kuningtelur
27th May 2012, 06:32 PM
Sebentar lagi, masyarakat Jakarta akan merayakan pesta demokrasi. Mereka akan melakukan pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2012-2016. Lalu, siapa saja sebenarnya sosok yang telah pernah menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Indonesia ini? Mereka ada 12 orang besar. Kita perlu mengenal ke-12 sosok itu. Sebab, selain itu sebagai bentuk penghargaan kita kepadaorang-orang yang pernah berjasa pada Jakarta, itu juga sebagai salah satu informasi yang patut didapat untuk kita tahu tentan sosok pemimpin seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh Jakarta dengan sederet kompleksitasnya. Berikut profil ke-12 Gubernur Jakarta yang pernah memerintah Jakarta sejak zaman kemerdekaan dulu.
1.Suwiryo (1945-1947, 1950-1951)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/tfrnacno.jpg
Dia adalah walikota pertama Jakarta di masa kemerdekaan, yang saat itu statusnya masih di bawah Provinsi Jawa Barat. Pada masa pemerintahan Suwiryo, Belanda masih sering berusaha mendominasi pemerintahan, meskipun ketika itu proklamasi sudah dideklarasikan. Suwiryo kemudian melakukan pergerakan untuk melawan Belanda dengan menasionalisasi pemerintahan dan kekuasan kota. Sikapnya itu membuatnya diasingkan oleh NICA, sehingga pemerintahan Jakarta dialihkan ke Daan Jahja. Namun, pada tahun 1950, beliau menjabat sebagai Gubernur Jakarta atas permintaan Presiden Soekarno.
2.Sjamsuridjal (1951-1953)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/na4xjlrf.jpg
Sebelum menjadi orang nomor satu di Jakarta, Sjamsuridjal telah menjadi Wali Kota Bandung dan Solo. Selama dua tahun kepemimpinannya, Sjamsuridjal harus berkutat dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk. Ia menyelesaikan masalah listrik yang kerap padam dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Ancol. Selain itu, Sjamsuridjal juga membangun persediaan air minum di Karet dengan cara membuat penyaringan air dan menambahkan pipa-pipa untuk menambah suplai air dari Bogor.
3.Sudiro (1953-1960)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/apc2l56o.jpg
Pria yang aktif di berbagai kegiatan pemuda seperti "Jong Java" ini menjadi Gubernur Jakarta yang ke-3. Selama menjabat sebagai gubernur, Sudiro memecah pemerintahan admininistratif RT (Rukun Tetangga) dan Rukun Kampung (RK) menjadi Rukun Warga (RW). Ia juga membagi Jakarta menjadi tiga wilayah kabupaten, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan yang masing-masing dikepalai oleh seorang patih.
4.Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964, 1965-1966)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/9pece4nw.gif
Gubernur Jakarta selanjutnya adalah seorang dokter yang bertugas sebagai dokter militer yang pernah menjadi Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Darat. Di masa jabatannya ini, ia merealisasikan pembangunan Monas, yang telah diprakarsai oleh gubernur sebelumnya. Soemarno juga membangun Patung Pahlawan di Menteng dan Patung Selamat Datang untuk menyambut peserta Asian Games IV. Program lainnya adalah membangun rumah minimum di Raden Saleh, Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan.
5.Henk Ngantung (1964-1965)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xbgegifj.jpg
Pria keturunan Tomohon yang memiliki darah seni yang kental ini bernama lengkap Hendrick Joel Hermanus Ngantung. Meskipun hanya memerintah selama setahun, Henk Ngantung mencoba membenahi Jakarta dengan memprioritaskan masalah penghuni liar. Banyak orang yang tidak setuju ketika Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Gubernur DKI Jakarta, karena ia aktif dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia diberhentikan secara sepihak setelah Revolusi G30SPKI pecah pada tahun 1965 karena dianggap sebagai antek komunis, dan harus menyandang predikat itu hingga akhir hayatnya.
