawat Sukhoi terlihat dari helikopter di kawasan Gunung Salak dengan koordinat 06,42,612 dan titik 1064441,2, sekitar 3,5 kilometer posko Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kamis pagi.
http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/rw_oNPjuOyQIMP6VsnhFDA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzY7cT04NTt3PTQ2NQ--/http://media.zenfs.com/id-ID/News/republika/sukhoi-superjet-100-_120510045509-477.jpg
Dan Akhirnya
TEMPO.CO , Moskow - Pelanggaran terhadap persyaratan izin ketinggian dianggap antara lain sebagai alasan jatuhnya SSJ-100. Pilot kehormatan dan ahli keamanan penerbangan, Vladimir Gerasimov, menyatakan keyakinannya kecelakaan sepenuhnya karena faktor kecerobohan pilot.
"Pesawat jet menabrak gunung," katanya. "Ini berarti dia turun lebih rendah dari batas aman. Ada ketinggian minimal untuk medan mulus, daerah perbukitan, dan daerah pegunungan. Jika jet sampai celaka, berarti ada aturan ketinggian yang dilanggar."
Jika reruntuhan terletak di 1,5 km dari titik terakhir komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara - ini berarti hanya beberapa detik penerbangan. "Ini berarti kita berbicara bukan tentang pesawatnya, tetapi tentang pilot. Ini kesalahan pilot," katanya.
Seorang pilot Indonesia, yang telah menerbangkan lebih dari 33.000 jam, juga sangat percaya kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan manusia. "Saya tidak bisa tidak bertanya-tanya sendiri, mengapa pilot meminta untuk turun ke 6.000 kaki? Itu melanggar izin ketinggian minimal (minimum obstacle clearance altitude/MOCA). Di lokasi itu, clearance minimum adalah sekitar 11.000 kaki," kata Ronny Rosnadi seperti dikutip Russia Today.
"Pesawat itu seharusnya turun ke ketinggian yang lebih rendah hanya ketika mendekati sebuah titik di selatan pantai Pangandaran. Itu jauh lebih aman," tambahnya.
Rosnadi menyatakan pilot Rusia mungkin telah dalam kondisi tidak stabil saat berada dalam pesawat. "Dia bisa saja terlalu percaya, atau hanya lelah," kata mantan pilot Merpati Nusantara Airlines ini.
TRIP B | RUSSIA TODAY
Ada pendapat seorang pilot Indonesia.
[quote]
TEMPO.CO, Jakarta - Pilot senior Ganahadi Ratnuatmadja menyatakan ketinggian minimum bagi pesawat untuk bisa terbang aman di sekitar Gunung Salak adalah sekitar 9.000 kaki. "Riskan terbang di bawah ketinggian 9.000 kaki di sekitar Gunung Salak, Bogor, " kata Ganahadi dalam wawancara di sebuah stasiun televisi nasional, Kamis 10 Mei 2012 .
Ganahadi tidak berani berspekulasi mengenai penyebab jatuhnya Sukhoi karena semua harus melalui investigasi atau penyelidikan pihak berwenang.
Menurut Ganahadi, berdasarkan pengalamannya, biasanya traffic control di bandara tidak membolehkan pesawat yang terbang di sekitar Gunung Salak menurunkan ketinggian terbangnya di bawah 10.000 ribu kaki, kecuali kondisi di lokasi pure visual (jarak pandang cukup dan jelas).
MARI KITA BERDOA UNTUK PARA KORBAN SUKHOI. Semoga semua selamat.
Jika ada yg tidak selamat mari berdoa semoga amal ibadah para korban diterima di sisi-Nya...
</div>