rajamacan
27th May 2012, 06:17 PM
[/quote]
sebelumnya, budayakan komen dan :rate5 ya gan. Ane ga nolak :melonndan: ato yg abu2 juga gpp :D
Langsung aja, cekidot!
Satu keluarga sedang
makan malam. Mereka
bahagia dan tertawa-
tawa gembira. Ibu
tersedak saking
senangnya.
Mereka ternyata menertawai
layar handphone. Papa
kirim imel, Mama main
Facebook, Karin ngakak
baca update-an Twitter,
Rara menyumpal kuping dengan earbud. Dimas
bibirnya monyong-
monyong. Lagi
membantai tentara Iraq
di PSP, katanya. Nenek
tak mau kalah! Dia mendengarkan radio, dari
hape juga.
Kakek memperhatikan
mereka satu per satu.
Bibir menyunggingkan
senyum. Tapi mata
menyiratkan duka. Dia
melirik satu majalah dan membaca judulnya pelan.
Untung judul artikel itu
hurufnya besar. Kakek
tak membutuhkan
kacamata bacanya.
"Teknologi: Mendekatkan
yang jauh. Menjauhkan
yang dekat?"
Kakek menarik napas
dalam. Hidungnya samar-
samar membaui aroma
kopi tubruk, tawa
hangat, pelukan sahabat,
dan percakapan di tengah malam buta. Aroma kopi
terus menghanyutkan
pikiran kakek,
menuntunnya ke labirin
masa lalu. Di masa semua
masih sederhana, dan satu pelukan masih
berharga.
Kakek ingat
saat berdebat dengan
Nenek, menyekolahkan
Papa ke UI, atau ITB?
Sekarang, nenek lebih cinta dengan hp ber-radionya. Kakek mendesah.
Hembusan dingin di
tengkuk melemparkan
Kakek ke sofa empuk
masa kini. AC kafe ini
sangat dingin. Sedingin istri-anak-cucunya.
Tiba-tiba Papa berseru senang. Suara pertama yang dia keluarkan. "Tender
berhasil! Thank you
BlackBerry" Kakek berharap, dia yang dipeluk, bukan si
BlackBerry. Tak lama,
Mama juga berteriak
"Aku dapet kristal baru!
Diskon 50%! Thanks, FB!" Kakek ikut senang, walau
dia tak mengerti, apa itu
fb?
Makan malam selesai.
Papa yang membayar.
Semua senang. "Papa,
minggu depan ikut lagi,
ya? Enak kalo kumpul
gini.." Kakek tersenyum. Pahit. Buat Kakek, makna
berkumpul adalah
ngobrol dengan manusia.
Bukan menertawai layar
hp, olahraga jempol,
menyumpal kuping dan senyum sendiri.
Tapi Kakek tetap senang
masih bisa berkumpul.
Keluarga. Itu yang
terpenting. Teknologi tak
akan pernah bisa menggantikan sentuhan
hangat dan senyum tulus.
Kakek sudah tak sabar
makan malam bersama
lagi. Dia punya satu
rencana besar. Begitu
bergairahnya, jemari
Kakek sampai bergetar. Tremor.
Tapi, tak pernah lagi
Kakek diajak makan
malam bersama.
Keluarganya memusuhinya. Papa terpaksa harus beli 5 hape lagi, satu PSP buat
Dimas, dan satu iPod
baru. Kakek telah
melempar barang-barang
itu ke panci Shabu-shabu.
Walaupun sedih, Kakek
senang. Tindakannya
sudah membuat mereka
semua ?berkomunikasi?
tanpa bantuan teknologi.
[quote]
betapa orang
begitu terbuai
berkomunikasi jarak jauh
dengan berbagai jejaring sosial yang sekarang
ada... teknologi semakin
pesat... tidak mengenal
batas usia, tua muda,
miskin kaya.... tapi ya... itu tadi...
membuat kita semakin
lupa akan eksistensi
orang2 sekitar... kadang
saya sendiri suka heran,
mau janjian ataupun mengungkapkan masalah
pribadi kok lewat
jejaring sosial... ada positifnya memang,
dimana kita jadi bisa tau
bagaimana kondisi
teman kita tanpa harus
bertanya/kirim sms satu2
kepada mereka... tapi ada baiknya juga jika
kita lebih bijak
menyikapi
perkembangan teknologi
jaman sekarang...
dimanfaatkan untuk hal2 yang positif...
bukan justru
"mendekatkan yang
jauh... menjauhkan yang
dekat... "
Gimana gan?
Ceritanya ane dapet dari @aMrazing (http://twitter.com/aMrazing) yang bisa diliat disini (http://amrazing007.tumblr.com/post/21971415165/kakek-dan-teknologi) dengan sedikit editan dari ane :) big thanks for him!