6.Ali Sadikin (1966-1977)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/hvwgljwp.jpg
Selama sebelas tahun masa jabatannya, Gubernur Jakarta yang satu ini dianggap sebagai orang yang paling sukses membangun Jakarta hingga seperti sekarang ini. Kesuksesannya membangun Jakarta membuat Jakarta menjadi kota yang paling dibanggakan oleh penduduk Indonesia dan mampu bersaing dengan kota-kota lainnya di dunia. Lelaki yang akrab dipanggil Bang Ali ini melakukan banyak pembangunan di bidang seni dan budaya, maupun di bidang ekonomi. Ia membangun gelanggang olahraga di lima wilayah kota Jakarta, mendirikan Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Taman Ria Senayan, menjadi penggagas penyelenggaraan Abang None Jakarta, dll. Di bidang pariwisata, ia membangun Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dll. Di bidang ekonomi, Bang Ali membangun Kota Satelit di Pluit, mendirikan Proyek Senen, menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta, dan menetapkan pajak hiburan yang tinggi. Salah satu langkah kontroversial yang diambilnya adalah pembangunan lokalisasi di daerah Kramat Tunggak. Ali Sadikin meninggal dunia di Singapura pada tahun 2008 silam.
7.Tjokropranolo (1977-1982)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xfduhdu6.jpg
Lelaki yang akrab dipanggil Bang Nolly ini berhasil membebaskan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan MH. Thamrin setiap Sabtu dan Minggu pagi, sehingga jalan protokol tersibuk di Jakarta itu bisa digunakan untuk olahraga dan jalan pagi. Ia juga melanjutkan program pendahulunya, Ali Sadikin, untuk menekan angka urbanisasi ke Jakarta. Bang Nolly juga kerap mendatangi berbagai pabrik untuk melihat secara langsung kesejahteraan para buruh dan dari sana ia akan mendapatkan gagasan untuk penetapan upah mereka. Ia juga berusaha untuk merelokasi puluhan ribu pedagang kaki lima dengan cara memberikan tempat khusus bagi mereka untuk berjualan. Sayangnya, hal tersebut kurang terlaksana karena para pedagang kaki lima masih kerap kali berdagang di bahu jalan.
8.Soeprapto (1982-1987)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/gnfkhevd.jpg
Sebelum menduduki kursi DKI-1, lelaki yang pernah menjalani pendidikan militer ini sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri. Semasa kepemimpinanannya, Soeprapto membangun Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk menggantikan bandara di Kemayoran dan Cililitan. Selain itu, ia juga membuat master plan DKI Jakarta untuk periode 1985-2005 yang dikenal dengan nama Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Bagian Wilayah Kota.
9.Wiyogo Atmodarminto (1988-1992)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/wpin92lx.jpg
Lelaki yang akrab disapa Bang Wi ini sempat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Jepang sebelum mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bang Wi menerapkan konsep BMW (Bersih, Manusiawi, dan Wibawa), dengan program kerjanya yang berencana untuk membebaskan kawanan becak, solusi masalah sengketa tanah, pengembalian fungsi Taman Merdeka, dll. Di masa jabatannya, Pekan Raya Jakarta dipindahkan dari Monas ke Kemayoran.
10.Surjadi Soedirja (1992-1997)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/tz6iktle.jpg
Melalui slogan �Teguh Beriman�, Surjadi Soedirja memiliki sembilan target dalam masa jabatannya, yaitu pengendalian kependudukan, penanganan pemukiman kumuh, pembinaan sektor informal, peningkatan pelayanan masyarakat, pembinaan aparatur, peningkatan penerimaan daerah, kebersihan, kesehatan lingkungan serta penghijauan, lalu lintas dan angkutan umum dan keterpaduan pembangunan sosial kemasyarakatan. Surjadi Soedirja juga membangun proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, memperbanyak daerah resapan air, juga merencanakan pembangunan subway dan jalan susun tiga. Dalam masa jabatannya, Jakarta menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha, dengan amanat, "Samya Krida Tata Tenteram Karta Raharja". Penghargaan itu diterima atas hasil karya tertinggi dalam melaksanakan Pembangunan Lima Tahun Kelima, sehingga memberikan manfaat yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan DKI Jakarta khususnya, dan Indonesia umumnya.
