kuningtelur
27th May 2012, 06:23 PM
[/quote]
sesudah di baca Budayakan rate dan coment gan >>> http://static.kaskus.co.id/images/rating/rating_5.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gif
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
PEJUANG LINGKUNGAN HIDUP
http://u.kaskus.co.id/26/r8suovhg.jpg
Badri Ismaya
Badri adalah mantan penjarah kayu di Gunung Telaga Warna Bogor. Ia sempat menjadi buronan dan kabur meninggalkan keluarganya. Dengan sebuah peristiwa religi, ia kemudian tobat dan menjadi pecinta lingkungan.
Sejak tahun 1980, ia mulai berkiprah untuk melakukan penghijauan, dan program pelestarian alam lainnya. Ia bahkan mampu melakukan penyuluhan di wilayahnya. Kini, banyak orang dari berbagai kalangan datang dan belajar kepadanya. Ia bahkan sempat mendapat tawaran untuk tinggal di Malaysia & Perancis, tapi ia menolaknya dengan alasan Indonesia masih memerlukannya.
http://u.kaskus.co.id/26/e0unamuv.jpg
Sariban
Setelah pensiun dari pegawai kebersihan di RS. Cicendo Bandung, Sariban tak mengghentikan aktivitasnya dalam membesihkan sampah. Bahkan secara rutin setiap senin hingga sabtu, ia melakukan patroli keliling kota memunguti setiap sampah yang mengotori kota dan mencabuti paku yang menancap di pohon. Baginya, pohon harus bersih dari paku agar kehidupannya tak terganggu.
Sepedah tua yang sudah di-design khusus sebagai sepeda patrol kebersihan menemaninya setiap hari. Ia tak peduli ketika banyak orang menganggapnya gila. Bahkan salah satu putranya sempat malu mengakui sebagai ayahnya.
Sariban akan mudah kita temui di tengah-tengah acara perhelatan seperti demostrasi massa. Bukan untuk ikut berdemo, tapi untuk memunguti sampah-sampah yang berserakan.
http://u.kaskus.co.id/26/vr8nqoao.jpg
Sholikin
Pada awalnya, banyak orang menuduh Sholikin gila. Karena dia dan sejumlah temannya yang percaya berusaha menguruk laut seluas 400 hektar hanya dengan modal cangkul dan bambu.
Siang dan malam, dengan peralatan terbatas � sebuah alat penyedot air yang sudah tua � dia menciptakan lahan baru yang kering. Diatas lahan itu lalu mereka Tanami dengan pohon bakau, mangrove, dan pohon-pohon tanaman keras lainnya. Sebuah aksi untuk melawan abrasi laut.
Tanah hasil reklamasi ala Sodikin itu kini dijadikan tambak ikan dan garam oleh warga setempat. Di tanah ini pulalah warga desa mendirikan bangunan rumah dan ditinggali sampai sekarang.
http://u.kaskus.co.id/26/varps5iu.jpg
Abuwena
Kerja keras Abu Wenna dimulai pada 1994, dimana dia mulai menanam tanaman mangrove. Dia mulai menyisiri pantai 103 kilometer (panjang pesisir pantai Teluk Bone di Wajo) hanya untuk menggalakkan penanaman bakau. Ini dilakukan Abu selama sebulan tanpa pulang kerumah.
Tak ada petani tambak lain yang mau menerima tawaran Abuwena untuk membantunya menanam bakau. Hanya cacian yang ia terima, bahkan mereka mengatakan bahwa pekerjaan menanam itu sangat sia-sia.
Abuwena tak putus asa, karena putus asa baginya berarti kehilangan tambak-tambak sebagai sumber penghasilan warga di sana. Dengan berbagai pendekatan lebih dari tiga tahun, akhirnya sejumlah petani tambak lainnya mulai tergerak untuk ikut menanam mangrove.
Kini mangrove sepanjang 17 kilometer dengan lebar 50 meter yang mengelilingi beberapa sungai mulai terbebas dari abrasi. Masih ada 86 kilometer lagi yang harus dikerjakan Abuwena dan petani lainnya.
http://u.kaskus.co.id/26/y7fgaov7.jpg
Sriyatun Djupri
Ketika tahun 1973 Sriatun hijrah ke Surabaya dari kotanya asalnya Trenggalek. Ia merasa tersentuh melihat kehidupan masyarakat yang tak peduli lingkungan. Namun, baru tahun 1986 Sriatun mulai berani menggerakkan warga sekitar untuk melakukan gerakan cinta lingkungan.
Ia memulai dengan mengingatkan para tetangga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Cemoohan demi cemoohan ia dapatkan. Tapi lewat kesempatannya menjadi ketua penggerak kader PKK maka ia berhasil mengajak warga untuk peduli lingkungan. Bahkan kepedulian itu kinin sudah menghasilkan tambahan penghasilan masyarakat setempat. Sriatun mengajarkan mereka untuk membuat kerajinan dari limbah dan sampah.
