PDA

View Full Version : [Cermin]Sepenggal Kenangan Mendaki Gunung Salak


rajamacan
27th May 2012, 06:31 PM
[/quote]





Hari itu aku dan Kikin yang duduk disebelahku gelisah. Sebentar-sebentar kami melihat jam. Rasanya lama sekali pelajaran kimia ini berakhir. Bu Halida masih asyik menerangkan cara menyelesaikan soal-soal titrasi. Aduuh ampuun�.aku sudah pusing duluan menghitung berapa kadar larutan asam, basa yang harus dicari. Kikin yang melihat aku mengernyitkan dahi menjulurkan lidahnya, �wek sapa suruh masuk Ipa, njelimet tau?� Aku hanya bisa mendelik membalas ledekannya. Untungnya bel panjang yang kami tunggu-tunggu berbunyi juga.



Sampai di rumah jam 1 siang, aku bergegas, mandi, sholat Zuhur, makan siang dan menyambar ransel yang sudah kusiapkan sejak semalam. Aku pamitan sama kakak sambil berlari. Surat izin mendaki sudah kukantongi sejak semalam. Wah bisa terlambat nih. Jam 2 siang aku sudah sampai di rumah Kikin di seputaran Senopati. Rencananya kami berenam akan mendaki gunung salak. Kami berlima perempuan dan seorang cowok teman Kikin yang akan memandu kami.



Ini adalah pendakianku yang kedua bersama Kikin, teman sebangkuku. Jam 2 lebih sedikit kami mulai bergerak. Perjalanan kali ini sangat mengesankan, karena setelah turun dari bis kota, kami sambung dengan menyetop truk bak terbuka yang melintas di jalan tol jagorawi. Supirnya baik hati membolehkan kami menumpang sampai Cicurug, Sukabumi. Setelah itu, bismillah�kami berlompatan satu persatu ke dalam truk. Kak Eji satu-satunya cowok yang ada dalam rombongan, kami daulat jadi fotographer dadakan. Waw, aku yang berjins ria dengan kemeja kotak-kotak biru dan keempat temanku yang imut-imut lalu berpose di atas truk yang melaju.



Alhamdulillah, sebelum jam 5 sore kami sudah sampai di Cicurug dan melanjutkan perjalanan dengan angkot ke Cidahu. Sebelum magrib kamipun tiba di Cangkuang, Cidahu dan langsung menuju rumah Pak IA begitu kami memanggilnya. Pak IA sudah dikenal oleh para pendaki karena mengizinkan rumahnya dipakai untuk menginap. Malam Minggu itu kamipun bermalam di rumah pak IA. Kami tidur cepat karena besok pagi sesudah subuh akan memulai pendakian.



Jalur yang akan kami daki adalah jalur aman bagi pemula seperti kami. Tujuan kami tidak sampai di puncak, tapi hanya sampai di kawah ratu saja yang berada di pinggang gunung salak. Pagi itu cuaca cerah, kami mengawali perjalanan dengan berdoa. Jalur yang kami lewati bervariasi, jalanan datar, naik dan turun. Kemudian kami memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon besar. Selanjutnya jalan yang kami lalui mulai lembab dan basah. Suara gemericik airpun mulai terdengar. Owh rupanya kami sudah hampir mendekati sungai berbatu-batu yang berair jernih. Kamipun beristirahat sebentar sambil mengambil foto.



Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Jalan yang kami tempuh semakin licin dan curam. Kamipun berpegangan pada akar-akar pohon agar tidak tergelincir. Setelah tiga setengah jam, sampailah kami di persimpangan jalan. Kami mengambil jalan ke kiri menuju Kawah Ratu. Bila ingin menuju puncak gunung Salak bisa mengambil jalur kanan. Semakin mendekati Kawah Ratu, bau khas belerang mulai memenuhi udara. Alhamdulillah tepat pukul 11 kami tiba di Kawah Ratu. Cuacapun cukup bersahabat.



Perjalanan turun sebetulnya relatif mudah. Tetapi karena gerimis, jalan yang kami tempuh menjadi licin dan becek. Tidak jarang kami terpeleset, dan harus berpegangan pada akar-akar pohon yang berada di kiri-kanan jalan setapak yang kami lewati. Alhamdulillah sebelum gelap kami sudah sampai di Cidahu dan selamat tiba di rumah pukul 9 malam.



Tiba-tiba aku terkejut mendengar sirene ambulan. Album kenangan yang terekam dalam memoriku mendadak buyar. Rupanya suara sirene itu berasal dari televisi yang sedang meliput evakuasi korban penumpang pesawat Sukhoi. Turut merasa pilu dan ngilu walau tidak mengenal korban dan keluarganya. Turut mendoakan agar korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Peristiwa kematian sejatinya memunculkan sebuah kesadara. Betapa kita tidak pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana maut menjemput.



Ya Allah nasib diri kami dan alam semesta ini sesungguhnya berada dalam genggaman-Mu. Bimbinglah kami agar hidup kami bermakna dan memberi manfaat bagi banyak orang. Jadikan kami orang yang pandai bersyukur. Dan bila saatnya tiba, tetapkanlah kami dalam iman dan kecintaanku pada-Mu.






SUMBER (http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/05/12/sepenggal-kenangan-mendaki-gunung-salak/)












NB: Cerita ini hanyalah copas dari sumber d atas, dan yg mengalami bukan TS :D

Berhubung kejadian sokhoi lagi anget2nya, g ada salahnya kan share cerita... :D







Bantu :rate5 nya ya gan...

Bila berkenan boleh kasih :melon:nya...



Jangan lupa mampir juga ke thread ane yg lainnya gan.


[quote]





Maafkan aku sayang,cintaku abadi untukmu (http://ceriwis.us/showthread.php?t=14336774) [Cerpen]

Astaga..!! apa tidak ada kah belas kasihan ibu ini? (http://ceriwis.us/showthread.php?t=14402937)

TBC dan ciri2 nya (http://ceriwis.us/showthread.php?t=10793153)

Takshasila, universitas pertama di dunia (http://ceriwis.us/showthread.php?t=12174765)

Tips agar bisa konsentrasi (http://ceriwis.us/showthread.php?t=10224056)







</div>