11.Sutiyoso (1997-2002, 2002-2007)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/f44xiizj.jpg
Sutiyoso atau yang akrab dipanggil Bang Yos ini adalah satu-satunya Gubernur jakarta yang merasakan lima periode pergantian Presiden RI. Lelaki kelahiran Malang, 6 Desember 1944 ini menggagas Pola Transportasi Makro yang bertumpu pada tiga hal, yaitu jalan (busway), rel (monorail), dan air. Proyek busway yang dikerjakannya berhasil menyelesaikan 10 koridor bus Trans Jakarta yang kini dapat dinikmati oleh warga Jakarta. Ia juga mengusulkan kebijakan pembatasan lalu lintas dengan harapan Jakarta akan terbebas dari kemacetan paling lambat di tahun 2010. Sayangnya, ia tampaknya belum berhasil mengatasi masalah yang semakin lama semakin menggerogoti Jakarta itu
12.Fauzi Bowo (2007-2012)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/lipklc7q.jpg
Fauzi Bowo yang kerap dipanggil Bang Foke ini adalah Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2007-2012, juga menjadi calon gubernur DKI untuk periode selanjutnya. Lelaki yang memperoleh cum laude dari Universitat Kaiserlautern, Jerman, dan memperoleh gelar Doktor Ingenieur (Ing) di bidang arsitektur ini telah malang melintang di bidang birokrasi Pemerintah DKI Jakarta. Namun, banyak pihak yang merasa kalau kepemimpinan lelaki asli Betawi ini belum dapat dirasakan oleh penduduk Jakarta.
Lalu, siapa Gubernur Jakarta selanjutnya? Anda, para warga Jakarta, yang menentukannya!
[Tika/Mizan.com/Sumber Gambar: Wikipedia/dari berbagai sumber]
sumber:http://www.mizan.com/index.php?fusea...ews_det&id=548 (http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=548)
</div>
1.Suwiryo (1945-1947, 1950-1951)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/tfrnacno.jpg
Dia adalah walikota pertama Jakarta di masa kemerdekaan, yang saat itu statusnya masih di bawah Provinsi Jawa Barat. Pada masa pemerintahan Suwiryo, Belanda masih sering berusaha mendominasi pemerintahan, meskipun ketika itu proklamasi sudah dideklarasikan. Suwiryo kemudian melakukan pergerakan untuk melawan Belanda dengan menasionalisasi pemerintahan dan kekuasan kota. Sikapnya itu membuatnya diasingkan oleh NICA, sehingga pemerintahan Jakarta dialihkan ke Daan Jahja. Namun, pada tahun 1950, beliau menjabat sebagai Gubernur Jakarta atas permintaan Presiden Soekarno.
2.Sjamsuridjal (1951-1953)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/na4xjlrf.jpg
Sebelum menjadi orang nomor satu di Jakarta, Sjamsuridjal telah menjadi Wali Kota Bandung dan Solo. Selama dua tahun kepemimpinannya, Sjamsuridjal harus berkutat dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan penduduk. Ia menyelesaikan masalah listrik yang kerap padam dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Ancol. Selain itu, Sjamsuridjal juga membangun persediaan air minum di Karet dengan cara membuat penyaringan air dan menambahkan pipa-pipa untuk menambah suplai air dari Bogor.