Dari 40 kader yang ia bangun, kini telah berkembang menjadi 1.000 kader yang tersebar di 14 kelurahan. Selain itu, Keberhasilan Sriyatun tercatat telah diikuti 18 kecamatan di Kota Surabaya, bahkan di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Sumenep, Probolinggo, Sidoarjo, Sorong, Dumai, Jakarta dan beberapa kota di Lampung, Aceh dan Kalimantan.
http://u.kaskus.co.id/26/rubfjxhm.jpg
Victor Emanuel Rayon /Baba Akong
Baba Akong dan istrinya, Anselina Nona adalah korban tsunami yang terjadi pada 12 Desember 1992. Tapi bencana tidak meruntuhkan semangat hidup mereka, bahkan mereka melawan nasib dengan menghijaukan kembali pesisir Pantai Ndete, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Setelah harta bendanya habis karena bencana itu, Baba Akong meminta perhiasan istrinya, untuk dbelikan poly bag dan bibit pohon bakau. Bahkan penghasilannya sebagai� nelayan yang tak seberapa ia pakai juga untuk terus membeli bibit dan poly bag. Satu harapannya, jika tsunami datang lagi, pohon bakau itulah yang akan menjadi penyelamat jiwanya dan warga yang hidup di pesisir pantai tersebut.
Pada awalnya ia hanya berdua bersama istri, tetangganya sempat menganggap ia gila. Tapi keteguhan baba Akong pada akhirnya mendapat dukungan sekitar 2.000 orang untuk menanam pohon bakau di pesisir Pantai Ndete. Setelah 16 tahun Baba Akong bersama kelompoknya sudah menghijaukan 23 hektare.
[quote]
http://u.kaskus.co.id/26/gi2tisko.jpg
Chaerudin /Bang Idin
Demi menyelamatkan Sungai Pesangrahan, Chaeruddin rela dianggap gila. Bertahun-tahun ia mengarungi sungai dengan rakit kayu dari hulu ke hilir untuk menanam dan merawat pepohonan di bantaran sungai.
Tahun 1993 Bang Idin mengajak petani lainnya, tapi baru pada tahun 1997 mereka bersama-sama menghutankan kembali bantaran Sungai Pesanggrahan. Selain menanam tanaman produktif, para petani juga sepakat untuk menghutankan kembali bantaran sungai.
Kini ribuan pohon sudah menjadi pemandangan yang asri di pinggiran Sungai Pesanggrahan. Awalnya mereka hanya menghutankan bantaran sepanjang1-2 km, kini kelompok tani yang diberi nama Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga Buana itu telah menghijaukan 35 kilometer bantaran kali.
Lanjut>>>>> #3
</div>
sesudah di baca Budayakan rate dan coment gan >>> http://static.kaskus.co.id/images/rating/rating_5.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sundulgans.gif
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
PEJUANG LINGKUNGAN HIDUP
http://u.kaskus.co.id/26/r8suovhg.jpg
Badri Ismaya
Badri adalah mantan penjarah kayu di Gunung Telaga Warna Bogor. Ia sempat menjadi buronan dan kabur meninggalkan keluarganya. Dengan sebuah peristiwa religi, ia kemudian tobat dan menjadi pecinta lingkungan.
Sejak tahun 1980, ia mulai berkiprah untuk melakukan penghijauan, dan program pelestarian alam lainnya. Ia bahkan mampu melakukan penyuluhan di wilayahnya. Kini, banyak orang dari berbagai kalangan datang dan belajar kepadanya. Ia bahkan sempat mendapat tawaran untuk tinggal di Malaysia & Perancis, tapi ia menolaknya dengan alasan Indonesia masih memerlukannya.
http://u.kaskus.co.id/26/e0unamuv.jpg
Sariban
Setelah pensiun dari pegawai kebersihan di RS. Cicendo Bandung, Sariban tak mengghentikan aktivitasnya dalam membesihkan sampah. Bahkan secara rutin setiap senin hingga sabtu, ia melakukan patroli keliling kota memunguti setiap sampah yang mengotori kota dan mencabuti paku yang menancap di pohon. Baginya, pohon harus bersih dari paku agar kehidupannya tak terganggu.
Sepedah tua yang sudah di-design khusus sebagai sepeda patrol kebersihan menemaninya setiap hari. Ia tak peduli ketika banyak orang menganggapnya gila. Bahkan salah satu putranya sempat malu mengakui sebagai ayahnya.
Sariban akan mudah kita temui di tengah-tengah acara perhelatan seperti demostrasi massa. Bukan untuk ikut berdemo, tapi untuk memunguti sampah-sampah yang berserakan.
http://u.kaskus.co.id/26/vr8nqoao.jpg
Sholikin
Pada awalnya, banyak orang menuduh Sholikin gila. Karena dia dan sejumlah temannya yang percaya berusaha menguruk laut seluas 400 hektar hanya dengan modal cangkul dan bambu.
Siang dan malam, dengan peralatan terbatas � sebuah alat penyedot air yang sudah tua � dia menciptakan lahan baru yang kering. Diatas lahan itu lalu mereka Tanami dengan pohon bakau, mangrove, dan pohon-pohon tanaman keras lainnya. Sebuah aksi untuk melawan abrasi laut.