</div>
sebelumnya, budayakan komen dan :rate5 ya gan. Ane ga nolak :melonndan: ato yg abu2 juga gpp :D
Langsung aja, cekidot!
Satu keluarga sedang
makan malam. Mereka
bahagia dan tertawa-
tawa gembira. Ibu
tersedak saking
senangnya.
Mereka ternyata menertawai
layar handphone. Papa
kirim imel, Mama main
Facebook, Karin ngakak
baca update-an Twitter,
Rara menyumpal kuping dengan earbud. Dimas
bibirnya monyong-
monyong. Lagi
membantai tentara Iraq
di PSP, katanya. Nenek
tak mau kalah! Dia mendengarkan radio, dari
hape juga.
Kakek memperhatikan
mereka satu per satu.
Bibir menyunggingkan
senyum. Tapi mata
menyiratkan duka. Dia
melirik satu majalah dan membaca judulnya pelan.
Untung judul artikel itu
hurufnya besar. Kakek
tak membutuhkan
kacamata bacanya.
"Teknologi: Mendekatkan
yang jauh. Menjauhkan
yang dekat?"
Kakek menarik napas
dalam. Hidungnya samar-
samar membaui aroma
kopi tubruk, tawa
hangat, pelukan sahabat,
dan percakapan di tengah malam buta. Aroma kopi
terus menghanyutkan
pikiran kakek,
menuntunnya ke labirin
masa lalu. Di masa semua
masih sederhana, dan satu pelukan masih
berharga.
Kakek ingat
saat berdebat dengan
Nenek, menyekolahkan
Papa ke UI, atau ITB?
Sekarang, nenek lebih cinta dengan hp ber-radionya. Kakek mendesah.
Hembusan dingin di
tengkuk melemparkan
Kakek ke sofa empuk
masa kini. AC kafe ini
sangat dingin. Sedingin istri-anak-cucunya.
Tiba-tiba Papa berseru senang. Suara pertama yang dia keluarkan. "Tender
berhasil! Thank you
BlackBerry" Kakek berharap, dia yang dipeluk, bukan si
BlackBerry. Tak lama,
Mama juga berteriak
"Aku dapet kristal baru!
Diskon 50%! Thanks, FB!" Kakek ikut senang, walau
dia tak mengerti, apa itu
fb?
Makan malam selesai.
Papa yang membayar.
Semua senang. "Papa,
minggu depan ikut lagi,
ya? Enak kalo kumpul
gini.." Kakek tersenyum. Pahit. Buat Kakek, makna
berkumpul adalah
ngobrol dengan manusia.
Bukan menertawai layar
hp, olahraga jempol,
menyumpal kuping dan senyum sendiri.
Tapi Kakek tetap senang
masih bisa berkumpul.
Keluarga. Itu yang
terpenting. Teknologi tak
akan pernah bisa menggantikan sentuhan
hangat dan senyum tulus.
Kakek sudah tak sabar
makan malam bersama
lagi. Dia punya satu
rencana besar. Begitu
bergairahnya, jemari
Kakek sampai bergetar. Tremor.
Tapi, tak pernah lagi
Kakek diajak makan
malam bersama.
Keluarganya memusuhinya. Papa terpaksa harus beli 5 hape lagi, satu PSP buat
Dimas, dan satu iPod
baru. Kakek telah
melempar barang-barang
itu ke panci Shabu-shabu.
Walaupun sedih, Kakek
senang. Tindakannya
sudah membuat mereka
semua ?berkomunikasi?
tanpa bantuan teknologi.
[quote]
betapa orang
begitu terbuai
berkomunikasi jarak jauh
dengan berbagai jejaring sosial yang sekarang
ada... teknologi semakin
pesat... tidak mengenal
batas usia, tua muda,
miskin kaya.... tapi ya... itu tadi...
membuat kita semakin
lupa akan eksistensi
orang2 sekitar... kadang
saya sendiri suka heran,
mau janjian ataupun mengungkapkan masalah
pribadi kok lewat
jejaring sosial... ada positifnya memang,
dimana kita jadi bisa tau
bagaimana kondisi
teman kita tanpa harus
bertanya/kirim sms satu2
kepada mereka... tapi ada baiknya juga jika
kita lebih bijak
menyikapi
perkembangan teknologi
jaman sekarang...
dimanfaatkan untuk hal2 yang positif...
bukan justru
"mendekatkan yang
jauh... menjauhkan yang
dekat... "
Gimana gan?
Ceritanya ane dapet dari @aMrazing (http://twitter.com/aMrazing) yang bisa diliat disini (http://amrazing007.tumblr.com/post/21971415165/kakek-dan-teknologi) dengan sedikit editan dari ane :) big thanks for him!
</div>