3.Sudiro (1953-1960)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/apc2l56o.jpg
Pria yang aktif di berbagai kegiatan pemuda seperti "Jong Java" ini menjadi Gubernur Jakarta yang ke-3. Selama menjabat sebagai gubernur, Sudiro memecah pemerintahan admininistratif RT (Rukun Tetangga) dan Rukun Kampung (RK) menjadi Rukun Warga (RW). Ia juga membagi Jakarta menjadi tiga wilayah kabupaten, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan yang masing-masing dikepalai oleh seorang patih.
4.Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964, 1965-1966)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/9pece4nw.gif
Gubernur Jakarta selanjutnya adalah seorang dokter yang bertugas sebagai dokter militer yang pernah menjadi Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Darat. Di masa jabatannya ini, ia merealisasikan pembangunan Monas, yang telah diprakarsai oleh gubernur sebelumnya. Soemarno juga membangun Patung Pahlawan di Menteng dan Patung Selamat Datang untuk menyambut peserta Asian Games IV. Program lainnya adalah membangun rumah minimum di Raden Saleh, Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan.
5.Henk Ngantung (1964-1965)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xbgegifj.jpg
Pria keturunan Tomohon yang memiliki darah seni yang kental ini bernama lengkap Hendrick Joel Hermanus Ngantung. Meskipun hanya memerintah selama setahun, Henk Ngantung mencoba membenahi Jakarta dengan memprioritaskan masalah penghuni liar. Banyak orang yang tidak setuju ketika Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Gubernur DKI Jakarta, karena ia aktif dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia diberhentikan secara sepihak setelah Revolusi G30SPKI pecah pada tahun 1965 karena dianggap sebagai antek komunis, dan harus menyandang predikat itu hingga akhir hayatnya.
6.Ali Sadikin (1966-1977)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/hvwgljwp.jpg
Selama sebelas tahun masa jabatannya, Gubernur Jakarta yang satu ini dianggap sebagai orang yang paling sukses membangun Jakarta hingga seperti sekarang ini. Kesuksesannya membangun Jakarta membuat Jakarta menjadi kota yang paling dibanggakan oleh penduduk Indonesia dan mampu bersaing dengan kota-kota lainnya di dunia. Lelaki yang akrab dipanggil Bang Ali ini melakukan banyak pembangunan di bidang seni dan budaya, maupun di bidang ekonomi. Ia membangun gelanggang olahraga di lima wilayah kota Jakarta, mendirikan Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Taman Ria Senayan, menjadi penggagas penyelenggaraan Abang None Jakarta, dll. Di bidang pariwisata, ia membangun Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dll. Di bidang ekonomi, Bang Ali membangun Kota Satelit di Pluit, mendirikan Proyek Senen, menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta, dan menetapkan pajak hiburan yang tinggi. Salah satu langkah kontroversial yang diambilnya adalah pembangunan lokalisasi di daerah Kramat Tunggak. Ali Sadikin meninggal dunia di Singapura pada tahun 2008 silam.
7.Tjokropranolo (1977-1982)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/xfduhdu6.jpg
Lelaki yang akrab dipanggil Bang Nolly ini berhasil membebaskan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan MH. Thamrin setiap Sabtu dan Minggu pagi, sehingga jalan protokol tersibuk di Jakarta itu bisa digunakan untuk olahraga dan jalan pagi. Ia juga melanjutkan program pendahulunya, Ali Sadikin, untuk menekan angka urbanisasi ke Jakarta. Bang Nolly juga kerap mendatangi berbagai pabrik untuk melihat secara langsung kesejahteraan para buruh dan dari sana ia akan mendapatkan gagasan untuk penetapan upah mereka. Ia juga berusaha untuk merelokasi puluhan ribu pedagang kaki lima dengan cara memberikan tempat khusus bagi mereka untuk berjualan. Sayangnya, hal tersebut kurang terlaksana karena para pedagang kaki lima masih kerap kali berdagang di bahu jalan.