Tanah hasil reklamasi ala Sodikin itu kini dijadikan tambak ikan dan garam oleh warga setempat. Di tanah ini pulalah warga desa mendirikan bangunan rumah dan ditinggali sampai sekarang.
http://u.kaskus.co.id/26/varps5iu.jpg
Abuwena
Kerja keras Abu Wenna dimulai pada 1994, dimana dia mulai menanam tanaman mangrove. Dia mulai menyisiri pantai 103 kilometer (panjang pesisir pantai Teluk Bone di Wajo) hanya untuk menggalakkan penanaman bakau. Ini dilakukan Abu selama sebulan tanpa pulang kerumah.
Tak ada petani tambak lain yang mau menerima tawaran Abuwena untuk membantunya menanam bakau. Hanya cacian yang ia terima, bahkan mereka mengatakan bahwa pekerjaan menanam itu sangat sia-sia.
Abuwena tak putus asa, karena putus asa baginya berarti kehilangan tambak-tambak sebagai sumber penghasilan warga di sana. Dengan berbagai pendekatan lebih dari tiga tahun, akhirnya sejumlah petani tambak lainnya mulai tergerak untuk ikut menanam mangrove.
Kini mangrove sepanjang 17 kilometer dengan lebar 50 meter yang mengelilingi beberapa sungai mulai terbebas dari abrasi. Masih ada 86 kilometer lagi yang harus dikerjakan Abuwena dan petani lainnya.
http://u.kaskus.co.id/26/y7fgaov7.jpg
Sriyatun Djupri
Ketika tahun 1973 Sriatun hijrah ke Surabaya dari kotanya asalnya Trenggalek. Ia merasa tersentuh melihat kehidupan masyarakat yang tak peduli lingkungan. Namun, baru tahun 1986 Sriatun mulai berani menggerakkan warga sekitar untuk melakukan gerakan cinta lingkungan.
Ia memulai dengan mengingatkan para tetangga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Cemoohan demi cemoohan ia dapatkan. Tapi lewat kesempatannya menjadi ketua penggerak kader PKK maka ia berhasil mengajak warga untuk peduli lingkungan. Bahkan kepedulian itu kinin sudah menghasilkan tambahan penghasilan masyarakat setempat. Sriatun mengajarkan mereka untuk membuat kerajinan dari limbah dan sampah.
Dari 40 kader yang ia bangun, kini telah berkembang menjadi 1.000 kader yang tersebar di 14 kelurahan. Selain itu, Keberhasilan Sriyatun tercatat telah diikuti 18 kecamatan di Kota Surabaya, bahkan di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Sumenep, Probolinggo, Sidoarjo, Sorong, Dumai, Jakarta dan beberapa kota di Lampung, Aceh dan Kalimantan.
http://u.kaskus.co.id/26/rubfjxhm.jpg
Victor Emanuel Rayon /Baba Akong
Baba Akong dan istrinya, Anselina Nona adalah korban tsunami yang terjadi pada 12 Desember 1992. Tapi bencana tidak meruntuhkan semangat hidup mereka, bahkan mereka melawan nasib dengan menghijaukan kembali pesisir Pantai Ndete, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Setelah harta bendanya habis karena bencana itu, Baba Akong meminta perhiasan istrinya, untuk dbelikan poly bag dan bibit pohon bakau. Bahkan penghasilannya sebagai� nelayan yang tak seberapa ia pakai juga untuk terus membeli bibit dan poly bag. Satu harapannya, jika tsunami datang lagi, pohon bakau itulah yang akan menjadi penyelamat jiwanya dan warga yang hidup di pesisir pantai tersebut.
Pada awalnya ia hanya berdua bersama istri, tetangganya sempat menganggap ia gila. Tapi keteguhan baba Akong pada akhirnya mendapat dukungan sekitar 2.000 orang untuk menanam pohon bakau di pesisir Pantai Ndete. Setelah 16 tahun Baba Akong bersama kelompoknya sudah menghijaukan 23 hektare.
[quote]
http://u.kaskus.co.id/26/gi2tisko.jpg
Chaerudin /Bang Idin
Demi menyelamatkan Sungai Pesangrahan, Chaeruddin rela dianggap gila. Bertahun-tahun ia mengarungi sungai dengan rakit kayu dari hulu ke hilir untuk menanam dan merawat pepohonan di bantaran sungai.
Tahun 1993 Bang Idin mengajak petani lainnya, tapi baru pada tahun 1997 mereka bersama-sama menghutankan kembali bantaran Sungai Pesanggrahan. Selain menanam tanaman produktif, para petani juga sepakat untuk menghutankan kembali bantaran sungai.
Kini ribuan pohon sudah menjadi pemandangan yang asri di pinggiran Sungai Pesanggrahan. Awalnya mereka hanya menghutankan bantaran sepanjang1-2 km, kini kelompok tani yang diberi nama Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga Buana itu telah menghijaukan 35 kilometer bantaran kali.
Lanjut>>>>> #3
</div>