8.Soeprapto (1982-1987)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/gnfkhevd.jpg
Sebelum menduduki kursi DKI-1, lelaki yang pernah menjalani pendidikan militer ini sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri. Semasa kepemimpinanannya, Soeprapto membangun Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk menggantikan bandara di Kemayoran dan Cililitan. Selain itu, ia juga membuat master plan DKI Jakarta untuk periode 1985-2005 yang dikenal dengan nama Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Bagian Wilayah Kota.
9.Wiyogo Atmodarminto (1988-1992)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/wpin92lx.jpg
Lelaki yang akrab disapa Bang Wi ini sempat menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Jepang sebelum mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bang Wi menerapkan konsep BMW (Bersih, Manusiawi, dan Wibawa), dengan program kerjanya yang berencana untuk membebaskan kawanan becak, solusi masalah sengketa tanah, pengembalian fungsi Taman Merdeka, dll. Di masa jabatannya, Pekan Raya Jakarta dipindahkan dari Monas ke Kemayoran.
10.Surjadi Soedirja (1992-1997)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/tz6iktle.jpg
Melalui slogan �Teguh Beriman�, Surjadi Soedirja memiliki sembilan target dalam masa jabatannya, yaitu pengendalian kependudukan, penanganan pemukiman kumuh, pembinaan sektor informal, peningkatan pelayanan masyarakat, pembinaan aparatur, peningkatan penerimaan daerah, kebersihan, kesehatan lingkungan serta penghijauan, lalu lintas dan angkutan umum dan keterpaduan pembangunan sosial kemasyarakatan. Surjadi Soedirja juga membangun proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, memperbanyak daerah resapan air, juga merencanakan pembangunan subway dan jalan susun tiga. Dalam masa jabatannya, Jakarta menerima penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha, dengan amanat, "Samya Krida Tata Tenteram Karta Raharja". Penghargaan itu diterima atas hasil karya tertinggi dalam melaksanakan Pembangunan Lima Tahun Kelima, sehingga memberikan manfaat yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan DKI Jakarta khususnya, dan Indonesia umumnya.
11.Sutiyoso (1997-2002, 2002-2007)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/f44xiizj.jpg
Sutiyoso atau yang akrab dipanggil Bang Yos ini adalah satu-satunya Gubernur jakarta yang merasakan lima periode pergantian Presiden RI. Lelaki kelahiran Malang, 6 Desember 1944 ini menggagas Pola Transportasi Makro yang bertumpu pada tiga hal, yaitu jalan (busway), rel (monorail), dan air. Proyek busway yang dikerjakannya berhasil menyelesaikan 10 koridor bus Trans Jakarta yang kini dapat dinikmati oleh warga Jakarta. Ia juga mengusulkan kebijakan pembatasan lalu lintas dengan harapan Jakarta akan terbebas dari kemacetan paling lambat di tahun 2010. Sayangnya, ia tampaknya belum berhasil mengatasi masalah yang semakin lama semakin menggerogoti Jakarta itu
12.Fauzi Bowo (2007-2012)
http://cdn-u.kaskus.co.id/72/lipklc7q.jpg
Fauzi Bowo yang kerap dipanggil Bang Foke ini adalah Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan 2007-2012, juga menjadi calon gubernur DKI untuk periode selanjutnya. Lelaki yang memperoleh cum laude dari Universitat Kaiserlautern, Jerman, dan memperoleh gelar Doktor Ingenieur (Ing) di bidang arsitektur ini telah malang melintang di bidang birokrasi Pemerintah DKI Jakarta. Namun, banyak pihak yang merasa kalau kepemimpinan lelaki asli Betawi ini belum dapat dirasakan oleh penduduk Jakarta.
Lalu, siapa Gubernur Jakarta selanjutnya? Anda, para warga Jakarta, yang menentukannya!
[Tika/Mizan.com/Sumber Gambar: Wikipedia/dari berbagai sumber]
sumber:http://www.mizan.com/index.php?fusea...ews_det&id=548 (http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=548)
</div>